Sukses

Indonesia MICE Youth Challenge 2024 Buka Kesempatan Mahasiswa Adu Ide Bikin Event Seru Berteknologi

Industri MICE merupakan tulang punggung sektor parekraf di Indonesia. Perlu darah segar mahasiswa agar sektor ini bisa terus hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Industri MICE adalah tulang punggung pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Indonesia. Dibutuhkan darah segar agar industri tersebut bisa terus hidup.

Untuk itu, Indonesia Exhibition Companies Association (IECA) bekerja sama dengan Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) akan menggelar The Indonesia MICE Youth Challenge 2024 pada 29--30 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC). Itu adalah kompetisi bagi mahasiswa di bidang MICE, bisnis, dan pariwisata untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan menampilkan ide-ide inovatif untuk industri.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Rabu (24/4/2024), lewat kompetisi tersebut, para mahasiswa bisa beradu ide seru untuk mengembangkan pasar Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) di Indonesia. Di sisi lain, peserta juga bisa mendapatkan pengalaman industri dengan mengembangkan konsep, menguji coba bisnis, dan mengatur acara MICE.

"Kami sangat senang dapat menyediakan platform dan kesempatan bagi para profesional MICE Indonesia di masa depan untuk berkreasi sekaligus terhubung dengan rekan-rekan dari daerah lain yang berpartisipasi untuk menginspirasi ide dan berbagi semangat untuk bisnis ini," kata Ketua IECA Hosea Andreas Runkat.

Sementara, Ketua INCCA Iqbal Alan Abdullah menilai ada dinamika industri MICE dari konvensional menjadi digital. Untuk itu, dibutuhkan inovasi baru dari generasi muda untuk menjadi lebih unggul dan contoh bagi dunia.

"Industri MICE Indonesia membutuhkan inovasi dan pemikiran yang visioner. Sudah saatnya para mahasiswa mengeluarkan ada ide-ide ‘gilanya’ yang ada di isi kepalanya agar bisa menjawab kebutuhan pelaku industri untuk saat ini dan 10 tahun ke depan, sehingga Indonesia menjadi destinasi MICE unggulan di Asia," kata Iqbal.

 

2 dari 4 halaman

Adopsi Teknologi demi Dapat Cuan

Iqbal mengatakan bahwa kompetisi itu bertujuan untuk menciptakan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi agar mampu mengombinasikan penyelenggaraan event konvensional bersanding dengan teknologi terkini.

"Sehingga, para peserta dari luar negeri yang berhalangan hadir karena alasan suatu hal tetap tidak kehilangan momen, akan tetapi peserta tersebut tetap berbayar dengan menggunakan akses teknologi tertentu," urainya.

"Indonesia memiliki 36 Prodi MICE dan diharapkan masing-masing kampus mengirimkan perwakilannya lebih dari satu. Pemenangnya nanti akan kita sponsori untuk ikut kompetisi lagi di level Asia, hingga dunia," imbuhnya.

Kompetisi Indonesia MICE Youth Challenge ini akan dinilai oleh tim juri yang terdiri dari perwakilan dari IECA, INCCA, Professional Exhibition Organizer (PEO), Professional Convention Organizer (PCO), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik (Kemenparekraf).  Deputi Bidang Produk Pariwisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu mengapresiasi Indonesia MICE Youth Challenge yang diinisiasi oleh IECA dan INCCA dalam mempersiapkan SDM yang handal dan profesional.

3 dari 4 halaman

Perubahan Tren Penyelenggaraan Event

"Hal ini selaras dengan perkembangan yang ada di Kemenparekraf, yakni semangat yang adaptif, kolaboratif, dan juga inovatif. Kita akan support, dengan resources yang ada, kemudian memperluas lagi baik dari sisi kualitas maupun kuantitas untuk kita kirimkan ke level regional dan global," kata pria yang akrab disapa VJ.

VJ menekankan terjadi perubahan dalam penyelenggaraan kegiatan MICE. Ia menyatakan bahwa ke depan, para peserta tidak harus hadir ke lokasi penyelenggaraan. "Sudah saatnya mengarah ke sana dan kita harus mengantisipasinya dari sekarang," katanya.

Sejak awal pemulihan, Indonesia terus menggenjot sektor MICE dan event untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman). Pada 2022, banyak kegiatan berskala internasional digelar di Indonesia, mulai dari G-20, World Tourism Day, hingga Global Risk Reduction Meeting, yang mayoritas digelar di Bali. Indonesia juga menjadi tuan rumah gelar MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB. Belum lagi ada event budaya yang diharapkan bisa menarik kunjungan wisman.

"Leisure biasanya mengambil 63--65 persen (jumlah wisman), sedangkan MICE dan wisata minat khusus sekitar 20 persen. Saat ini, angka dari MICE ini yang akan disasar," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Rizky Handayani dalam dalam Jumpa Pers Akhir Tahun di Jakarta, secara hybrid, Senin, 27 Desember 2021.

4 dari 4 halaman

Kharisma Event Nusantara 2024

Selain konser-konser internasional, Kemenparekraf juga menggenjot Kharisma Event Nusantara untuk menarik wisnus dan wisman. Setelah melalui proses kurasi selama tiga bulan, 110 dari 252 event usulan masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN). Bertajuk 'Budaya Indonesia Panggung Dunia', penyelenggaraan KEN yang berlangsung setiap bulan itu didorong mampu meraup pendapatan hingga Rp15,48 triliun.

"Event kita ini harus cuan," ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam peluncuran KEN di Taman Mini, Sabtu malam, 27 Januari 2024.

"Targetnya tahun ini terdapat peningkatan pergerakan ekonomi hingga bisa mencapai 20--25 persen dari tahun lalu, dan harapannya juga ikut menopang 1,2 miliar sampai 1,5 miliar pergerakan wisnus di 2024," imbuhnya dalam jumpa pers seusai peluncuran KEN.

Ia sebelumnya menjelaskan penyelenggaraan KEN 2023 diklaim berkontribusi terhadap peningkatan nilai produksi barang dan jasa (output) di Indonesia mencapai Rp212,2 miliar serta Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp198,6 miliar. Sementara, nilai perputaran uang dari 7,36 pengunjung acara KEN 2023, baik lokal, domestik, maupun asing, mencapai Rp12,38 triliun.

 

Video Terkini