Liputan6.com, Jakarta = Kasus COVID-19 di Singapura dikabarkan kembali melonjak bahkan hingga dua kali lipat. Meski begitu, wisatawan mancanegara (wisman) asal Singapura sampai saat ini tetap diperbolehkan masuk Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai belum ada urgensi untuk melarang atau membatasi kedatangan wisman dari Singapura. Apalagi, Kemenparekraf menargetkan kedatangan sekitar 14 juta wisman ke Indonesia pada 2024.
Baca Juga
"Tidak ada larangan buat wisatawan dari Singapura," ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 20 Mei 2024.
Advertisement
Meski tidak menerapkan larangan berwisata ke Indonesia, Sandiaga berpesan agar wisatawan Singapura tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah banyak diedukasi sejak adanya pandemi.
"Tapi tentunya sebelum berwisata ke Indonesia kita lakukan pengecekan kondisi dengan selalu mematuhi protokol-protokol kalau dalam keadaan kurang sehat pake masker dan ikuti anjuran dokter," terangnya.
Singapura sedang menghadapi gelombang baru infeksi COVID-19 yang mengkhawatirkan. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung telah menganjurkan masyarakat, termasuk wisatawan, untuk kembali memakai masker sebagai langkah pencegahan tambahan.
Melansir Straits Times, Sabtu, 18 Mei 2024, pihak berwenang mencatat lebih dari 25.900 kasus tertanggal 5 hingga 11 Mei 2024, naik dari sekitar 13.700 kasus di pekan sebelumnya. Ong berkata, "Kita berada di awal gelombang yang terus meningkat."
"Menurut saya," imbuhnya. "Gelombang (infeksi COVID-19) ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni (2024)."
Sistem Layanan Kesehatan Singapura
Disebutkan pula bahwa rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 meningkat jadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya. Ong mengatakan, jika jumlah kasus COVID-19 meningkat dua kali lipat, Singapura akan memiliki 500 pasien dalam sistem layanan kesehatannya.
Jumlah tersebut, menurut dia, dapat ditangani Negeri Singa. Namun, jika jumlah kasus meningkat dua kali lipat untuk kedua kalinya, dengan perkiraan seribu pasien, "itu akan jadi beban besar bagi sistem rumah sakit," sebut dia.
"Seribu tempat tidur setara dengan satu rumah sakit daerah," kata Ong. "Jadi, menurut saya, sistem layanan kesehatan harus mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi."
Saat artikel ini ditulis, belum ada rencana melakukan pembatasan sosial dalam bentuk apapun atau tindakan wajib lain. Pasalnya, COVID-19 dianggap sebagai penyakit endemik di Singapura, ucap Ong, seraya menambahkan bahwa penerapan aturan tambahan akan jadi pilihan terakhir.
Ong mengatakan, dengan Singapura sebagai pusat transportasi dan komunikasi, negara ini akan jadi salah satu wilayah yang mengalami gelombang COVID-19 lebih awal dibandingkan kota lain. "COVID-19 hanyalah sesuatu yang harus kita jalani. Setiap tahun, kita akan menghadapi satu atau dua gelombang," sebut dia.
Â
Advertisement
Vaksin dan Gejala COVID-19
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan, pihaknya akan melindungi kapasitas tempat tidur di rumah sakit sebagai tindakan pencegahan. Rumah sakit umum telah diminta mengurangi kasus operasi elektif yang tidak mendesak dan memindahkan pasien yang sesuai ke fasilitas, seperti fasilitas perawatan transisi atau kembali ke rumah melalui Mobile Inpatient Care@Home.
Ong juga mendesak mereka yang paling berisiko terkena penyakit parah, termasuk individu berusia 60 tahun ke atas, individu yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia, untuk menerima dosis tambahan vaksin COVID-19. Dorongan ini khususnya ditujukan pada mereka belum divaksin COVID-19 dalam 12 bulan terakhir.
Menurut Mothership, MOH mendesak masyarakat Singapura menjalankan tanggung jawab pribadi dan sosial. Hal ini termasuk menjaga kebersihan diri, mengurangi interaksi sosial ketika merasa tidak enak badan, dan memakai masker jika rentan secara medis di tempat ramai atau saat menunjukkan gejala COVID-19.
Di sisi lain, belum lama ini sejumlah pemimpin dunia mengucapkan selamat kepada Lawrence Wong setelah ia resmi menjadi Perdana Menteri keempat Singapura pada Rabu, 15 Mei 2024. Melansir kanal Global Liputan6.com, Wong (51) dilantik di halaman depan Istana pada Rabu malam, 15 Mei 2024, bersama seluruh anggota kabinetnya.Â
Â
Perdana Menteri Singapura yang Baru
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang pada hari yang sama mengucapkan selamat kepada Wong atas pengangkatannya sebagai Perdana Menteri, menurut kantor berita Xinhua. Li mengatakan, selama 30 tahun terakhir sejak pembentukan hubungan diplomatik, Singapura dan Tiongkok telah memperdalam rasa saling percaya di bidang politik dan kerja sama yang bermanfaat di berbagai bidang.Â
Li menambahkan bahwa China sangat mementingkan perkembangan hubungan Tiongkok-Singapura dan menyatakan kesediaannya untuk menjaga komunikasi dan kerja sama yang erat dengan Wong untuk mendorong kerja sama berkualitas tinggi antara kedua negara.
Sementara itu, dalam unggahan di X, Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan ucapan selamatnya kepada Wong yang telah menjabat, dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis, 16 Mei 2024. Modi berharap dapat bekerja sama dengan Wong untuk lebih memajukan kemitraan strategis kedua negara.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Zahid Hamidi mengucapkan selamat kepada Wong melalui unggahan di Facebook. Dia mengatakan, di bawah kepemimpinan Wong, 'kami yakin Singapura akan terus berkembang dan sejahtera'.
Â
Advertisement