Liputan6.com, Jakarta - "Alasan Anda tidak boleh mengaplikasikan produk skincare kedaluwarsa pada wajah Anda!" begitu keterangan yang dibubuhkan akun TikTok @doctoryoun, Sabtu, 1 Juni 2024. Ahli bedah plastik asal Amerika Serikat itu merujuk pada kasus yang menimpa pemilik akun @BeastEater.
Di video, ia berkata dalam Bahasa Inggris yang artinya, "Perempuan muda ini mengoleskan produk perawatan jerawat atau flek hitam kedaluwarsa pada wajahnya. Karena terasa sensasi terbakar, jadi dia mencucinya dan membersihkan wajahnya dengan uap."
Baca Juga
"Seperti yang Anda bisa lihat, dia mengembangkan luka parsial yang parah, bahkan ada bagian hampir seluruhnya terbakar di dekat kening. Setelah empat hari, ia pergi ke rumah sakit di mana ia didiagnosis menderita infeksi bakteri yang bisa masuk ke aliran darahnya."
Advertisement
"Kabar baiknya adalah ia sembuh dari penyakit itu, dan tampak luar biasa. Tolong, tolong jangan mengaplikasikan produk skincare kadaluwarsa ke wajah Anda!" tandasnya.
Produk perawatan kulit nyatanya dapat "rusak" seiring berjalannya waktu. Meski Anda mungkin tidak menemukan tanggal kedaluwarsa yang jelas pada produk non-obat, masih ada cara untuk mengukur keamanannya, dikutip dari SCMP, Kamis, 6 Juni 2024.
Dr Bruce Brod, dokter kulit di Penn Medicine, menunjukkan bahwa beberapa produk mungkin menampilkan "tanda setelah pembukaan" dalam kerangka waktu untuk penggunaan yang aman. Namun, pelabelan ini tidak pasti dan hanya berguna jika Anda ingat kapan pertama kali membuka produk perawatan kulit tersebut.
Mengapa Tidak Boleh Pakai Skincare Kedaluwarsa?
Brod menekankan bahwa jika tidak dapat mengingat kapan Anda membeli produk perawatan kulit, lebih baik berhati-hati dan hindari menggunakannya. Menggunakan produk yang sudah melewati masa kedaluwarsanya dapat menimbulkan potensi risiko.
Seiring waktu, produk perawatan kulit yang dibuka dapat terdegradasi dan jadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Elisabeth Anderson dari Pusat Penelitian Keamanan Bahan di Michigan State University memperingatkan bahwa produk yang terkena kelembapan, seperti produk di kamar mandi, dapat dengan mudah terkontaminasi.
Produk yang terkontaminasi dapat menyebabkan iritasi kulit, eksim, dan infeksi. Anne Chapas, dokter kulit dari American Academy of Dermatology, mencatat bahwa mengoleskan produk yang terkontaminasi langsung ke kulit dapat menyebabkan infeksi wajah yang serius, terutama jika terdapat goresan atau lecet.
Bahan pengawet dalam produk perawatan kulit memang membantu mencegah infeksi, namun bahan tersebut dapat rusak seiring waktu, terutama bila disimpan di lingkungan lembap atau terkena sinar matahari. Bahan aktif, seperti vitamin C dan asam hialuronat, juga dapat terdegradasi jika terkena udara dan cahaya, sehingga produk jadi kurang efektif.
Advertisement
Berapa Masa Kedaluwarsa Skincare?
Chapas menyarankan untuk tidak menggunakan produk berbahan aktif lebih dari satu tahun. Produk perawatan kulit yang mengandung tabir surya atau perawatan jerawat tidak boleh digunakan melebihi tanggal kedaluwarsa yang tertera.
Selain itu, produk yang mengandung minyak esensial, seperti minyak pohon teh, dapat berbahaya jika terkena cahaya dan udara terlalu lama. Cara paling akurat untuk menentukan apakah suatu produk perawatan kulit yang sudah lama masih aman digunakan adalah dengan mengujinya di laboratorium.
Karena kebanyakan orang tidak memiliki laboratorium sains di rumah, ada beberapa tanda degradasi yang dapat Anda waspadai. Terpisahnya minyak dan air, perubahan tekstur atau warna, serta bau yang tidak sedap merupakan indikasi bahwa suatu produk telah mengalami degradasi. Jika ada yang tidak beres, sebaiknya jangan melanjutkan pemakaian.
Demi melacak masa pakai produk, tandai tanggal pembukaan serum atau pelembap. Juga, pastikan untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa atau simbol PAO pada kemasannya.
Apa Produk Skincare yang Lebih Cepat Kedaluwarsa?
Umumnya, sebagian besar produk skincare aman digunakan dalam jangka waktu enam bulan hingga satu tahun, kecuali produk perawatan mata yang mungkin memiliki umur simpan sedikit lebih pendek. Perlu dipahami bahwa jenis produk berpengaruh paling kecil terhadap seberapa cepat atau lambat itu dapat kedaluwarsa.
"Tidak masalah apakah itu krim, serum, atau produk lain. Faktor seperti suhu, waktu, kelembapan relatif, stres fisik, dan parameter lingkungan lain lebih berpengaruh," kata ahli kimia kosmetik Vince Spinnato, lapor Allure. "Cahaya, panas, kelembapan, transmisi gas, dan kontaminasi mikroorganisme juga berdampak pada umur sebuah produk."
Meski demikian, "produk berbahan dasar air, termasuk cairan, krim, dan losion, lebih rentan terhadap pembusukan akibat pertumbuhan bakteri jika sistem pengawetnya tidak cukup kuat atau jika produk tersebut terus-menerus bersentuhan dengan pengguna," seperti menempatkan jari Anda ke dalam jar, kata ahli kimia kosmetik Jim Hammer.
Itu tidak berarti produk berbahan dasar minyak bebas dari bahaya, katanya. Bahan-bahan tersebut dapat teroksidasi seiring waktu, menyebabkan perubahan warna dan bau yang tidak berhubungan dengan bakteri.
Kemasan yang tepat dapat membantu suatu produk bertahan lebih lama, namun itu tidak selalu demikian. "Umur pakainya benar-benar terhitung setelah kemasan dibuka," kata Hammer.
Advertisement