Liputan6.com, Jakarta - Kumpulan awan mendung yang bergulung memayungi wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat sore, 26 April 2024, terasa kontras dengan nuansa di dalam Django's Barlicious Texas BBQ. Desain interior restoran yang sudah punya tiga cabang di Jakarta ini mencolok dengan warna-warna berani yang serasi dengan piring sajinya.
Visual itu dilengkap dekorasi foto koboi yang seolah ingin sejenak mengajak para pelanggan sebentar berada di Texas. Menempati ruang seluas lima ratus meter persegi, restoran ini berspesialisasi di olahan daging asap khas negara bagian populer di Amerika Serikat itu.
"Saat saya pertama kali belajar membuat daging asap, saya benar-benar belajar dari dasar: bagaimana menyalakan api dan mengendalikannya," kata founder-nya, Werner Jaysons, di kesempatan itu.
Advertisement
Pria asal Jerman yang pernah bekerja di restoran fine dining di New York City ini mendapati cara memasaknya sama dengan teknik tradisional Indonesia. "Sama-sama dimasak memakai kayu bakar," sebut Jaysons.
Ia menyambung, preferensi tingkat kematangan daging kebanyakan orang Indonesia, yakni well done dan bertekstur empuk, "sempurna" untuk cara memasak daging asap. "Dagingnya diasap selama 22 jam. (Setelah matang), teksturnya agak mirip dengan rendang," menurut juru masak yang pertama kali datang ke Indonesia pada 1996 tersebut.
Alih-alih memanfaatkan rempah dalam memperkaya rasa sebagaimana olahan khas Sumatra Barat itu, Jaysons memakai dry aged meat sebagai bahan utama daging asapnya. "Proses itu mengeluarkan rasa alami dari daging," sebutnya.
Memperkenalkan Kultur Texas
Jaysons menjelaskan, dry aged meat disimpan di ruangan khusus dalam suhu 11 derajat celcius. "Kami tidak bisa sembarangan masuk. Palling hanya bisa (masuk) sekali sehari. Itu pun pakai sarung tangan dan sepatu khusus untuk memastikan tidak ada kontaminasi (terhadap daging)," sebut dia.
Ia mengatakan bahwa Django's tidak hanya menyajikan makanan yang lekat dengan Texas, namun juga memperkenalkan kulturnya. "Sesederhana wadah penyajinya saja kami samakan dengan restoran-restoran BBQ di Texas," ujarnya. "Kami mau pelanggan yang sudah pernah ke Texas merasakan lagi suasana (autentiknya) di sini."
Daya tarik lainnya adalah mereka memiliki BBQ smoker terbesar di Indonesia bernama TERMINATOR. Bermodalkan ratusan kilo kayu rambutan dan proses pengasapan 18--22 jam, TERMINATOR menjanjikan rasa daging asap yang unik. "Sekitar 120 kilogram," kata Jaysons menyebut kapasitas pemanggang raksasa tersebut.Â
Ragam menu daging asap ini disempurnakan dengan tiga saus buatan tangan khas Django's, yaitu Kentucky, Honey & Jalapeno, dan Hot Lava. Jaysons mengaku bahwa ia masih terus bereksplorasi dengan varian saus tersebut.
Advertisement
Eksperimen Rasa Saus
Menurut dia, konsumen Indonesia suka rasa yang cenderung "nendang" dalam makanan mereka. Karena itu, ia bereksperimen dengan banyak bahan untuk menghasilkan saus yang mengisi sensasi tersebut. "Menurut saya sudah pedas, tapi kadang masih kurang (untuk konsumen)," ucapnya.
Saya berkesempatan mencicipi menu brisket asap Django's yang disajikan bersama roti panggang dan keju leleh yang Jaysons rekomendasikan untuk dicelupkan ke sup tomat. Daging brisketnya jelas empuk, terasa manis alami tanpa intervensi banyak bumbu.
Rotinya memberi tekstur berbeda, sementara kejunya memberi rasa sedikit asin. Mencelupnya ke sup tomat ternyata ide brilian, karena memberi rasa asam yang tidak dominan, tapi menciptakan harmoni rasa yang baru. Menambah sedikit rasa pedas, makanan ini juga bisa dimakan bersama saus Hot Lava.
Karena diperingatkan "pedas sekali" oleh Jaysons, saya awalnya sangat hati-hati. Tapi menurut saya, tidak sepedas itu. Kebanyakan orang Indonesia pasti masih bisa menahan rasa pedasnya, karena ada tendangan rasa gurih juga, tidak semata pedas.
Berapa Harganya?
Menghilangkan kesan berminyak dalam sajian utama, Django's juga menyediakan beragam pilihan salad yang rasanya cenderung ringan. Mereka juga memiliki ragam menu lain, termasuk olahan Tex-Asian, Mexican, sasta, dan pilihan sajian vegetarian yang dipastikan akrab dengan lidah orang Indonesia.
Jaysons, yang memang pecinta makanan Italia, pun memastikan ada beberapa menu pizza. Mereka juga bereksperimen dengan beberapa makanan Indonesia, termasuk ayam betutu khas Bali. Melengkapi rangkaiannya, ada juga sejumlah pilihan minuman, termasuk ragam mocktail yang didominasi berbahan buah untuk memberi rasa segar.
Soal harga, restoran ini membanderol menunya mulai dari Rp55 ribu sampai dengan hampir Rp15 juta. Pilihan ragam menu membuatnya mengklaim jadi destinasi kuliner bagi keluarga. Terlebih, mereka menganut filosofi "Love All Serve All" untuk memastikan pelayanannya yang ramah untuk semua pelanggan.
"Pada akhirnya, saya hanya suka memasak," sebut Jaysons. "Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi untuk keluarga dan akhirnya konsumen kami."
Advertisement