Sukses

Katering Jemaah Haji Indonesia 2024 Kembali Dikomplain: Ikan Keras Tidak Berbumbu

Ulasan katering jemaah haji Indonesia 2024 sempat positif di awal. Situasi ini kontras dengan konsumsi Haji tahun lalu yang menuai gelombang kritik.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah ulasan cukup positif di awal, katering jemaah haji Indonesia sayangnya kembali dikomplain. Pada 28 Mei 2024, pembawa acara kuliner, sekaligus juru masak, Arie Parikesit, di akun X-nya, dulunya Twitter, mengungkap, "Alhamdulillah, tampaknya makanan jamaah haji Indonesia tahun ini tidak ada masalah ya. Tepat waktu, kuantitas dan kualitasnya memadai."

"Kita doakan semoga lancar dan dimudahkan sampai selesai. Bye bye tuna suwir-suwir," ia menyambung, seraya menambahkan bahwa gambar yang disertakan diambil dari akun Instagram @kusumaningrumgusti. Hanya berselang sehari, ada warganet yang tidak setuju.

"Hari ini kakak saya dapetnya menu ini," katanya menyertakan foto nasi kotak katering jemaah haji Indonesia yang dimaksud pada 29 Mei 2024. Arie membalas, "Kalau ga repot minta fotoin yang besok ya pagi siang malam :)."

Maka itu, akun tersebut terus memberi pembaruan secara berkala. "Pagi, 29 Mei 2024. (Menunya) dori tepung, tempe goreng. Yang tadi sepertinya menu kemarin, pakde. Miskom 😁," balasnya di salah satu cuitan.

Foto demi foto nasi kotak, entah sarapan, makan siang, maupun makan malam, terus dibagikan akun tersebut. "12 Juni 2024, makan siang, ikan keras, gak ada bumbu. Tempe juga keras. Kasian lansia, pakde. Susah dikunyah makanannya," keluh akun tersebut.

Arie mengomentari, "Makanan jemaah haji regular Indonesia tahun lalu sudah begitu rame diviralkan, Menag manggil catering dll dll, amirul Haj cek sana-sini, namun tahun ini terulang lagi, tolong lah bapak ibu yang terhormat, saudara-saudara kita melakukan ibada once in a lifetime, layani dengan baik🙁."

2 dari 4 halaman

Komplain Kualitas Makanan Tidak Konsisten bagi Jemaah Haji Indonesia

Ada juga warganet yang membalas utas tersebut, menulis, "Ka, aku juga haji, tapi menu makannya Alhamdulillah enak-enak dan pas (asin/kekerasannya), makanya mikirnya wah pada koreksi dari tahun lalu ya. Tapi, jujur kayaknya menu makanan kita ada yang sama, ada yang beda (kukira sama semua). Aku dari JKG 56. Apa vendor dapurnya beda kali ya?"

Pengunggah utas itu berkomentar, "Vendor beda-beda sih pasti. Orangnya ya nerima-nerima aja dan usia juga masih fit. Cuma concern ke temen di kloternya yg udah lansia." "Wah Alhamdulillah saya tadi siang enak-enak aja dapat ikan dan tempenya ga keras. Selama hampir 2 minggu Alhamdulillah selalu dapat enak, walaupun kadang menunya berputar itu-itu saja," timpal yang lain menyertakan nasi kotak yang didapatnya.

"Kalo baca-baca balesannya, ini berarti masalahnya kualitas makanan gak bisa konsisten ya. Kadang enak, kadang enggak. Kadang cocok, kadang gak. Padahal kan ini mereka yang bayar, bukan dikasih GRATIS," menurut seorang pengguna.

3 dari 4 halaman

Jemaah Haji Indonesia Diminta Lapor

Ada pula warganet yang menulis, "Ibuku tahun lalu, padahal ga boleh makan kacang banyak-banyak. Alhamdulillah dapet rombongan baik-baik sering dijajanin/patungan masak-masak sendiri. Selama di sana habis belasan juta buat makan doang. Ngandelin katering ga kemakan."

"Nggak memancing selera sih emang, makanya kemarin 1444H bawain budhe aku abon, teri kacang banyaaak. Berkaca dari yg sebelum2nya tuh nggak berubah menunya," timpal yang lain. "Btw makanan tahun 2024 masih terlihat lebih proper ketimbang 2023. Mohon maaf, 2023 makanannya kyk tinggal di penjara 🙏🏼 kasihan liat ibu ku. Jd aku transfer dan suruh dia makan al-baik tiap hari klo bisa daripada makan dr jatah pemerintah Indo," menurut pengguna berbeda.

"Lapor via aplikasi kawal haji. Artinya tidak sesuai kontrak dengan vendor. Pemerintah sudah komitmen sediakan menu khsusus ramah lansia. Nasinya lebih lembek. Apakah petugas kloter sudah input di aplikasi petugas haji? Jika sdh, apakah saat pembagian tepat sasaran? (Ada capnya)," beber seorang warganet.

4 dari 4 halaman

Katering Jemaah Haji Indonesia 2024

Di sisi lain, melansir kanal News Liputan6.com, 13 Juni 2024, BPKH Limited, anak perusahaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang fokus terhadap ekosistem haji dan umrah, mengaku menyuplai sekitar 76 ton bumbu dari Tanah Air untuk konsumsi jemaah haji Indonesia.

Kepala Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah bersama Ketua Dewan Pengawas BPKH Firmansyah, Anggota Dewan Pengawas Heru Muara Sidik, Anggota BPKH Amri Yusuf, serta Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono langsung mendatangi dapur salah satu katering Buroq Al Misk di Makkah.

"Kami ke sini ingin lihat suplai bumbu ke katering, dan kita juga ingin lihat bagaimana proses dari masaknya, rasanya seperti di rumah," klaim Fadlul. "Saat ini baru 25 persen pemenuhan bumbu dari 300 ton kebutuhan, ini sudah langkah awal yang cukup bagus karena persiapan yang relatif singkat."

Tahun lalu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, biaya penyelenggaraan haji sangat besar, mencapai Rp19 triliun setiap musim. Salah satu kebutuhan yang sangat besar adalah penyediaan katering jemaah haji, yaitu sekitar Rp2 triliun.

Karena itu, lanjut Hilman, perlu dilakukan kontrak kerja sama yang setara dan saling menguntungkan dengan vendor terkait. "Dapur penyedia katering kita dorong untuk menggunakan sebanyak mungkin produk Indonesia. Coret dapur yang tidak mau menggunakan produk Indonesia," ucapnya.