Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Curunumbeng yang Bisa Dicapai Melalui Jalan Trans-Flores

Gunung Curunumbeng di Flores NTT terbilang kurang populer, bahkan penduduk sekitar kurang mengenal nama gunung tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Curunumbeng merupakan sebuah gunung yang berlokasi di Satar Mese Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Curunumbeng terbilang kurang populer, bahkan penduduk sekitar kurang mengenal nama gunung tersebut. Tapi warga lokal justru mengenalnya dengan nama Poco Mblek atau Poco Desu.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Jumat, 7 Juni 2024, Gunung Curunumbeng ini memiliki ketinggian 1.992 mdpl yang termasuk kategori gunung dengan ketinggian kurang. Gunung ini tidak pernah didaki untuk kesenangan, namun terdapat jalur pemburu di lereng yang lebih rendah dan satu jalur benar-benar mengarah melewati bahu pegunungan dari Matavai hingga Lembor selatan.

Masih banyak hal mengenai Gunung Curunumbeng selain ketinggian dan lokasinya. Berikut enam fakta menarik Gunung Curunumbeng yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com pada Jumat, 7 Juni 2024.

1. Dikelilingi Banyak Desa

Mengutip dari laman Geo View, terdapat beberapa desa di sekitar Gunung Curunumbeng, antara lain Desa Ling, Desa Kole, Desa Waebangka, Desa Nao, Desa Popo, Desa Gulung, Desa Todo, Desa Hilihintir, Desa Renda. Selain itu Desa Munting yang terletak di bawah kaki Gunung Curunumbeng, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Mangarai Barat, memiliki potensi pertanian yang cukup baik dengan tanaman seperti padi dan porang.

2. Akses Transportasi ke Gunung Curunumbeng

Curunumbeng berjarak sekitar satu setengah jam dari Ruteng atau dua setengah jam dari Labuan Bajo. Terdapat bandara di Ruteng tetapi penerbangan lokal hanya dilakukan beberapa kali seminggu. Sementara jika melalui Labuanbajo akan lebih banyak pilihan waktu penerbangan, terutama jika transit dulu ke Denpasar, Bali. 

2 dari 4 halaman

3. Akomodasi Penginapan Terdekat

Akomodasi sebelum menuju Gunung Curunumbeng, terdapat beberapa hotel di Ruteng. Sayangnya karena termasuk daerah terpencil tempatnya pun kurang memadai. Kemungkinan, Anda meminta izin tinggal di rumah orang lokal jika diizinkan. Namun seorang yang pernah mendaki ke Curunumbeng pernah menginap di Rumah Biara Katolik Wisma Santa Maria yang bukan termasuk hotel.

Akomodasi ini biasanya sudah dipesan jadi pastikan Anda memesan kamar jauh hari sebelumnya. Jika menginap di Labuanbajo yang lebih populer, ada banyak hotel yang sesuai dengan semua jenis bujet keuangan, namun perlu diketahui bahwa jaraknya cukup jauh untuk ke Gunung Curunumbeng.

4. Izin Pendakian dan Sumber Air 

Tidak diperlukan izin pendakian, karena gunung ini memang jarang didaki pengunjung dari luar Flores. Sementara untuk sumber air, bawalah perbekalan secukupnya, meskipun jalur ini melintasi sungai beberapa kali di dekat awal rute Matavai (terakhir sekitar 1.200 mdpl).

3 dari 4 halaman

5. Dekat dari Jalan Trans-Flores

 

 

Puncak Curunumbeng sebenarnya cukup dekat dengan jalan Trans-Flores. Namun semua tikungan tajam di kawasan ini membuat sangat sulit untuk menentukan titik awal terbaik, bahkan dengan GPS.

Rute menuju gunung dari arah timur dimulai di Kampung Bumbek (900 mdpl) di mana Anda akan dapat menemukan penduduk desa setempat untuk membawa Anda mendaki gunung, dan melewati perkebunan kopi dan kemudian mendaki sebuah lembah dengan sungai kecil di dalamnya.

Rupanya, pada awal 2013, sejumlah bantuan diberikan untuk penyediaan air dan metode irigasi kepada penduduk desa oleh sebuah organisasi Belanda yang berbasis di Ruteng. Jalurnya cukup jelas namun berlumpur dan curam sehingga sangat licin.

Melihat ke belakang, Anda akan melihat ujung barat barisan pegunungan Mandasawu di antara dua puncak terluar barisan Curunumbeng. Dalam waktu kurang dari satu jam Anda akan melewati persimpangan kecil. Di sebelah kanan terdapat beberapa pondok pertanian dan melalui rute inilah penduduk desa terkadang mendaki gunung melewati bahu pegunungan dan turun menuju Lembor. 

 

4 dari 4 halaman

6. Rute Lain dari Rangga

 

Untuk mencapai puncak Curunumbeng, rute yang paling jelas adalah dari Rangga (sekitar 900 mdpl) yang berada di sisi barat laut pegunungan dan lebih dekat ke Lembor. Jalan setapak melewati punggung bukit yang datar dan ditumbuhi tanaman sebelum mengarah ke hutan yang sebenarnya.

Jalurnya cukup curam di beberapa bagian saat melewati hutan tersebut, tetapi mengarah langsung ke puncak. Dimungkinkan untuk mendaki sekitar seratus meter lagi di kawasan hutan yang curam dan tidak memiliki jalan setapak hingga ke gugusan batu besar (1.685 mdpl). 

Penduduk lokal setempat biasa berkemah hanya semalam di gunung. Tujuan mereka mendaki Gunung Curunumbeng adalah untuk mengumpulkan kayu, atau berburu babi hutan karena rusa sendiri sangat jarang.

Anda seharusnya membutuhkan waktu sekitar dua setengah jam untuk mencapai titik tertingginya. Dari bebatuan, Anda dapat melihat kembali ke bawah ke arah desa dan juga ke hutan yang sangat liar dan lebat di dekat puncak. Penduduk desa belum pernah mendengar tentang Curunumbeng, dan menyebut gunung ini Poco Mblek

Â