Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Waisak 2024 yang berpusat di Candi Borobudur pada pekan lalu berhasil mendatangkan wisatawan. Hujan yang sempat mengguyur tak menyurutkan minat masyarakat untuk mengikuti rangkaian acara Waisak, termasuk pelepasan ribuan lampion yang menjadi ikon Waisak Nasional di Candi Borobudur.
Berdasarkan rilis InJourney yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Senin, 27 Mei 2024, Candi Borobudur dikunjungi lebih dari 75 ribu orang. Kunjungan tertinggi terjadi pada puncak perayaan Waisak 2024, yakni 23 Mei 2024, dengan sekitar 37ribu orang, baik domestik maupun mancanegara, datang ke lokasi.
Baca Juga
Jumlah itu meningkat sekitar 63 persen dari perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun sebelumnya yang angka kunjungannya mencapai 46 ribu orang. Menurut Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, tingginya kunjungan itu menunjukkan harmoni yang indah di tengah keberagaman di Indonesia.
Advertisement
"Kesuksesan ini sekaligus mengukuhkan posisi Candi Borobudur sebagai salah satu episentrum umat Buddha dunia yang menarik minat wisata religi atau spiritual tourism dari wisatawan di berbagai belahan dunia," kata Maya.
Puncak perayaan diramaikan dengan acara Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, pradaksina Candi Borobudur, dan pelepasan lampion Waisak. Pada 24--25 Mei 2024, digelar mindful walking meditation, yaitu merasakan kesakralan Candi Borobudur melalui pradaksina dan meditasi yang dapat diikuti oleh masyarakat umum.
"Kami juga mendapatkan banyak respons positif dari pengunjung terkait pelaksanaan Waisak dan pelepasan lampion yang tahun ini dinilai lebih khidmat, termasuk beberapa side event yang dihadirkan untuk mengisi libur long weekend Waisak," sambung Maya.
Candi Borobudur Jadi Episentrum Umat Buddha
Maya menambahkan bahwa peningkatan kunjungan ke Borobudur ikut berdampak ekonomi kepada masyarakat sekitar. Ia menyebut tiket pesawat, kereta, hotel, dan homestay di sekitar Borobudur terjual habis dan berimbas pada peningkatan okupansi hotel yang terjadi di Jogja dan sekitarnya.
"Kami berkomitmen untuk terus mendorong event & program berbasis spiritual di Borobudur sebagai upaya memperkuat potensinya sebagai destinasi spiritual dan episentrum Buddha dunia," kata Hetty Herawati, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis InJourney Destination Management.
Perayaan Hari Raya Waisak Nasional 2568 BE atau Waisak 2024 di Lapangan Marga Utama Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditutup dengan festival lampion. Acara itu dikoordinasi oleh Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI).
Sebelum melepas lampion, umat Buddha melakukan sesi meditasi terlebih dahulu dibimbing oleh biksu sangha/ Selanjutnya, para umat diperlihatkan tata cara melepaskan lampion. Dikutip dari Antara, Kamis, 23 Mei 2024, lampion yang dilepaskan terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Advertisement
Pelepasan Lampion Paling Dinanti
Lampion akan terurai habis seluruh bahannya setelah melayang di udara, sehingga tidak menimbulkan limbah apapun di lingkungan. Hal ini terbukti dalam pelepasan lampion Waisak tahun 2023 lalu di mana tidak ada klaim asuransi atau aduan masyarakat. MBMI telah mengantisipasi berbagai hal dengan teliti seperti mempersiapkan asuransi, pemadam kebakaran, ambulans, dan lainnya.
"Pelepasan lampion Waisak merupakan acara yang ditunggu-tunggu setiap tahun oleh masyarakat. Pelepasan lampion ini sudah menjadi ikon Waisak Nasional di Candi Borobudur," terang Koordinator Lampion Waisak Nasional 2568 BE/2024 Fatmawati yang juga Ketua Umum Wanita Buddha Mahanikaya Indonesia.
Tri Suci Waisak adalah untuk memperingati tiga peristiwa penting, yaitu kelahiran Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, serta Buddha Gautama parinibbana (wafat). Pada tahun ini, peringatan Waisak Nasional pada 2024 mengusung tema "Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran Yang Diajarkan Oleh Sang Buddha", dengan sub-tema "Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan, dan Kebencian".
Ritual Biksu Thudong Kembali Dilakukan
Setiap tahun, masyarakat dari seluruh Indonesia dan mancanegara, baik umat Buddha yang melakukan ritual maupun turis hadir ke Candi Borobudur untuk ikut acara atau menyaksikan pelepasan lampion. Momen pelepasan merupakan simbol penerangan, kedamaian batin, ketenangan, kebahagiaan, dan tercapainya harapan, doa, cita-cita yang baik serta impian peserta yang ditulis khusus pada stiker yang dapat diterbangkan bersama lampionnya.
Fatmawati menyampaikan bahwa tahun ini terdapat dua sesi pelepasan lampion untuk mengakomodasi tingginya minat masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pelepasan lampion. Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur tak hanya didatangi pengunjung dari negeri sendiri tapi juga serombongan biksu thudong dari negara tetangga seperti Thailand dan Singapura.
Cuplikan video rombongan biksu thudong itu ramai beredar di media sosial, termasuk saat mereka sedang istirahat di serambi Masjid Baiturrohmah wilayah Bengkal, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Salah satunya diunggah di akun Twitter atau X @Jateng_Twit, Rabu 22 Mei 2024.
Advertisement