Liputan6.com, Jakarta - Kasus getok harga kepada wisatawan terjadi lagi. Yang terbaru melibatkan tukang ojek pangkalan di Bromo yang disebut menarik bayaran di luar kesepakatan awal.
Dalam video yang dibagikan akun TikTok @Fbrdira, Minggu, 26 Mei 2024, wisatawan pria itu mengeluh ojek meminta ongkos lebih mahal dari kesepakatan awal. "Bukan gak iklas. Cuman ketipu aja sama tukang ojeg di bromo..," tulisnya dalam keterangan unggahannya.
"Kalau naik ojek ke sini, jangan sampai ketipu ya guys. Tadi perjanjian cepek (seratus ribu rupiah)... Sampai sini kita ditembak empat ratus (ribu rupiah)," ucapnya dalam video tersebut.
Advertisement
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyesalkan hal tersebut. Namun, ia meminta agar kasus itu tidak digeneralisir karena yang melakukan disebutnya hanya oknum.
Mencegah hal itu berulang, ia meminta agar ada standar biaya yang ditetapkan secara transparan untuk para wisatawan. Pihaknya mendorong pelaku wisata di Bromo dan tempat lain mendigitalisasi layanannya sehingga wisatawan bisa tahu dan menyiapkan anggarannya.
Khusus kepada tukang ojek tersebut, pihaknya fokus membina dan menertibkan. Sementara, sanksi kepada oknum tersebut semestinya diberikan oleh komunitas sendiri.
"Karena yang akan dicoreng namanya dari tindakan ilegal yang dilakukan tukang ojek ini, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, yang kena itu bukan hanya ojek saja, tapi seluruh rangkaian ekosistem yang ada di destinasi wisata tersebut. Jadi, kita harus saling mengingatkan diri," kata Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandi Uno secara hybrid di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Duduk Perkara Getok Harga Ojek
Terkait getok harga yang menimpanya, wisatawan tersebut mengaku awalnya sudah memesan jip untuk ke spot matahari terbit atau sunrise. Namun, jip yang mereka sewa tidak bisa lewat karena banyak jip yang parkir sembarangan, bahkan ada yang menghalangi jalan. Mereka kemudian memutuskan untuk pakai jasa ojek pangkalan.
Sebelum naik ojek, wisatawan Bromo itu mengaku sudah tawar-menawar harga. Hasil dari tawar-menawar itu menyepakati harga setiap ojek Rp200 ribu membawa dua penumpang.
"Akhirnya kami memesan tiga ojek. Akhirnya deal setiap ojek 200 ribu pulang pergi (PP) dengan kondisi penumpang 2 dan 1 driver," jelasnya.
Wisatawan itu juga mengaku sebelum tawar-menawar, tukang ojek mengajukan harga Rp400 ribu pulang pergi untuk dua orang saja. "Coba bayangkan dengan logika apakah kalian akan deal dengan harga Rp400 ribu untuk 2 orang? Saya yakin banyak yang tidak akan mau kecuali kalian yang memang orang berlebih," ujarnya.
Kenyataannya, kesepakatan dilanggar. Pengemudi ojek pangkalan tetap meminta Rp400 ribu per ojek untuk pulang pergi. "Sama Pak Pur, inget ya atas nama Pak Pur. Tadi awalnya kita satu orang gocap (lima puluh ribu rupiah), lalu (karena) naik turun (Pulang Pergi/PP) jadi cepek (seratus ribu rupiah). Sekarang kita (malah) dikenakan 400 ribu rupiah (per ojek) ya guys," ucapnya menyebutkan identitas tukang ojek tersebut.
Advertisement
Tuai Reaksi Pro Kontra
Lewat video yang diunggah, pria itu berharap agar para wisatawan Bromo lainnya agar berhati-hati. "Dan untuk pengelola harus ada perbaikan dan solusi," tutupnya.
Hingga berita ini, ditulis belum ada keterangan resmi dari pihak pengelola wisata Bromo terkait ojek yang mematok harga mahal kepada wisatawan tersebut. Video itu pun viral hingga menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet heran karena mahalnya harga ojek di Bromo.
"Lho apa alasan dia menaikkan ongkos dari 200 ribu PP ke 400 ribu?" tanya seorang warganet.
"Semakin lama Bromo akan sepi kalau sering terjadi kasus seperti ini," komentar warganet yang lain.
"Ke Bromo Cukup 1 X.. kalo ada yg Belom lebih baik ndak usah masih banyak tempat yg sama jauuh lebih murah biaya segalanya.. Mulai WC kecil dan Kopi," timpal yang lain.
Namun, beberapa warganet meyakini harga tersebut sudah sesuai kesepakatan. "Setelah adanya video ojek yang katanya 400 tidak sesuai perjanjian, tukang ojeknya dipanggil dan dimintai keterangan. Tapi kata tukang ojeknya harga itu sesuai kesepakatan," tulis warganet lain.
"Apes gak ada di kalender ya gaes, gak semua pelaku pariwisata gunung bromo seperti itu🙏🏻,” ujar warganet lainnya.
Jumlah Pengunjung Bromo Meningkat Saat Libur Waisak
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo, Jawa Timur, mencapai 6.242 orang pada masa libur panjang peringatan Hari Raya Waisak. Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra mengatakan bahwa jumlah pengunjung di kawasan taman nasional Gunung Bromo tercatat mengalami lonjakan pada 23 Mei 2024.
"Total jumlah kunjungan wisatawan pada masa libur Waisak, tercatat 6.242 orang pada periode 23-25 Mei 2024," kata Hendra di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 25 Mei 2024, dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com.
Ia menjelaskan jumlah tersebut melonjak dibandingkan pada 22 Mei 2024. Saat itu, tercatat jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo sebanyak 914 orang, terdiri atas 852 wisatawan nusantara dan 62 orang wisatawan asing.
Sementara pada 23 Mei 2024, lanjutnya, dari total 2.757 wisatawan yang berkunjung, 2.720 orang merupakan wisatawan nusantara dan 37 orang wisatawan asing. Pada 24 Mei 2024, jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo Bromo sudah menurun.
"Pada 24 Mei, total ada 1.781 orang wisatawan dan pada Sabtu (25/5) ini, tercatat 1.704 orang. Paling banyak kunjungan wisatawan pada 23 Mei 2024," katanya.
Advertisement