Liputan6.com, Jakarta - Sebuah arloji emas yang dikenakan John Jacob Astor IV memecahkan rekor di pelelangan dengan terjual senilai 1,175 juta pound sterling (sekitar Rp24 miliar) pada Sabtu, 27 April 2024. Arloji tersebut terjual 10 kali lipat dari harga penawaran yang diperkirakan antara 100 ribu--150 ribu pound sterling.
Direktur pelaksana rumah lelang Henry Aldridge and Son, Andrew Aldridge, menyebut nilai jual yang tinggi itu memecahkan 'rekor dunia baru untuk memorabilia Titanic.' Mengutip CNN, Senin (29/4/2024), pemilik arloji itu dikenal sebagai anggota keluarga kaya Astor sekaligus orang terkaya di Kapal Titanic.
Astor merupakan salah satu dari sekitar 1.500 orang yang tewas saat Titanic tenggelam pada 15 April 1912 setelah menabrak gunung es di Samudra Atlantik. Istrinya yang sedang hamil, Madeleine, selamat.
Advertisement
Arloji itu termasuk di antara sejumlah barang penting yang ditawarkan di Henry Aldridge and Son di Wiltshire, Inggris, akhir pekan lalu. Dua lainnya adalah tas berisi biola terkenal yang dimainkan pemimpin band tersebut saat kapal tenggelam, dan sebuah buku saku yang mendokumentasikan jadwal perjalanan Titanic.Â
Kopernya dijual seharga 360 ribu pound sterling (sekitar Rp7,3 miliar), sedangkan biolanya dijual seharga 1,1 juta pound sterling (sekitar Rp22,4 miliar) melalui rumah lelang yang sama pada 2013. Biola semula jadi barang artefak Titanic dengan harga lelang tertinggi sebelum digeser arloji Astor.
"Harga untuk potongan sejarah unik ini tidak hanya mencerminkan pentingnya hal tersebut, tapi juga ketertarikan terhadap kisah Titanic, serta kenangan para penumpang dan awaknya," kata Aldridge pada CNN.
Dihadiahkan pada Sekretaris Eksekutif
Arloji itu termasuk di antara barang pribadi yang ditemukan bersama tubuh Astor setelah Titanic tenggelam, menurut rumah lelang. Ia juga membawa kancing manset emas, cincin berlian, uang, buku saku, dan barang-barang lain.
Setelah jenazah Astor ditemukan, harta benda tersebut dikirimkan pada putranya, Vincent Astor. Ia berhasil membuat jam tangan tersebut berfungsi kembali sepenuhnya.
Pada 1935, Vincent memberikan jam tangan tersebut sebagai hadiah pembaptisan pada bayi laki-laki William Dobbyn IV, sekretaris eksekutif John Jacob Astor, menurut rumah lelang. Aldridge mengatakan pada CNN bahwa keluarga Dobbyn menyimpan barang tersebut hingga akhir 1990-an untuk kemudian dilelang.
Seorang kolektor yang tidak disebutkan namanya di Amerika Serikat membeli jam tangan tersebut. Sejak itu, benda tersebut telah dipajang di beberapa museum. "Jadi, Anda tahu, sepanjang waktu, jutaan orang telah melihatnya, dan ini luar biasa," kata Aldridge.
Selain tiga benda itu, kertas menu kelas satu di Kapal Titanic berhasil terlelang dengan harga miliaran rupiah. Benda itu terjual seharga 83 ribu euro (sekitar Rp1,5 miliar) pada 11 November 2023.Â
Advertisement
Terdapat Bercak Air
Barang itu jadi bagian dari acara lelang memorabilia yang berisikan barang-barang dari kapal laut mewah yang karam itu. Dilansir dari CNN, 17 November 2023, kondisi menu tersebut penuh bercak air dan sebagian tulisannya terhapus. Menu tersebut kemungkinan besar berada di Atlantik Utara saat Titanic tenggelam pada 15 April 1912 dini hari, kata rumah lelang Inggris Henry Aldridge and Son Ltd dalam deskripsi lot.
Menu yang akhirnya berhasil diselamatkan dari peristiwa itu merinci daftar makan malam pertama di kapal setelah Titanic berlayar dari Queenstown, Inggris, menuju Belfast, Irlandia Utara. Daftarnya mengungkap kemewahan yang dirasakan penumpang kelas satu kapal tersebut.
Pilihan makan malam pada 11 April 1912 itu termasuk tiram, daging sapi sirloin dengan krim lobak pedas, dan bubur parsnip. Mereka juga mendapatkan makanan penutup aprikot Bordaloue, sejenis kue tart, dan puding Victoria. Tidak ada contoh menu kelas satu lain yang masih ada untuk malam itu, setelah rumah lelang berkonsultasi dengan museum yang memiliki koleksi Titanic, dan berbicara dengan kolektor memorabilia terkemuka.
Dari Selimut Tartan hingga Facing Slip
Barang-barang lain dalam lelang tersebut memberi gambaran sekilas tentang kehidupan 2.223 penumpang dan awak kapal Titanic dengan hanya 706 orang yang selamat dari kejadian tersebut. Selimut tartan yang digunakan salah satu penumpang yang selamat untuk menghangatkan diri di sekoci mendapatkan pujian rumah lelang sebagai "salah satu benda tiga dimensi paling langka yang pernah kami lihat," dan dijual seharga 96 ribu euro (sekitar Rp1,6 miliar).
Sebelumnya, selimut itu milik Frederick Toppin yang merupakan Asisten Manajer Umum di New York, Amerika Serikat, dari perusahaan pemilik Titanic. Ia memperoleh selimut itu di dermaga New York ketika bertemu dengan penumpang selamat yang hendak mendarat, kata rumah lelang itu sebelum menjualnya di acara lelang.
Salah satu dari 1.517 penumpang Titanic yang tidak selamat meninggalkan sebuah arloji saku. Arloji itu diketahui milik Sinai Kantor, seorang imigran Rusia yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat di kelas dua, menandai momen saat ia memasuki air dan meninggal di peristiwa itu. Harganya 97 ribu euro (sekitar Rp1,6 miliar) dan jadi benda termahal yang terjual pada lelang 11 November 2023.
Barang-barang lain yang dijual termasuk facing slip yang digunakan untuk menandai bungkusan surat. Benda itu menyoroti nasib petugas pos di kapal, yang semuanya tewas saat mencoba mengangkut karung surat ke dek atas kapal untuk mencoba menyelamatkan surat-surat itu dari genangan air di kapal, ungkap rumah lelang itu.
Advertisement