Sukses

Pelajaran dari Kasus Turbulensi Parah di Pesawat Singapore Airlines SQ321 Menurut Penumpang: Tetap Pasang Sabuk Pengaman

Turbulensi parah yang dialami pesawat Singapore Airlines SQ321 menyebabkan seorang penumpang meninggal dunia dan 30 lainnya terluka.

Liputan6.com, Jakarta - Penerbangan Singapore Airlines SQ321 alami turbulensi parah dalam penerbangan dari London (Heathrow) ke Singapura pada Senin, 20 Mei 2024. Pesawat Boeing 777-300ER itu akhirnya mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, pada 21 Mei 2024, pukul 17.45 waktu setempat.

Mengutip dari laman Koreaboo, Selasa, 21 Mei 2024, telah terkonfirmasi korban luka dan satu korban jiwa di dalam pesawat Boeing 777-300ER tersebut. Total terdapat 211 penumpang pesawat dan 18 awak di dalamnya.

Penumpang yang memiliki pelatihan medis bergegas membantu pria yang akhirnya kehilangan nyawanya. Beberapa lainnya mengalami luka-luka setelah terlempar dari tempat duduknya, mengungsi di sepanjang lorong.

Andrew Davies adalah salah satu penumpang dalam penerbangan ini. Dia berbagi pengalaman mengerikan tentang apa yang terjadi di dalam pesawat, dengan mengatakan banyak orang terluka, termasuk pramugari.

Menurutnya, turbulensi terjadi secara tiba-tiba dengan 'sedikit peringatan' dan menyebabkan kekacauan di dalam kabin. Ia mengatakan, kejadian ini adalah yang terburuk dalam 30 tahun penerbangannya.

"Saya berada dalam penerbangan itu dan membantu sebanyak yang saya bisa. Mereka yang tidak terluka (termasuk saya) berada di ruang tunggu di bandara Bangkok," ungkap Davies.

Ia melanjutkan, "Hati saya tertuju pada pria yang kehilangan nyawanya dan istrinya yang malang. Pengalaman yang mengerikan."

Banyak yang berteriak saat meminta defibrilator, penumpang pesawat dengan pelatihan medis membantu sebanyak yang mereka bisa. Ada pula yang membantu melakukan CPR pada pria malang yang tewas.  

2 dari 4 halaman

Pelajaran untuk Tetap Pakai Sabuk Pengaman

"Penumpang lain berbaring di lorong jauh di belakang saya. Tidak yakin apa yang terjadi dengan mereka. Seandainya saya bisa membantu lebih banyak," kata Davis.

Andrew pun menyimpulkan pelajaran berharga setelah insiden itu menimpanya, agar tetap mengenakan sabuk pengaman selama pesawat mengudara. "Siapa pun yang terluka, tidak mengenakan sabuk pengaman. Orang yang menyimpannya (termasuk saya) tidak (sejauh yang saya tahu)," katanya. 

Maskapai penerbangan Singapura berjanji melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu mereka yang terluka dalam penerbangan SQ321. "Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan," kata pihak maskapai mengonfirmasi kejadian tersebut lewat unggahan di Facebook resmi mereka.

Pihak SQ menambahkan, "Prioritas kami adalah memberikan segala bantuan yang mungkin kepada semua penumpang dan awak pesawat." 

3 dari 4 halaman

Singapore Airlines Salah Satu Maskapai Terbaik Dunia

Singapore Airlines selama ini dikenal sebagai salah satu maskapai terbaik di dunia dengan pengakuan dari beragam pihak. Bounce, misalnya, menempatkan maskapai asal Singapura itu di posisi pertama dalam indeks yang dirilis tahun 2022.

Singapore Airlines mencatat salah satu tingkat pembatalan terendah selama 2021 dengan hanya 0,19 persen, dipasangkan dengan tingkat kedatangan tepat waktu yang solid sebesar 86,04 persen. Di samping itu, Singapore Airlines merupakan satu dari hanya lima maskapai dalam daftar ini yang mencatat rekor 4/5 ke atas untuk makanan, hiburan dalam penerbangan, kenyamanan kursi, serta layanan staf. 

Keistimewaan lainnya yaitu jatah bagasi terdaftar gratis hingga 30kg pada penerbangan domestik dan internasional. Dengan Singapore Airlines Anda dapat terbang ke lebih dari 130 tujuan di seluruh dunia, dan mengharapkan layanan terbaik. Singapore Airlines menjalankan rute populer dari Los Angeles ke Singapura setiap hari.

Maskapai itu pun menempati urutan kelima maskapai terbaik dunia pada 2023 dari AirlineRatings.com. Tak hanya itu, mereka juga dinobatkan sebagai dinobatkan yang teratas dalam penghargaan Best First Class dan Excellence in Long Haul Travel - penghargaan tingkat Asia Tenggara. 

4 dari 4 halaman

Korban Meninggal Diduga Kena Serangan Jantung

Seorang pria Inggris (73) meninggal dunia dan lebih dari 30 orang lainnya terluka dalam penerbangan Singapore Airlines dari London yang dilanda turbulensi parah. Mengutip Tim Bisnis Liputan6.com, 21 Mei 2024, pria itu kemungkinan meninggal akibat serangan jantung, sementara sang istri telah dirawat di rumah sakit, namun kondisinya belum diketahui.

Penerbangan Singapore Airlines SQ321 sedang terbang dari London ke Bandara Singapura pada hari Selasa, ketika insiden itu terjadi. Tampaknya pesawat itu lepas landas dari Bandara Heathrow London sekitar pukul 22.30 waktu setempat, menurut pelacak penerbangan online.

Penerbangan tersebut membawa 211 penumpang dan 18 awak. Pesawat itu menuju Bandara Changi Singapura. Tapi sebelum sampai justru pesawat dialihkan ke ibu kota Thailand, Bangkok. Terpantau, pesawat mendarat pukul 15:45 waktu lokal, menurut maskapai penerbangan.

Pihak Singapore Airlines telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand. Dikatakan bahwa maskapai tersebut juga mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan medis yang diperlukan.