Sukses

Jawa Timur Penghasil Sampah ke-2 Terbesar Nasional, TPST Magersari Buat Solusi Sistem Kelola Sampah Anorganik Digital

Rekosistem didukung oleh Konsorsium Perusahaan Jepang resmi bekerja sama dengan Pemkot Mojokerto dalam hal pengelolaan sampah di TPST Magersari. Targetnya adalah 30 persen sampah anorganik di tempat pembuangan tersebut dapat dikelola.

Liputan6.com, Jakarta - TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Magersari di Kota Mojokerto, Jawa Timur bakal punya sistem pengelolaan sampah andal dengan pemantauan sampah secara real-time. TPST Magersari juga akan dilengkapi dengan teknologi digital dari Rekosistem yang mempermudah pendataan sampah untuk dikelola.

"TPST ini akan dilengkapi sensor IoT dan integrasi Machine Learning," sebut Joshua Valentino, Co-Founder dan Chief Operating Officer Rekosistem saat Penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kota Mojokerto dan PT Khazanah Hijau Indonesia pada 22 April 2024 di Kota Mojokerto,

Berdasarkan rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Joshua menjelaskan, PT Khazanah Hijau Indonesia yang menaungi start-up ecopreneur Rekosistem mengikutsertakan dukungan dari Konsorsium Perusahaan Jepang. Adapun fungsi dari kedua teknologi tersebut adalah untuk meningkatkan analisis dan optimalisasi sistem pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang, terutama sampah anorganik.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup pada 2022, Provinsi Jawa Timur menduduki posisi peringkat kedua di Indonesia sebagai penghasil sampah terbesar. Secara total produksi sampah di daerah tersebut mencapai 5 juta ton. Sedangkan, TPST Magersari menampung setidaknya 82 ton sampah per harinya untuk kawasan Kota Mojokerto.

Sampah yang dihasilkan Provinsi Jawa Timur setidaknya menyumbang 13,83 persen dari total 35,8 juta ton sampah secara nasional. Target ke depannya, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah sampah anorganik yang dikelola hingga 30 persen setiap tahunnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berharap Bisa Kelola Sampah dari Seluruh TPS di Mojokerto

Selain ingin meningkatkan tingkat daur ulang anorganik, kerja sama ini juga bertujuan untuk mengajak lebih banyak masyarakat Mojokerto berkontribusi. Pengurangan emisi karbon jadi tujuan selanjutnya untuk menciptakan gaya hidup baru yang berbasis prinsip berkelanjutan.

Kerja sama ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran tanggung jawab setiap individu atas produk pasca konsumsinya. Langkah tersebut akan meningkatkan laju daur ulang kota untuk mengurangi volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Ernest Layman, Co-Founder dan Chief Executive Officer Rekosistem, mengatakan, "Kami sangat senang menjadi bagian dari kerja sama ini untuk mengelola sampah di Kota Mojokerto melalui TPST Magersari. Ke depannya, Rekosistem berharap dapat mengelola seluruh TPS di Kota Mojokerto dan mewujudkan ekosistem berkelanjutan."

Sementara itu, dua konsorsium Jepang yang turut berkolaborasi yaitu, CLOMA dan JICA tidak hanya memberikan dukungan secara finansial, namun juga akses untuk mengadopsi pendekatan para perusahaan yang berada di dalam konsorsium tersebut yang terbukti sukses dalam mengatasi tantangan pengelolaan sampah di Jepang.

3 dari 4 halaman

Pemda Dukung Kerja Sama untuk Atasi Masalah Sampah di Mojokerto

Dalam acara yang sama, Pj Walikota Mojokerto, Mohammad Ali Kuncoro menuturkan bahwa persoalan pengelolaan sampah di kotanya adalah hal yang kompleks, salah satu permasalahannya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat soal bahaya sampah. Ali mengatakan bahwa penandatanganan kerja sama dengan pihak swasta seperti Rekosistem dan Konsorsium Jepang di Indonesia adalah langkah besar untuk mengubah wajah kotanya.

"Melalui TPST Magersari, kami berharap dapat mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi kota kami," ucap Ali.

Selain Ali, pihak pemangku kepentingan lain yaitu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto yang selama ini mengelola permasalahan sampah di kota tersebut turut memberikan persetujuan dan dukungan atas program tersebut. "Kami percaya bahwa melalui langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," sebut Amin Wachid selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto.

 

4 dari 4 halaman

Kampanye #PilahKemasSetor

Selain mendukung pengelolaan berprinsip ekonomi sirkular, Rekosistem juga mendorong keberlanjutan lingkungan dengan kampanye #PilihKemasSetor. Kampanye dilakukan dengan memberikan insentif berupa rewards points di Aplikasi Rekosistem jika menyetor sampah anorganik melalui Reko Waste Station.

Rewards point tadi dapat dikumpulkan dan ditukar menjadi saldo e-wallet ataupun reward lainnya. Pada 2023, jumlah transaksi penyetoran sampah di Reko Waste Station adalah sebanyak 53.600 setoran sampah yang tersebar di 40 Reko Waste Station dan drop box.

Selain dalam bentuk waste station, Rekosistem turut mengembangkan fasilitas pemulihan materi, Reko Hub. Di Reko Hub, sampah yang dikumpulkan akan dipilah, diolah, dan disalurkan ke industri daur ulang atau tempat pemrosesan sampah yang bertanggung jawab. Kini, Reko Hub telah tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Tidak terbatas pada sampah-sampah berbahan plastik, Reko Hub turut memanfaatkan sampah yang sulit didaur ulang, bahkan mengubahnya menjadi energi terbarukan. Hal demikian dapat terlaksana dengan adanya kerja sama antara Rekosistem dengan PLN guna mengurangi emisi karbon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini