Sukses

Kuburan Massal di Gaza Ungkap Kejahatan Israel, Pencurian Organ hingga Korban Dikubur Hidup-Hidup

Israel diduga melakukan perbuatan keji itu di dalam dan sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Paramedis, tim penyelamat, dan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menduga pasukan Israel telah melakukan pengambilan organ dan mengubur hidup-hidup sejumlah warga Palestina. Israel melakukannya di dalam dan sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Mengutip TRT World, Jumat (26/4/2024), paramedis dan tim penyelamat langsung melaporkan tindakan keji tentara Israel ini. Setidaknya 392 mayat, termasuk 165 orang tak dikenal, ditemukan di tiga kuburan massal setelah penarikan militer Israel dari Khan Younis, awal bulan ini.

Bukti mengejutkan mengenai penyiksaan, termasuk dipasung dengan pengekang plastik dan pelecehan, muncul dari video dan foto para korban. Yang mengkhawatirkan, beberapa jenazah menunjukkan tanda-tanda sayatan bedah yang tidak sesuai praktik setempat.

Hal ini memicu kekhawatiran akan pengambilan organ, menurut laporan di kantor berita resmi Palestina WAFA. Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med mengatakan pada 21 April 2024 bahwa pihaknya memiliki “kekhawatiran” tentang kemungkinan pencurian organ dari mayat warga Palestina.

Dugaan muncul menyusul laporan dari para profesional medis di Gaza yang memeriksa beberapa mayat. LSM tersebut mengklaim telah mendokumentasikan militer Israel menyita puluhan jenazah dari rumah sakit Al Shifa dan Indonesia di Gaza utara, serta rumah sakit lain di selatan wilayah kantong tersebut.

Di antara penemuan mengerikan di sekitar Rumah Sakit Nasser adalah tubuh seorang gadis muda yang mengenakan gaun bedah. Bukti ini menunjukkan bahwa ia mungkin dikubur hidup-hidup, bersama korban lain yang mengenakan pakaian serupa. 

2 dari 4 halaman

Kecurigaan Dikubur Hidup-Hidup

Akram al Satarri, seorang jurnalis yang tinggal di Gaza, mengatakan pada outlet berita AS, Democracy Now, "Beberapa orang diikat. Beberapa orang (korban) membawa peralatan medis di tangan mereka, seperti kanula. Tampaknya mereka dikubur hidup-hidup."

Kecurigaan lebih lanjut muncul dari adanya luka tembak, yang mengisyaratkan kemungkinan eksekusi di lapangan. Penggunaan kain kafan jauh dari standar, jenazah yang dikuburkan dalam tumpukan sedalam tiga meter, dan konteks agresi yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina menggarisbawahi betapa gawatnya situasi ini.

"Kami menemukan tiga kuburan massal, yang pertama di depan kamar mayat, yang kedua di belakang kamar mayat, dan yang ketiga di utara gedung dialisis," kata seorang pejabat dari Pertahanan Sipil Palestina di Gaza saat konferensi pers pada Kamis, 25 April 2024.

Tentara Israel mengakui bahwa "mayat yang dikuburkan warga Palestina" telah diperiksa tentara yang mencari sandera. Mereka tidak secara langsung menjawab tuduhan bahwa pasukan Israel berada di balik pembunuhan tersebut. 

3 dari 4 halaman

PBB dan Uni Eropa Serukan Penyelidikan

Sejumlah orangtua di Gaza mengatakan pada AFP bahwa beberapa jenazah yang ditemukan telah dikuburkan kerabatnya. PBB, Uni Eropa, dan Prancis menyerukan penyelidikan independen terhadap kuburan massal tersebut.

Pada Kamis, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Israel harus menyelidiki sendiri sehubungan kuburan massal tersebut. Israel telah membunuh lebih dari 34.305 warga Palestina, 70 persen di antaranya bayi, anak-anak, dan wanita, serta melukai sedikitnya 77 ribu orang.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Para ahli, seperti Francesca Albanese, pelapor khusus PBB mengenai situasi HAM di wilayah Palestina, mengatakan ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. 

Diketahui, ini bukan kuburan massal pertama yang digali di fasilitas medis di Jalur Gaza. Penemuan ini menyusul temuan lain pada awal bulan ini di Kompleks Medis al-Shifa di Kota Gaza, yang dulunya adalah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Al-Shifa hancur usai serangan selama dua minggu oleh pasukan Israel pada akhir Maret 2024.

4 dari 4 halaman

Israel Terlilit Utang Rp694 Triliun

Mengutip laporan kanal Bisnis Liputan6.com, 24 April 2024, perang Israel-Hamas di Gaza mendongkrak utang Israel jadi dua kali lipat pada 2023. Hal itu disampaikan Kementerian Keuangan negara tersebut.

Mengutip TRT World, Israel mencatat utang sebesar 43 miliar dolar AS (sekitar Rp694,36 triliun asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp16.148). Setengah dari jumlah utang itu sekitar 81 miliar shekel sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023.

Sementara itu, sepanjang 2022, Israel mencatat utang 16,9 miliar dolar AS. Accountant General Yali Rotenberg menuturkan, 2023 merupakan tahun penuh tantangan yang membutuhkan kenaikan pembiayaan, serta penyesuaian taktis dan strategi.

"Meski terdapat banyak ketidakpastian dan tantangan, kemampuan meningkatkan utang di pasar lokal dan global, bahkan di masa perang, dalam volume yang signifikan dan rasio cukupan yang sangat tinggi, menunjukkan tingginya aksesibilitas Israel terhadap pasar dan bukti dari kekuatan ekonomi Israel," kata dia.

Total utang Israel jadi 62,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2023, naik dari 60,5 persen pada 2022 karena lonjakan belanja perang. Rasio utang itu akan mencapai 67 persen pada 2024.