Sukses

Mantan CEO Miss Universe Ketahuan Sebut Kontestan Transgender dan Perempuan Menikah Jangan Harap Bisa Menang Ajang Kecantikan

Anne Jakapong Jakrajutatip, salah satu pemilik organisasi Miss Universe mengatakan bahwa wanita transgender, sudah menikah, dan janda bisa mengikuti acara kecantikan tersebut namun tidak akan bisa menang. Perkataannya tersebut menuai hujatan hingga ia mengklarifikasi langsung soal keberadaan video tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Miss Universe kedapatan menyebut perempuan transgender dan mereka yang sudah menikah bisa mengikuti ajang kecantikan tersebut berdasarkan pedoman yang baru diluncurkan, namun 'mereka tidak akan bisa menang'. Dikutip dari The New York Post, Senin (3/6/2024), sebuah video yang bocor menunjukkan Anne Jakapong Jakrajutatip, salah satu pemilik Miss Universe, dalam rapat dewan November 2023, berbicara dengan serius soal pendapatnya tentang wanita transgender dalam kontes kecantikan. 

Dalam video yang diberikan kepada Vox oleh Rodrigo Goytortua Ortega, mantan CEO Miss Universe, Jakrajutatip mengatakan, "Perempuan transgender, wanita yang bersuami, janda, ini adalah strategi komunikasi, karena mereka bisa bersaing, tapi tidak bisa menang. Kami hanya mengeluarkan kebijakannya saja. Inklusi sosial, seperti yang dikatakan orang-orang."

Jakrajutatip yang juga seorang transgender melanjutkan perbincangan dengan mengatakan bahwa perempuan dari latar belakang non-tradisional tidak akan bisa memenangkan ajang Miss Universe. Ajang kecantikan tersebut baru mempunyai kontestan transgender pertamanya yaitu Miss Spanyol Angela Ponce pada 2018.

Dalam video yang bocor, ketika seorang anggota dewan direksi menyarankan untuk memberikan konsep "Agensi Model Miss Universe," Jakrajutatip setuju dan berkata, "Kita bisa mendapatkan kecantikan seukuran aslinya, kontestannya. Untuk yang ukurannya sangat besar, kita harus mengontrol penonton jangan sampai mereka memilih (kontestan) ukuran besar."

Susunan kontestan Miss Universe 2023 juga menampilkan peserta pertama yang sudah menikah, yaitu Miss Guatemala Michelle Cohn dan Miss Camila Avella. Miss Nepal Jane Dipika Garrett adalah kontestan pertama dengan tubuh berukuran plus size pada ajang kecantikan tahunan tersebut. Kontes kecantikan itu juga menghapus batasan usia dan menghasilkan peserta seperti Alejandra Rodriguez, seorang jurnalis dan pengacara yang berkompetisi dalam ajang Miss Argentina pada usia 60 tahun.

 

2 dari 4 halaman

Jakrajutatip Menyangkal Tuduhan Tersebut, Sebut Video adalah Editan

Meskipun Miss Universe belum menanggapi permintaan komentar ini, Jakrajutatip telah angkat bicara menentang tuduhan tersebut dalam sebuah pernyataan di Facebook pada 27 Februari 2024.

"Video editan jahat tersebut di luar konteks dan digunakan untuk memanipulasi orang lain sehingga menyebabkan kebingungan publik, kesalahpahaman, salah tafsir, dan kesimpulan yang salah," tulis Jakrajutatip.

"Saya berharap dunia tidak terkecoh dengan sinetron yang tidak masuk akal ini. Saya masih tidak mengerti mengapa pria ini, yang saya sangat baik padanya, ingin membahayakan saya dan organisasi saat kita membicarakan salah satu episode reality show baru, bukan acara itu sendiri."

Organisasi Miss Universe juga mengirimkan pernyataan kepada USA Today yang mengatakan bahwa organisasi tersebut telah bekerja tanpa lelah untuk mempromosikan inklusi dan memastikan informasi yang beredar tersebut tidak sesuai dengan nilai yang dibawa Miss Universe.

"Organisasi Miss Universe telah bekerja tanpa lelah untuk mempromosikan inklusi, transparansi, dan integritas, dan kami tidak akan terpengaruh oleh tuduhan yang tidak berdasar. Kami telah diberitahu tentang upaya jahat yang dilakukan oleh individu tertentu untuk menodai reputasi organisasi kami dengan menyebarkan tuduhan palsu."

 

3 dari 4 halaman

Alejandra Rodriguez, Kontestan Miss Universe Berusia 60 Tahun Pertama

Sementara, Alejandra Rodriguez jadi kontestan tertua yang pernah mengikuti ajang Miss Universe. Perempuan 60 tahun asal Argentina tersebut didapatnya setelah meraih gelar Miss Buenos Aires sebelumnya.

Alejandra Marisa Rodríguez adalah seorang penasihat hukum rumah sakit. Ketika masuk ke kompetisi Miss Argentina setelah kesuksesannya di Miss Buenos Aires, dia disambut dengan gembira sebagai bentuk 'kemenangan' atas diskriminasi usia di dunia kontes kecantikan yang terobsesi dengan wanita-wanita muda.

Namun, langkahnya terhenti, ia gagal merebut mahkota Miss Argentina. Meski begitu, dia tetap berhasil dengan membawa pulang gelar "wajah terbaik", salah satu dari beberapa kategori kontes termasuk gaun malam terbaik, baju renang terbaik, dan paling elegan

Selama kontes, dia berterima kasih kepada semua orang yang merayakan kesuksesannya di kompetisi Miss Buenos Aires April 2024. Kemenangannya di kompetisi tersebut setelah Miss Universe menghapuskan batasan usia yang berlaku.

Dalam sekejap, pengacara bersuara lembut dari Kota La Plata (bagian selatan Buenos Aires) tersebut, membagikan tips pelembab kepada para wanita yang berusaha mendapatkan wajahnya yang mulus dan menjanjikan kepada masyarakat bahwa ada benarnya mengenai pepatah "usia hanyalah sebuah angka".

4 dari 4 halaman

Pertama Kalinya dalam Sejarah, Miss Universe Menghapus Aturan Batasan Usia

Selama beberapa dekade, kontes Miss Universe secara terbuka menggambarkan dirinya sebagai sebuah ekstravaganza wanita yang belum menikah. Wanita berusia akhir belasan dan dua puluhan tersebut mondar-mandir di depan juri untuk dinilai penampilan dan kepribadian mereka. 

Karena semakin banyak orang yang menganggap hal ini meresahkan, penyelenggara menyadari betapa jauhnya kontes ini tertinggal dari budaya. Selama beberapa tahun terakhir, ketika #MeToo dan gerakan keadilan sosial melanda dunia, Miss Universe berlomba untuk meyakinkan mereka yang skeptis bahwa Miss Universe lebih mementingkan pikiran dan jiwa daripada tubuh.

Pihak Miss Universe menghilangkan banyak persyaratan kelayakan yang kontroversial dan membuka kesempatan bagi perempuan yang sudah menikah, hamil, lesbian dan transgender, dan menghapus semua penyebutan "kecantikan" di situsnya. Karena kontes tersebut menekankan empati, kepercayaan diri, dan keaslian sebagai cita-cita feminin, penyebutan "wanita muda" tetap berlaku, dan bersamaan dengan itu, ada juga larangan terhadap hal-hal yang tidak pantas.Â