Sukses

Lukisan Resmi Pertama Raja Charles III Tuai Protes, Warganet Soroti Warna Merah Darah yang Dipakai

Apa alasan sang seniman melukis Raja Charles III dengan latar warna merah darah?

Liputan6.com, Jakarta - Lukisan terbaru Raja Charles III diperlihatkan pertama kali ke publik di Istana Buckingham. Itu menjadi lukisan pertama Charles sejak dinobatkan secara resmi pada 6 Mei 2023. 

"Sungguh luar biasa melihat hasilnya," komentar Charles setelah lukisan itu diresmikan, dikutip dari ITV, Rabu (15/5/2024).

Lukisan itu dibuat oleh seniman Jonathan Yeo. Ia ditugaskan untuk membuat karya tersebut pada 2020 untuk merayakan 50 tahun Pangeran Wales sebagai anggota The Drapers' Company pada 2022. Perusahaan itu didirikan lebih dari 600 tahun lalu sebagai sekelompok pedagang kain wol, namun kemudian berkembang menjadi badan pemberi hibah.

Charles ditampilkan dalam lukisan mengenakan seragam Pengawal Welsh berwarna merah darah. Ia diangkat menjadi kolonel resimen pada 1975.

Yeo bertemu dengan Raja Charles empat kali antara Juni 2021 dan November 2023 untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Di antara sesi-sesi tersebut, ia mengerjakan gambar dan foto Raja Charles yang diambilnya. Sang seniman merasa mendapat "hak istimewa dan kesenangan" untuk ditugaskan mengerjakan lukisan itu.

"Saat saya memulai proyek ini, Yang Mulia Raja masih bergelar Yang Mulia Pangeran Wales, dan seperti kupu-kupu yang saya lukis melayang di atas bahunya, potret ini telah berkembang seiring dengan transformasi peran subjek dalam kehidupan publik kita," kata Yeo dalam sebuah pernyataan.

Ukuran kanvas dengan bingkai kira-kira 8,5 x 6,5 kaki persegi dirancang agar sesuai dengan arsitektur Drapers' Hall. Penjelasan tentang lukisan tersebut akan ditempelkan di sampingnya.

2 dari 4 halaman

Sosok Seniman yang Lukis Raja Charles

Yeo dikenal karena gayanya yang "khas", menurut laman Galeri Potret Nasional Inggris. Pada 2018, Yeo dinobatkan sebagai artis terbaik tahun ini oleh Majalah GQ dan dia kini menjadi artis Wali Galeri Potret Nasional.

"Dia menggunakan berbagai media dan teknik untuk menciptakan beragam karya yang memperluas parameter potret tradisional," kata Dr Nicholas Cullinan, Direktur Galeri Lukisan Nasional, pada 2016.

"Tujuan saya juga untuk membuat referensi pada tradisi potret Kerajaan, namun dengan cara yang mencerminkan monarki abad ke-21 dan, di atas segalanya, untuk mengomunikasikan sisi kemanusiaan yang mendalam dari subjek tersebut."

Selain Charles, Yeo juga pernah melukis mendiang Pangeran Philip dan Ratu Camilla. Ia juga pernah menggambar Nicole Kidman dan Idris Elba, artis Damien Hearst, dan mantan perdana menteri Tony Blair dan David Cameron.

Meski dihormati di dunia seni, tidak semua orang mengapresiasi karyanya menggambarkan Charles. Interpretasi warganet yang kontra mewarnai kolom komentar akun Instagram @royalfamily.

3 dari 4 halaman

Reaksi Kontra Warganet

"Aku tidak mendapat perasaan baik sama sekali dari melihat lukisan itu. Mohon maaf pada artisnya, tapi itu tidak menyenangkan untuk dilihat," tulis seorang warganet.

"Itu terlihat dia sedang bermandi darah," komentar warganet berbeda.

"Saya akan menyukai ini jika warnanya selain merah. Dia benar-benar menangkap esensi dirinya di wajahnya, tetapi kerasnya warna merah tidak sesuai dengan kelembutan ekspresinya," imbuh warganet lain.

Ada pula yang mengaitkan warna merah darah di lukisan Charles dengan isu perang Palestina dan Israel. "Itu seperti diwarnai dengan darah orang Palestina untuk diamnya!!" tulisnya yang segera mendulang perdebatan baru.

"Apakah ini merujuk pada pertumpahan darah kolonial yang diakibatkan oleh imperialisme Inggris?" singgung warganet berbeda.

"Itu seperti dia sedang terbakar di neraka," tambah yang lain.

Walau begitu, ada yang membela sang seniman. "Ahh KALIAN SUKA KOMPLAIN…tidak peduli seberapa bagus lukisannya, tujuannya adalah untuk mengeluh. Ini karya yang indah. Saya sangat menyukainya. Ini seni, jadi tidak masuk dalam agenda Woke, menurutku… lukisan tidak harus “bersih”, harus seperti foto…," kata seorang penggemar.

4 dari 4 halaman

Efek Samping Pengobatan Kanker

Sebelumnya, Raja Charles III mengalami efek samping dari pengobatan kankernya. Raja berusia 75 tahun itu mengungkapkan, bahwa dia kehilangan indra perasa saat berkunjung ke Museum Terbang Angkatan Darat di Hampshire, Inggris.

Mengutip dari laman New York Post, Selasa, 14 Mei 2024, seorang veteran Angkatan Darat Inggris memberi tahu Raja Charles III bahwa dia juga kehilangan indra perasa akibat pengobatan kanker. Tidak jelas apakah Charles masih mengalami kehilangan indra perasanya.

Raja mengetahui diagnosis kankernya pada Februari lalu, setelah menjalani prosedur pembesaran prostat. Istana Buckingham kemudian mengklarifikasi bahwa kanker tersebut bukanlah kanker prostat.

Beberapa efek samping pengobatan kanker termasuk perubahan indra perasa dan penciuman pasien. Biasanya, rasa kurang enak bisa hilang setelah pengobatan berakhir, namun efek sampingnya terkadang bisa bertahan lebih lama. American Cancer Society merekomendasikan beberapa cara untuk mengatasi perubahan rasa dan bau, seperti mencoba minuman lemon bebas gula, permen karet atau mint, dan makanan berbumbu dengan rasa asam.

 

Video Terkini