Sukses

Cara KLHK Cegah Kepunahan Satwa yang Terdesak Pembangunan dan Pertumbuhan Manusia

Menurut Wamen LHK, meski sudah menghasilkan berbagai prestasi dalam upaya konservasi hewan terancam punah, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan termasuk fragmentasi habitat para satwa.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia termasuk negara yang sedang giat membangun infrastruktur di berbagai daerah dan populasi penduduknya juga semakin padat. Hal itu dikhawatirkan meningkatkan intensitas konflik satwa seperti satwa liar dengan manusia. Imbasnya, populasi satwa liar semakin terdesak dan bahkan bisa terancam punah.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan meski sudah menghasilkan berbagai prestasi dalam upaya konservasi hewan terancam punah, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk fragmentasi habitat para satwa.  Salah satu cara untuk mengatasinya, pemerintah membangun koridor penghubung habitat.

"Saya sering melihat kejadian konflik satwa dengan manusia itu akan terus terjadi kalau kondisi fragmentasi habitat itu terjadi dan kawasan-kawasan konservasi ini terisolasi sendiri tanpa ada connected corridors-nya," terang Alue saat membuka Pekan Keanekaragaman Hayati di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Untuk itu, Wamen Alue mendorong agar wilayah di Indonesia yang memiliki kondisi habitat terfragmentasi atau terpisah-pisah satu dengan lainnya dan sering timbul konflik satwa dengan manusia, seperti Riau, untuk dapat memiliki koridor penghubung antarhabitat. Menurutnya, perlu dilakukan semacam langkah tegas untuk membangun koridor-koridor yang menghubungkan kawasan konservasi yang terisolasi.

Cara lainnya adalah memastikan keleluasaan penjelajahan satwa liar dan memperkecil interaksi mereka dengan manusia. Pasalnya, interaksi meningkatkan risiko konflik antara manusia dan satwa liar.

2 dari 4 halaman

Meminimalkan Konflik Manusia dengan Satwa

"Tidak peduli apakah ada sawit yang kita buang sebagian, kita bangun kembali, supaya dia saling terhubung. Hanya lewat cara-cara itu yang bisa menekan atau meminimalkan konflik manusia dengan satwa," jelasnya.

Alue mengingatkan jika tidak dilakukan langkah yang lebih tegas, termasuk membangun koridor penghubung, konflik satwa liar dan manusia masih akan terus terjadi di Indonesia.

"Karena itu tadi faktor kualitas ekosistem yang terisolasi juga sangat mengganggu karena kalau pakannya tidak tersedia dia akan lari keluar. Dia akan berinteraksi dengan manusia, jadi penting kita lakukan itu," tuturnya.

Sementara itu, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan 'Indonesia National Satellite Event - Pekan Keanekaragaman Hayati Nusantara' yang dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Rangkaian acara Pekan Keanekaragaman Hayati Nusantara berlangsung pada 15--17 Mei 2024 bertempat di Gedung Manggala Wanabakti Senayan Jakarta. 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Upaya Konservasi Spesies

Acara ini bersamaan dengan penyelenggaraan World Species Congress, kongres global pertama yang akan dilaksanakan untuk spesies serta merupakan rangkaian dari peringatan hari keanekaragaman hayati yang diperingati setiap 22 Mei. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini yaitu membangun optimisme konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dalam jangka Panjang.

Menurut Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), fokus utamanya adalah mendiskusikan mengenai pentingnya upaya konservasi spesies untuk mencapai Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework, khususnya Target 4, yaitu menghentikan kepunahan dan memulihkan keanekaragaman hayati.

"Kita juga akan mencari solusi, berbagi informasi tentang komitmen dan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah, organisasi maupun individu/kelompok untuk konservasi spesies di Indonesia," terang Satyawan dalam kata sambutannya.

"Kita juga mengembangkan kolaborasi antara lembaga pemerintah dan organisasi yang berkomitmen untuk menyelamatkan spesies, meningkatkan komitmen dan tindakan yang spesifik dan terukur terhadap pemulihan spesies. Lau mendiskusikan kemungkinan replikasi strategi dan upaya yang berhasil dilakukan serta menetapkan keberhasilan pemulihan spesies sebagai target kolektif," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Beragam Acara Pekan Keanekaragaman Hayati

Dalam sambutannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan persembahan Indonesia bagi Hari Keanekaragaman Hayati bertemakan “Be Part of The Plan” yang mencerminkan komitmen dan kontribusi nyata Indonesia bagi konservasi keanekaragaman hayati nasional dalam koridor konservasi keanekaragaman hayati global kehidupan.

Kegiatan utama dalam event ini adalah seminar nasional mengenai keanekaragaman hayati yang dilaksanakan secara hybrid dan disiarkan langsung secara global selama 30 menit oleh panitia World Species Congress. Seminar tatap muka berlangsung selama empat jam, selain sesi tersebut daring, sesi lainnya dilaksanakan secara luring.

Untuk menarik minat dan antusisiasme masyarakat juga digelar beberapa acara di Auditorium dan Selasar Gedung Manggala Wanabakti, yaitu talkshow dengan pembicara dari multi sektor konservasi spesies di Indonesia. Perwakilan kementerian terkait, perusahaan, lembaga konservasi, komunitas multi spesies, dan generasi muda mempresentasikan beragam upaya konkret yang telah dilakukan dan keberhasilan konservasi di tingkat tapak.

Selain itu, ada pameran dengan booth species impact organization, dan mini games serta dimeriahkan vokalis and Dewa19, Marcello Tahitoe atau Ello sebagai penutup acara.

Video Terkini