Sukses

Ungkap Megatren Pariwisata Masa Depan di ITIF 2024, Sandiaga Uno: Kami Butuh Lebih Banyak Investasi

Sandiaga Uno menyebut pariwisata hijau sebagai salah satu praktik wisata masa depan saat membuka ITIF 2024. Kemunculannya bukan semata karena syarat sertfikasi, namun dorongan pelancong.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menghadiri peresmian International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024 di PIK, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Di kesempatan itu, ia mengungkap megatren pariwisata masa depan.

"Ada peningkatan kesadaran akan kebutuhan mendesak terhadap praktik pariwisata hijau," katanya dilihat dari siaran langsung kanal YouTube Kemenparekraf, Rabu. "Kami melihat industri ini mengalami perubahan yang sangat cepat, dan hal ini bukan hanya disebabkan persyaratan sertifikasi, namun juga permintaan masyarakat."

Pelancong sekarang, menurut Menparekraf, menginginkan hotel ramah lingkungan dan praktik pariwisata berkelanjutan secara general. "Praktik wisata dan mitra kami harus bergerak menuju pariwisata yang dipersonalisasi, dilokalisasi, dan disesuaikan dengan minat masing-masing wisatawan," ujarnya.

"Skalanya boleh saja lebih kecil, namun dampaknya lebih besar terhadap masyarakat lokal," klaim Sandi. "Kami berinvestasi tidak hanya pada tiga P, yaitu people, planet, and prosperity, namun juga menambahkan perdamaian dan kemitraan."

Menparekraf menyebut, pihaknya percaya bahwa pemeliharaan Bumi memerlukan kolaborasi, dan "berinvestasi di dalamnya harus jadi prioritas utama setiap pemangku kepentingan." "Pengakuan internasional terhadap pariwisata Indonesia telah berkembang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Kami naik 10 peringkat tahun lalu (menurut Travel & Tourism Development Index (TTDI))," bebernya.

"Ini adalah tugas paling sulit, karena saya akan mengakhiri masa jabatan saya dalam waktu sekitar empat bulan," kata Sandiaga Uno. "Namun, saya ingin melaporkan pada hadirin sekalian semua bahwa kami mendekati (posisi) 20 besar Travel & Tourism Development Index."

2 dari 4 halaman

Apa Saja Tantangan Sektor Pariwisata Indonesia?

Sandi melanjutkan, "Kami juga didapuk sebagai destinasi paling ramah Muslim di dunia berdasarkan Global Crescent Rating, bagian dari MasterCard untuk Global Muslim Travel Index." Di antara tren dan pencapaian tersebut, Menparekraf mengatakan bahwa kurangnya investasi di sektor pariwisata masih jadi tantangan hingga kini.

"Kami membutuhkan lebih banyak investasi," sebut dia. "Tahun lalu, Indonesia mencatat lebih dari 3 miliar (dolar AS) investasi di bidang pariwisata. Namun kenyataannya, seperti sebelum-sebelumnya, trennya adalah 80 persen hanya (tertuju) di hotel, restoran, dan kafe."

"Kami memerlukan lebih banyak investasi pada ekosistem, termasuk pengembangan produk pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif," menurut Menparekraf.

Ia menyebut bahwa pariwisata Indonesia membutuhkan investasi lebih dari 15 hingga 20 miliar dolar AS. "Jadi, sangat-sangat penting bagi kami untuk meluncurkan International Tourism Investment Forum ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada UNDP dan KADIN atas dukungannya."

Tahun ini, ITIF 2024 berfokus pada inovasi, ketahanan, dan perkembangan yang berkelanjutan. "Saya yakin ini akan jadi platform bagi kita untuk memberi solusi dan mempercepat investasi pariwisata," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Parwisata Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai penutup, Manperakraf berkata, "Saya ingin mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya pada pihak penyelenggara, para sponsor, dan seluruh peserta. Mari kita ciptakan momen pengakuan akan perlunya investasi untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas."

"Bukan sembarang lapangan kerja berkualitas, namun lapangan kerja berkualitas ramah lingkungan dalam ekonomi sirkular biru dan hijau demi transformasi kita menuju Indonesia Emas 2045," tandasnya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan dalam sambutannya, "Industri pariwisata dapat jadi sumber pertumbuhan (ekonomi) inklusif yang baik dan berkualitas. Jadi, saya berada di sini untuk mendukung Pak Sandi bahwa pariwisata bisa dan harus berperan (dalam pertumbuhan ekonomi)." 

Indonesia mempunyai peluang untuk meningkatkan industri pariwisata, sebutnya. "Seperti yang disampaikan Pak Sandiaga Uno, kami mempunyai banyak sumber daya alam yang indah. Kami juga mempunyai warisan dan kekayaan budaya," ucap Menkeu.

"Kami memiliki pariwisata halal dan keramahtamahan yang sebenarnya sudah jadi DNA banyak orang Indonesia. Jadi, untuk jadi destinasi pariwisata yang ramah, Indonesia tidak perlu melakukan upaya khusus karena itu sudah jadi DNA kami. Tapi, jangan menganggap remeh," ia melanjutkan.

4 dari 4 halaman

Apa Itu ITIF?

Menurut Menkeu, pariwisata bergantung pada sumber daya manusia, infrastruktur, dan keberlanjutan lingkungan. "Jadi, kita harus sangat berhati-hati dalam melihat apa yang sebenarnya berkontribusi pada pariwisata," ungkapnya.

"Kontribusi pariwisata terhadap PDB juga masih belum pulih dari tingkat sebelum pandemi. Dari jumlah tersebut, kontribusinya terhadap PDBm yakni sekitar 3,8. Angka ini masih sedikit lebih rendah dibandingkan angka 4,7 sebelum pandemi."

Kendati demikian, belanja terkait sektor pariwisata, baik dalam maupun luar negeri, sudah meningkat. "Sinergi multisektoral penting dilakukan (supaya pariwisata bisa berdampak nyata pada ekonomi)," sebut Sri.

"Jadi, bukan hanya pemerintah, BUMN, pemerintah daerah, dan sektor swasta juga sangat penting bagi pariwisata," imbuhnya. "Kami mengembangkan kawasan ekonomi untuk pariwisata, yang ternyata memberi banyak dukungan."

ITIF 2024 merupakan hasil kerja sama Kemenparekraf dengan UN Tourism. Tahun ini, ITIF dihadiri kurang lebih 600 peserta, mulai dari pembuat kebijakan, perwakilan pemerintah pusat dan daerah, investor, sampai pemilik proyek, merujuk rilis di laman Kemenparkraf. Sederet agendanya termasuk high level talks, roundtable session dengan beberapa delegasi negara, seperti India dan Rusia terkait investasi di sektor parekraf, serta penandatanganan sejumlah kerja sama. 

Â