Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja kejadian di atas pesawat yang biasanya melibatkan penumpang hingga membuat repot pramugari. Hal itu terjadi di penerbangan maskapai EVA Air, baru-baru ini.
Mengutip CNN, Minggu, 12 Mei 2024, insiden bermula dari ketidaknyamanan seorang penumpang pesawat saat mengetahui orang di sebelahnya terbatuk-batuk. Penumpang itu akhirnya mencoba pindah ke kursi lain untuk menghindarinya.
Baca Juga
Kasus Dugaan Penipuan Paket Wisata ke Korea Selatan oleh Influencer Malaysia, Kerugian Capai Rp1,64 Miliar
Viral Pungli Joki Pemandu Jalur Alternatif Puncak Bogor Rp850 Ribu, Apakah Permintaan Maaf Pelaku Cukup Loloskan dari Jerat Hukum?
Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jelang Tahun Baru 2025, Lebih Hijau dan Bisa Drop Bagasi Mandiri
Namun, upaya pria tersebut untuk bertukar kursi tidak berhasil karena kursi yang dipilihnya sudah jadi milik penumpang lain, yang juga seorang pria. Kedua pria itu kemudian bertengkar memperbutkan kursi tersebut, yang menurut pihak maskapai, berubah jadi perkelahian fisik.
Advertisement
Saat itulah tiga pramugari perempuan turun tangan menangani situasi tersebut, sebut pihak maskapai EVA Air ketika dikonfirmasi. Diketahui, pesawat BR08 baru mengudara sekitar tiga jam dari 12 jam perjalanan dari Taipei menuju San Francisco pada Rabu 8 Mei 2024 saat kejadian terjadi.
EVA Air, yang berbasis di Taiwan, mengatakan pada CNN bahwa kedua penumpang yang berkelahi itu sama-sama warga asing, namun tidak menyebutkan negara asal mereka. Berkat tindakan cepat para pramugari, dengan bantuan dari beberapa penumpang, pihak maskapai mengatakan kedua pria tersebut akhirnya berhasil dipisahkan.Â
Sisa penerbangan bisa dilanjutkan sesuai jadwal, dan pesawat berhasil mendarat di San Francisco tepat waktu. "Perusahaan selalu menerapkan kebijakan tanpa toleransi terhadap insiden yang mengganggu penumpang," kata EVA dalam pernyataannya.Â
Apresiasi untuk Pramugari
"Perusahaan akan memberi imbalan yang pantas pada (tiga awak kabin) nanti," sambung pihak EVA Air. Kapten pesawat sempat menghubungi polisi San Francisco di tengah penerbangan. Dua penumpang yang terlibat perkelahian dibawa untuk diinterogasi pada kedatangan, menurut pihak EVA Air.
Ini bukan pertama kali insiden penumpng pesawat EVA Air jadi berita utama. Pada 2019, seorang penumpang laki-laki yang mengalami obesitas dilaporkan memaksa pramugari perempuan untuk membantunya menanggalkan pakaian, menggunakan kamar mandi, dan membersihkan fasilitas itu setelahnya.
Hal itu dilakukan dengan alasan bahwa ia sendiri secara fisik tidak mampu melakukannya. Setelah kejadian tersebut, EVA secara terbuka menyatakan "terima kasih yang tulus"Â pada karyawannya dan berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut lebih lanjut.
Pada tahun yang sama, EVA membatalkan kebijakan hanya mempekerjakan perempuan sebagai pramugari. Akhirnya, pihak maskapai mengatakan akan mempekerjakan laki-laki sebagai awak kabin juga.
Sebagai awak kabin, pramugari bukan hanya bertugas menyajikan makanan atau mengatur penumpang di atas pesawat. Mereka juga harus sigap jika ada kejadian darurat.
Advertisement
Aksi Tanggap Pramugari
Seperti saat power bank meledak di pesawat AirAsia Thailand hingga menimbulkan kepanikan di kalangan penumpang pada 24 Februari 2024. Bangkok Post melaporkan, insiden itu terjadi dalam penerbangan AirAsia Thailand FD3188 rute Bangkok-Nakhon Si Thammarat.
Menteri Perindustrian Thailand Pimphattra Wichaikul termasuk di antara 186 penumpang pesawat yang menyaksikan ledakan tersebut, yang memenuhi kabin dengan asap, lapor Thaiger. Sebuah video berdurasi dua menit yang dipublikasikan Daily Mail menunjukkan para penumpang berusaha menjauhkan diri dari power bank saat teknisi di dalam pesawat bergegas ke kursi untuk memeriksanya.
Diketahui benda tersebut ditempatkan di kantong kursi sebelum meledak, lapor NY Post. Api padam dalam waktu dua menit, dan penerbangan mendarat dengan selamat tanpa ada korban luka di antara penumpang.Â
"Pramugari yang terlatih membawa alat pemadam kebakaran untuk segera mengatasi kebakaran yang disebabkan power bank itu," ungkap juru bicara AirAsia.
Pramugari Gunakan Alat Pemadam Kebakaran
Sementara itu, Airports of Thailand (AOT) mengungkap, ledakan tersebut disebabkan kualitas power bank yang berada di bawah standar, menurut Bangkok Post. Direktur AOT Kirati Kijmanawat menyatakan tak ada yang bisa disalahkan atas insiden tersebut.
Sebab, baik penumpang pemilik power bank maupun anggota staf AOT, mengikuti pedoman dan peraturan untuk membawa atau mengizinkan perangkat tersebut ke dalam penerbangan. Ia mengatakan, penumpang tidak diperbolehkan meninggalkan power bank di bagasi terdaftar dan harus membawanya sendiri saat terbang.
Selain itu, kapasitas power bank tidak boleh melebihi 30.000mAh. Pascakejadian, Kirati menyarankan penumpang menggunakan power bank yang diproduksi merek ternama.
Sebelumnya pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 860 rute Jakarta-Labuan Bajo dilaporkan mengalami insiden roda pesawat keluar dari jalur setelah mendarat di Bandar Udara (Bandara) Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), 19 Februari 2024.
Terkait kejadian itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono mengungkapkan bahwa pesawat AirAsia keluar dari marka jalur taxiway yang ada. "Setelah landing dan sedang taxi (berjalan) menuju apron, roda pesawat sebelah kanan melebihi marka tepi taxiway, sehingga terjerembab," ungkap dia pada Antara, dikutip 21 Februari 2024.
Advertisement