Liputan6.com, Jakarta - Gunung Yandang di China bagian timur menjadi sorotan setelah sekelompok turis asing terjebak di tengah tebing selama lebih dari satu jam akibat kepadatan pengunjung. Gambar-gambar pendaki yang bergelantungan di sisi tebing dengan tali pengaman menjadi viral di media sosial China, memicu kekhawatiran dan perdebatan mengenai keselamatan para pendaki.
Mengutip dari laman CNN, Sabtu (11/5/2024), Gunung Yandang yang terletak sekitar 410 kilometer selatan Shanghai, merupakan salah satu destinasi populer bagi wisatawan di Tiongkok. Dengan ketinggian mencapai 1.150 mdpl, gunung ini menawarkan pemandangan alam yang indah dan jalur pendakian yang menantang.
Baca Juga
Namun, pada awal pekan ini, sekelompok wisatawan yang mendaki Gunung Yandang mengalami kejadian yang menegangkan. Mereka terjebak di tengah tebing, bergantung pada tali pengaman, karena kepadatan pengunjung yang berlebihan.
Advertisement
Via ferrata, anak tangga logam yang dipasang ke gunung, menjadi jalur pendakian yang tetap, namun tidak mampu menampung banyaknya pendaki pada saat itu. Perusahaan yang mengelola via ferrata, Wenzhou Dingcheng Sports Development Co., Ltd, mengakui bahwa mereka meremehkan jumlah orang yang tertarik mendaki Gunung Yandang.
Mereka juga mengakui kurangnya pengendalian lalu lintas yang efektif, seperti sistem reservasi tiket, serta kekurangan dalam manajemen di lokasi. Akibatnya, para pendaki terjebak di tengah tebing dan harus menunggu selama lebih dari satu jam sebelum dapat melanjutkan pendakian. Kejadian ini memicu perdebatan mengenai keselamatan para pendaki.
Operator Pastikan Keselamatan Wisatawan
Beberapa komentator online mengekspresikan kekhawatiran mereka, terutama bagi mereka yang takut ketinggian. Namun, perusahaan tersebut menjelaskan bahwa semua pendaki dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan, seperti helm dan tali pengaman.
Wenzhou Dingcheng Sports Development Co., Ltd telah mengambil tindakan dengan menghentikan sementara penjualan tiket dan meluncurkan sistem kontrol lalu lintas bagi pengunjung. Mereka juga berjanji untuk memperbaiki manajemen dan pengendalian lalu lintas di lokasi untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang.
Gunung Yandang sendiri merupakan situs yang diajukan untuk penunjukan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2001. Meskipun belum resmi ditetapkan, gunung ini tetap menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, terutama saat libur Hari Buruh di Tiongkok pada awal bulan Mei.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan yang baik dalam destinasi wisata yang populer. Kepadatan pengunjung yang berlebihan dapat mengancam keselamatan dan pengalaman para wisatawan. Diperlukan langkah-langkah pengendalian lalu lintas yang efektif dan manajemen yang baik untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para pengunjung.
Advertisement
Situs Warisan Dunia UNESCO
Mengutip dari laman UNESCO Heritage, Sabtu (11/5/2024), Gunung Yandang adalah model stereoskopis kaldera Kapur yang dihidupkan kembali yang dibuat oleh alam dan merupakan museum alami batuan vulkanik riolitik. Secara geologis, ini adalah catatan alami dari magmatisme marginal benua dan proses evolusi geologi yang mendalam
Gunung ini dianggap sebagai kaldera kuno yang paling representatif dari sabuk vulkanik besar di tepian benua Asia di Pasifik barat. Pemandangan alam Gunung Yandang yang khas adalah kaldera Kapur yang dihidupkan kembali yang berusia 120-100 juta tahun dan lebih awal dari kaldera Kenozoikum di dunia.
Kaldera tersebut memperlihatkan geologi dan batuan bagian dalamnya setelah dibedah dan diangkat, mencatat secara khusus sejarah pembentukan dan perkembangannya, serta mengungkap model evolusi kaldera Mesozoikum. Gunung Yandang merupakan hasil interaksi kerak-mantel selama proses dinamis subduksi lempeng Izanagi Pasifik kuno ke Benua Asia.
Oleh karena itu, ini bukan hanya ciri khasnya tetapi juga merupakan situs yang menandai magmatisme asam Kapur di tepi benua dan evolusi geologi yang dalam. Gunung Yandang memiliki iklim samudera dan monsun pertengahan subtropis, ditandai dengan panas yang melimpah, cahaya yang cukup, dan curah hujan yang melimpah secara sinkron.
Vegetasi Hutan di Gunung Yandang
Suhu rata-rata per tahun adalah sekitar 17,5'C dan kelembaban rata-rata sekitar 77. Jumlah curah hujan setiap tahun lebih dari 1700 mm.
Ada tiga ekosistem di kawasan Gunung Yandang, yaitu ekosistem hutan, ekosistem air tawar, dan ekosistem laut. Wilayah geografis vegetasi Gunung Yandang seharusnya terbagi menjadi zona tropis atau subtropis dan berada 'di wilayah peralihan dari Tiongkok timur ke Tiongkok selatan.
Vegetasi hutannya heterogen dan sebagian besar terdiri dari pohon-pohon berdaun lebar yang selalu hijau di daerah subtropis pertengahan. Dengan lingkungan hidup yang berbeda-beda mulai dari bukit rendah hingga pantai, Gunung Yandang memiliki beragam spesies.
Gunung Yandang tidak hanya terkenal akan keindahan alamnya, namun juga merupakan kawasan kunci dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Gunung Yandang membatasi wilayah flora subtropis selatan dan flora subtropis tengah.
Oleh karena itu, flora di kawasan Gunung Yandang bersifat peralihan. Di wilayah kecil ini terdapat 1.248 jenis tumbuhan berbiji yang termasuk dalam 160 famili.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement