Sukses

Hati-Hati dengan Salmonisasi MPASI di Indonesia, Apa Maksudnya?

Saat tiba di Indonesia, ikan salmon yang sudah tiba di Indonesia biasanya baunya amis meski sudah dimasak. Kondisinya berbeda dengan ikan lokal yang kita beli di pasar maupun supermarket.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu makanan yang sering disarankan dikonsumsi untuk anak-anak, terutama sebagai makanan pendamping ASI (MPASI), adalah ikan laut yang mengandung Onega 3. salmon termasuk pilihan populer para orangtua, terutama ibu-ibu muda, untuk MPASI anak mereka.

Padahal, tak selalu salmon adalah pilihan ikan terbaik untuk MPASI. Karena itu, ahli gizi masyarakat, Dr. dr Tan Shot Yen mengingatkan bahaya salmonisasi yang menjangkiti ibu-ibu muda di Indonesia. Istilah itu ditujukan pada sikap terlalu mempercayai salmon sebagai asupan yang bergizi dan baik bagi anak-anak mereka.

“Tak usah ikut-ikutan memberika salmon untuk anak-anak, terutama untuk MPASI. Masih banyak ikan lokal yang lebih bergizi dan jauh lebih murah dan mudah didapatkan," kata Dr Tan kepada Nikita Willy dalam podcast Mom’s Corner di akun Youtube ‘Nikita Willy Official’ pada 20 April 2024.

Ia pun mendukung para ibu yang menghindari ikan salmon karena harganya termsuk mahal dan hanya tersedia di tempat-tempat tertentu saja. Mereka memilih ikan laut lain yang juga punya kandungan Omega 3 yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

"Jadi ikan salmon ini kan nggak ada di perairan Indonesia, harus diimpor dari Eropa, Amerika atau paling dekat Australia. Bukan cuma soal harganya yang mahal, ikan ini sudah nggak segar lagi waktu sampai di Indonesia. Apa ada jamiman ikan salmon ini selalu ditempatkan di freezer box? Kan bisa aja dikeluarkan beberapa kali buat dipindahkan boksnya," sambungnya.

Dr Tan menambahkan, karena kondisinya yang sudah tidak segar lagi, salmon yang sudah tiba di Indonesia biasanya berbau amis meski sudah dimasak. Kondisinya tentu berbeda dengan ikan lokal yang dibeli di pasar maupun supermarket.

2 dari 4 halaman

Kandungan Omega 3 Ikan Lokal

"Kalau ikan laut yang segar itu bau laut, nah kalo salmon cenderung bau amis, dan amis itu artinya setengah busuk atau menjelang busuk. Jadi udah, lupakan salmon, lebih baik konsumsi ikan lokal yang juga punya banyak kandungan Omega 3-nya seperti kembung, tuna, tongkol, teri, kerapu, kudu-kudu dan masih banyak lagi," ungkap Dr Tan.

Bukannya anti-salmon, ahli gizi ini menilai adalah hal yang ironis jika Indonesia yang kaya dengan berbagai jenis ikan laut, lebih memilih ikan impor yang harganya lebih mahal, jumlahnya tidak banyak, dan dipertanyakan kesegarannya. Selain ikan laut, sejumlah ikan air tawar juga mengandung gizi dan protein tinggi, di antaranya ikan lele, mujair, patin, nila dan gurame.

"Negara kita punya kondisi geografis yang didominasi oleh perairan laut dan darat. Jadi, sumber daya ikan lokal yang kita miliki banyak banget ragamnya. Ikan lokal juga punya nilai gizi tinggi yang nggak kalah dibanding ikan-ikan impor seperti salmon. Harganya pun pasti lebih murah. Jadi nggak ada alasan lagi buat tidak mengonsumsi ikan lokal," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Ikan untuk MPASI

Mengandung banyak zat gizi seperti asam lemak esensial Omega 3, tambahan ikan pada menu MPASI anak ini dapat berkontribusi pada perkembangan otak hingga sistem kekebalan tubuhnya. Pemberian MPASI yang mulai dilakukan pada bayi berusia di atas 6 bulan ini penting untuk mencukupi kebutuhan mikronutrien dan makronutrien si kecil.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan kanal Citizen6 Liputan6.com, berikut beberapa jenis ikan lokal yang mudah ditemui, namun berdampak besar bagi perkembangan otak anak jika ditambahkan dalam menu harian MPASI.

1. Ikan Bandeng

Dalam takaran 100 gram ikan bandeng, terkandung 17,1 gram protein dan 20,3 gram lemak. Kedua kandungan ini ditambah kandungan DHA yang tinggi dalam ikan bandeng bermanfaat dalam proses perkembangan sel-sel otak anak.

Selain itu, 659 miligram fosfor, 1.422 miligram kalsium, dan 1,9 gram zat besinya bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Mengingat duri ikan bandeng cukup banyak dan menyebar, metode presto untuk mengolahnya sangat dianjurkan agar aman ketika dikonsumsi si kecil.

4 dari 4 halaman

2. Ikan Lele

Ikan berkumis yang hidup di air tawar ini kaya akan kandungan omega 3 nya bermanfaat untuk kesehatan jantung dan fungsi otak. Kandungan kalsium serta vitamin D di dalamnya berperan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang pada anak. Tak hanya itu, kandungan vitamin B12 nya juga berkontribusi pada pembentukan sel darah merah, kesehatan otan, serta proses sintesis DNA anak.

3. Ikan Mujair

Jenis ikan air tawar yang satu ini juga bisa menjadi pilihan menu MPASI untuk anak. Ikan Mujair dapat berperan dalam membantu proses pertumbuhan si kecil. Kandungan nutrisi di dalamnya pun cukup lengkap, meliputi kalori, protein, lemak, kalsium, kalium, fosfor, dan zat besi.

4. Ikan Patin

Ikan patin mengandung hingga 68,6 persen protein dan omega 3 yang bagus untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Kandungan ragam mineralnya yang juga tinggi, bermanfaat dalam menjaga otot saraf dan tulang pada bayi.

5. Ikan Kembung

Menurut laporan dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, kandungan gizi ikan kembung secara umum ditemukan lebih tinggi dari ikan salmon. Maka dari itu, ikan lokal satu ini bisa jadi opsi menu MPASI anak yang kaya nutrisi tapi tetap terjangkau.