Liputan6.com, Jakarta - Setelah tiket pesawat domestik, timbul keluhan seputar harga tiket konser di Indonesia yang dinilai kian mahal. Narasi tersebut berkembang di X, dulunya Twitter, setelah seat plan konser Dua Lipa di Jakarta diumumkan, baru-baru ini.
Salah satu yang angkat bicara adalah anak pedangdut Iis Dahlia, Salshadilla Juwita. Di cuitannya, ia membalas pengumuman konser pelantun lagu Blow Your Mind (Mwah) itu di Thailand, menulis, "Tiket konser artis segede Dua Lipa kalo dirupiahin cuma 2,5jt wkwkwk promotor indo gabisa relate,” pada Kamis, 6 Juni 2024.
Baca Juga
"Kalo diitung-itung, nonton konser di BKK (Bangkok) Rp2,5 (juta) + hotel (Rp)500 ribuan x 3 malem daerah pratunam, air asia pp (Rp) 2,3 juta ya cuma (Rp)6,3 juta di luar jajan-jajan. Paling cuma (Rp)8jt total, udah jalan-jalan 😇😇😇😇😇," imbuhnya. Tweet itu pun diserbu warganet. Salah satunya menimpali, "Promotor Indo ngambil untungnya kegedean."
Advertisement
"Biasa banyak punglinya," sahut yang lain. "Beda banget. Di Indonesia paling murah (Rp)2,8 juta selain restricted view. Kayak gede aja UMR-nya," sindir pengguna berbeda, masih merujuk pada harga tiket konser Lipa. "Kalo mahal tapi fasilitasnya okee sih gapapa, lha ini bare minimum banget," kritik pengguna berbeda.
"Udah mahal begini pasti tetep aja ada yang beli. Ga bakal kapok lah itu promotor-promotor konser," menurut seorang warganet. "Promotor indo knp dah jualan tiket harganya gak ngotak bgt? Tmnku org korea kaget liat harga tiket idol diindo wkwkwk klau misal krn jauh, tp idol yg sama konser di bkk hrganya jg beda jauh ama indo 😭," tulis yang lain.
Mengapa Harga Tiket Konser Musik di Indonesia Mahal?
Ada yang berkomentar, "Pliss jangan dinormalisasikan harga konser mahal di indonesia 🥺🙏🏻 keenakan promotornya, next mereka bisa naik-naikin harga muluu kalo laku terus." "Dipalakin sana-sini ini mah. Enggak ngotak banget mahalnya," keluh pengguna berbeda.
Komplain ini sebenarnya sudah diutarakan sejak beberapa waktu lalu, terutama mengingat banyaknya musisi internasional yang konser di Indonesia setelah pandemi COVID-19. Tahun lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, mahalnya harga tiket konser di Indonesia salah satunya dipengaruhi biaya pengurusan izin event yang tidak murah.
Prosesnya cukup panjang, bahkan terkesan berbelit-belit, menurut Menparekraf. "Biaya resmi, non-resmi, dan biaya pengamanannya ini tidak fixed," kata Sandi dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, 4 Desember 2023.
Mengurangi kerumitan melalui digitalisasi perizinan event pun disiapkan sebagai solusi. "Dengan digitalisasi, proses perizinan pihak promotor pada pemerintah dan pihak terkait bisa lebih singkat dan tidak sulit, sehingga biayanya pun jadi lebih murah," menurut mantan Wakil Gubernur Jakarta itu.
Advertisement
Apa Kabar Aplikasi Digitalisasi Perizinan Event?
Minggu ini, Menparekraf mengungkap banyaknya konser musik internasional di Indonesia tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tapi juga jadi kesempatan menggenjot perekonomian Indonesia. Saat weekly press briefing di Kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin, 3 Juni 2024, ia mengungkap kesan para musisi internasional yang pernah manggung di Indonesia.
Euforia para penggemar diyakini membuat banyak musisi internasional rindu dan memutuskan kembali manggung di sini. "Rasanya hampir semua musisi (internasional), termasuk Coldplay, menyampaikan ke saya bahwa mereka enggak pernah dapat energi (positif) yang seperti ini," kata Sandi.
Dengan semakin banyaknya konser musik, termasuk musisi mancanegara, Sandi berharap aplikasi digitalisasi perizinan event yang sudah lama disiapkan bisa segera diluncurkan. Bila perizinan konser semakin mudah, acara seperti konser diharapkan bisa semakin bertambah dan tentunya membuat pariwisata semakin marak.
"Kita harapkan digitalisasi perizinan untuk membuat konser ini bisa segera diluncurkan. Kabarnya ini sudah memasuki tahap akhir, jadi mudah-mudahan bisa segera diresmikan agar perizinan bisa lebih mudah dan praktis," ucap Sandi.
Proses Digitalisasi Izin Event di Indonesia
Proses digitalisasi izin event, kata Menparekraf, melibatkan banyak kementerian dan lembaga, termasuk di antaranya Kemenkomarves yang bertindak sebagai koordinator, Kepolisian RI yang bertanggung jawab dalam penerbitan izin keramaian, dan Kemenpan RB yang bertugas mengorkestrasi. Ia berharap digitalisasi perizinan event bisa membuat prosesnya lebih sederhana, cepat, dan transparan.
"Ada sekitar tiga ribuan event yang menciptakan nilai ekonomi sekitar Rp162 triliun," kata Sandi, tahun lalu.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengungkap, banyaknya konser internasional menunjukkan ekosistem maupun atmosfer di Indonesia sudah layak untuk jadi tuan rumah event berskala global.
Hal ini perlu dipertahankan dan bisa jadi momentum penambahan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang akhirnya memengaruhi perputaran ekonomi di Indonesia. "Jadi, Kemenparekaf menyampaikan apresiasi luar biasa. Dari perspektif pariwisata, tadi disebut 30-40 persen ini sudah menambah jumlah wisman. Kami siap mendukung maupun memfasilitasi penyelanggara," sebutnya.
Advertisement