Sukses

Cerita Emilia Tjongkono Lulusan Harvard yang Sukses Jadi Pengusaha Dekorasi Bunga dan Event Designer

Berawal dari hobi dan kecintaanya akan dekorasi visual, Emilia mulai belajar merangkai bunga secara otodidak dan menawarkan jasa nya ke teman-temannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pendidikan yang tinggi dan prestige, tak membuat Emilia Tjongkono minder untuk memulai usaha dari nol. Di awal tahun 2015 sejak memutuskan untuk tinggal di Bali, Emilia awalnya belum berencana untuk berkecimpung ke dunia dekorator dan agensi visual. Berawal dari hobi dan kecintaanya akan dekorasi visual, Emilia mulai belajar merangkai bunga secara otodidak dan menawarkan jasa nya ke teman-temannya.

Karena mendapat respon yang cukup baik, akhirnya Emilia memutuskan untuk membuat usaha Bernama Designmill Co dengan mendekor acara kecil-kecilan seperti ulang tahun, bridal shower, dan pernikahan.

“Dari awal mulai saya menawarkan jasa yang berbeda dengan dekorasi yang lain, karena mengawinkan Dekorasi dengan background Visual communication sehingga Designmill Co juga menawarkan jasa design craft/pernak pernik termasuk invitation, menu, table number, dll. Bedanya kita pada saat itu menawarkan end-to-end service” terangnya.

Bagi Emilia, membangun bukan cuman sesuatu yang fisik namun itu menjadi experience untuk tamu tamu yang menikmati dekorasi tersebut. “Kerjaan dekorasi ini walau sangat menantang aku sebagai perempuan secara fisik dan keadaan cuaca outdoor, namun dengan dedikasi dan adanya tujuan untuk melihat client saya puas dan juga bisa membangun sesuatu yang indah itulah yang tetap menjadi semangat saya sebagai perempuan,” ujarnya.

“Passion will definetely go away at times, pas lagi capek, pas fisik lemah, apalagi pas keadaan sekitar seperti tidak mengijinkan untuk berpikir kreatif maksimal. Di umur 34 ini tentu sudah pernah ada kalanya apek banget sama pekerjaan ini yang biki aku kurang tidur. Belum juga urusin suami dan dua anak di rumah,” tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Mengelola Event Nasional dan Internasional

Sempat jatuh akibat pandemi yang membuat banyak acara wedding harus berhenti di Bali, tak membuat wanita lulusan Bachelor of Visual Communication di Australia & Harvard Business ini menyerah. Emilia melakukan terobosan dengan membantu para home industry agar tetap bisa bertahan.

“Namun disitu juga saya menjadikan itu kesempatan akan lahirnya brand “Spark Up” yang pada saat pandemi bisa membantu home industri dan tetap menggaji tim Designmill Co. Kita menawarkan jasa branding, packaging, photoshoot, dlll agar bisnis home industri client juga bisa jalan.” ujarnya.

Berkat kegigihannya, Emilia sekarang sering menghandle event nasional, maupun internasional di Bali. Emilia pun pernah melakukan workshop di The Mulia Bali, dihadiri oleh peserta dari beberapa negara lain di Asia Tenggara, menjadi vendor dekorasi event internasional G20 dan juga menjadi salah satu dekor pertama yang mempropagandakan sustainable wedding. Menurutnya kuncinya adalah mempersiapkan segala sesuatu harus dengan baik dan mendengar kebutuhan pelanggan.

“Passion akan terus menerus datang dan mengalir dengan sendirinya. Kreativitaspun gak perlu dipaksa”. I learned at my downest times that Passion alone should not define what I do . Its also my choice and my purpose of life,” kata Emilia.

 

Video Terkini