Liputan6.com, Jakarta - Spesies siput yang bisa nyala dalam gelap dari Thailand telah menarik perhatian banyak orang dengan memenangkan penghargaan bergengsi International Mollusc of the Year 2024. Dikutip dari The Thaiger, Rabu, 12 Juni 2024, kompetisi tersebut dilakukan secara online melalui sistem voting yang sudah dilaksanakan pada April lalu.
Lebih dari 50 persen dari 6 ribu pemilih memilih moluska satu ini dan menjadikannya sebagai terfavorit di kalangan penggemar siput. Kompetisi tahunan yang diprakarsai oleh Institut Penelitian dan Museum Sejarah Alam Senckenberg Jerman, Pusat Genomik Keanekaragaman Hayati Translasi LOEWE, dan Unitas Malacologica ini bertujuan untuk menyoroti keanekaragaman moluska yang luar biasa dan mempromosikan konservasinya.
Juara tahun ini, Phuphania crossei, adalah siput unik yang dapat bernapas di darat dan hanya ditemukan di hutan tropis Thailand. Dijuluki "tongkat menyala", siput ini memiliki cahaya yang luar biasa yang membedakannya.
Advertisement
Dr. Athit Pholyotha, ahli biologi di Universitas Chulalongkorn Thailand dan bagian dari tim penemuan dari spesies ini, menggambarkannya sebagai siput yang tampak normal pada pandangan pertama, dengan tubuh berwarna cokelat kekuningan dan kepala abu-abu gelap dan mata berbentuk tangkai. Cangkangnya yang berwarna kecokelatan memiliki tulang rusuk yang berbeda.
Namun, keajaiban sebenarnya terletak pada cahaya kehijauan yang terus-menerus terlihat, bahkan di siang hari. Bioluminesensi atau pancaran cahaya dihasilkan oleh sel-sel cahaya di bagian kaki dan mantel, suatu sifat langka di antara siput darat, kata Dr. Athit.
"Sebelumnya, satu-satunya moluska darat yang diketahui memiliki kemampuan ini adalah Quantula striata, ditemukan di Singapura pada tahun 1942. Namun, Phuphania crossei dapat mempertahankan cahayanya terus menerus."
Â
Sedang Diteliti Manfaat Kesehatannya
Ditemukan di sekitar pegunungan batu kapur di distrik Kaeng Khoi di Saraburi, Phuphania crossei mewakili kekayaan keanekaragaman hayati Thailand. Asisten Profesor Piyoros Tongkerd, yang juga merupakan bagian dari tim peneliti, mengungkapkan bahwa langkah mereka selanjutnya adalah memetakan genom siput.
"Ini akan memungkinkan kita membandingkannya dengan moluska bercahaya lainnya dan memahami jalur evolusinya."
Dia menambahkan bahwa para peneliti dari Fakultas Sains dan Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn bekerja sama untuk mempelajari manfaat medis dari lendir yang dihasilkan oleh siput.
"Mempelajari genom siput akan membantu kami mengidentifikasi protein yang digunakan siput untuk memproduksi lendir, yang dapat mengarah pada pengembangan pasokan medis yang sangat efisien di masa depan," katanya.
Lendir siput sudah menjadi bahan populer dalam produk anti-penuaan kulit dan mengisyaratkan penerapan yang lebih luas di masa depan. Semakin populernya baru-baru ini, istilah pencarian "lendir siput" telah ditonton lebih dari satu miliar kali di TikTok, dengan influencer yang meliput kegunaannya, metode penerapannya, dan banyak lagi.
Advertisement
Manfaat Lendir Siput untuk Kulit
Dilansir dari Forbes, meskipun belum banyak penelitian yang menyelidiki manfaat lendir siput, cairan kental tersebut mengandung beberapa zat yang mungkin bermanfaat bagi kulit. Lendir siput adalah zat lendir yang dikeluarkan siput untuk tujuan hidrasi, pelumasan, dan adhesi. Dengan kata lain, zat ini membantu mereka untuk bergerak melintasi dan menempel pada permukaan.
Lendir siput telah digunakan dalam perawatan kulit sejak zaman Yunani Kuno. Baru-baru ini, lendir bekicot mulai populer di Amerika Serikat, kata Corey L. Hartman, MD, dokter kulit bersertifikat dan pendiri Skin Wellness Dermatology di Birmingham, Alabama.
Secara kimiawi, lendir siput mengandung beberapa senyawa yang berpotensi memberikan manfaat perawatan kulit, seperti mengandung kolagen dan elastin yang tinggi. Kolagen meningkatkan kekuatan kulit, sedangkan elastin memberikan elastisitas kulit.
Lendir siput juga mengandung asam glikolat yang merupakan eksfolian yang sering digunakan untuk menghilangkan lapisan kulit mati dan mengurangi hiperpigmentasi. Ada juga kandungan allantoin, yaitu senyawa organik yang melembapkan kulit, yang mungkin berefek anti-inflamasi dan mempercepat penyembuhan luka.
Uji klinis pada 2020 dalam Journal of Clinical Aesthetic Dermatology menyelidiki efek perawatan kulit yang mengandung filtrat sekresi siput pada wanita berusia antara 45 dan 65 tahun. Pada akhir masa percobaan tiga bulan, para peneliti menemukan bahwa wanita yang mengikuti penelitian tersebut mengalami "perbaikan yang signifikan dalam kekasaran, kekencangan, dan elastisitas kulit."
Â
Efek Samping Memakai Lendir Siput sebagai Skincare
Sifat anti-inflamasi dari lendir siput juga telah digunakan untuk mengobati luka bakar dan dermatitis radiasi. Mekanisme kerjanya diperkirakan melibatkan sifat antioksidan dari lendir tersebut dan pengendalian radikal bebas yang berkontribusi terhadap peradangan dan cedera kulit.
"Lendir siput telah terbukti sangat aman, dengan uji klinis melaporkan tidak ada efek samping yang terkait dengan penggunaannya," kata Rishi Chopra, M.D., dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Boston.
Namun, ia mengatakan bahwa beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap lendir siput atau bahan lain dalam produk perawatan kulit. Jadi, sama seperti produk perawatan kulit baru lainnya, sebaiknya lakukan uji tempel pada sebagian kecil kulit, seperti bagian dalam lengan, untuk memastikan tidak menyebabkan iritasi.
Kalau kulit memerah beberapa saat setelah pemakaian produk yang mengandung lendir siput, artinya penggunaannya harus segera dihentikan. Para ahli menyarankan untuk membeli produk perawatan seperti serum, krim, dan masker wajah dan konsentrasi lendir siput antara 70 hingga 96 persen untuk menjamin keefektifannya.
Â
Advertisement