Liputan6.com, Jakarta - Lagi, Sejauh Mata Memandang (SMM) menggelar pameran yang menyoroti isu lingkungan. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, jenama fesyen berkonsep sirkular itu mengawinkan visual ekshibisi bertajuk "Bumi, Masa Depan Kita" ini dengan teknologi.
Dalam ekekusinya, mereka bekerja sama dengan perusahaan kreator Metahuman, Genexyz. Pendiri, sekaligus Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto menganggap kolaborasi ini sebagai bukti bahwa butuh banyak "tangan" untuk mengangkat isu lingkungan.
"Ini harus disampaikan dengan cara menarik," katanya saat jumpa pers di bilangan Jakarta Pusat, Kamis, 13 Juni 2024.
Advertisement
Pameran yang digarap pengarah kreatif Felix Tjahyadi ini juga merupakan bagian dari WONDERLAB, sebuah acara multisensori yang diusung Genexyz dan Grand Indonesia. Penyelenggarannya diklaim menghadirkan eksplorasi perjalanan ruang dan waktu yang didukung teknologi mapping, robotik, kecerdasan buatan, dan Metahuman.
Co-founder Genexyz Belinda Luis menjelaskan, "Di area pameran 'Bumi, Masa Depan Kita,' kami menampilkan story telling dari Metahuman bernama LavCaca yang memakai busana koleksi Sejauh Mata Memandang. Ia bertugas menyampaikan pesan untuk mengajak para pengunjung Grand Indonesia berperan aktif menciptakan gaya hidup berkelanjutan."
Menurut Belinda, Metahuman bisa menyampaikan pesan mendalam dan meningkatkan kesadaran lebih besar melalui edukasi secara konsisten. "(Dengan Metahuman), kita juga bisa tap in semua generasi, terutama Gen Z," ungkapnya.
"Kami ingin berdampak positif melalui teknologi kami," ia menambahkan. "Kerja sama dengan Sejauh Mata Memandang membuat lingkaran kami untuk mendekatkan teknologi dengan manusia sambil menjaga Bumi terasa penuh."
Ragam Akvitasi Pameran Sejauh Mata Memandang
Selain sentuhan teknologi, Chitra mengatakan, ada aktiviasi baru lain yang disiapkan di pameran yang berlangsung pada 13 Juni--21 Juli 2024 di lantai LG Grand Indonesia East Mall tersebut. Salah satunya, para pengunjung dapat berkonsultasi dan memperbaiki pakaian rusak di repair station "Kembali Baik," hasil kolaborasi SMM dengan Mulih.
"Konsultasi hanya ada setiap hari Sabtu dan Minggu (selama pameran berlangsung)," sebut Chitra. "Di sini, Sahabat Sejauh bisa bawa baju yang sudah bolong, bisa juga ganti model. Ini dilakukan untuk memperpanjang usia pakai baju tersebut."
Ia melanjutkan, ada pula kotak penyaluran pakaian bekas yang nantinya akan didaur ulang oleh EcoTouch jadi penyekat ruangan, peredam suara, benang, dan kain. "Kami juga perlihatkan proses daur ulang, supaya Sahabat Sejauh tahu," kata Chitra.
"Kami tidak menerima pakaian berbahan poliester, karena tidak bisa diolah lagi jadi benang. Perlu diketahui bahwa daur ulang bukan metode terbaik untuk mengurangi limbah (tekstil), makanya goal kami adalah mengolahnya jadi benang, sehingga kami (mengurangi) pemakaian sumber daya virgin (dalam hal ini benang)," bebernya.
Advertisement
Jual Kembali Produk Sejauh Mata Memandang
Setelah mengelilingi area pameran, pengunjung dapat menyambangi Warung Pop-Up Sejauh Mata Memandang. Gerai yang menjual beragam produk jenama itu dibuat dari 90 persen material guna ulang dan daur ulang.
Warung ini juga menghadirkan program "Jual Kembali" untuk pelanggan yang ingin menjual koleksi SMM bekas pakainya. "Harga jualnya ditentukan pelanggan yang mau menjual produk bekas mereka," kata Chitra.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi limbah, mendukung gaya hidup berkelanjutan, dan memastikan produk Sejauh tetap digunakan, tidak berakhir jadi sampah. Setiap pembelian satu pakaian, para pengunjung turut andil dalam menanam satu pohon di Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh Timur, serta mendukung gerakan penjaga hutan wanita Women Rangers Aceh.
Menggenapi koleksi di sana, SMM meluncurkan motif baru "Pesan Bumi." Chitra menjelaskan, rangkaian busana yang dijual secara terbatas ini mengadaptasi desain dari coretan dan tulisan pengunjung pameran "Kisah Punah Kita" di ARTJOG 2022 di Yogyakarta.
Pesan-pesan ini merupakan harapan manusia untuk masa depan Bumi yang lebih baik. Desain itu diwujudkan dalam berbagai produk, seperti kemeja lengan pendek perempuan, laki-laki, dan anak-anak, tas, serta pouch.Â
Pembuatan Motif Pesan Bumi dari Koleksi Sejauh Mata Memandang
Proses pembuatan motif "Pesan Bumi" dijelaskan melibatkan kerja sama dengan Keluarga Sejauh, mitra usaha percetakan tekstil di Tangerang yang menerapkan proses produksi bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Mereka mengklaim menggunakan katun bersertifikat The Global Organic Textile Standard (GOTS) dan pewarna buatan bersertifikat ECO PASSPORT by OEKO-TEX.
Beragamnya aktivasi, serta mengingat pesan penting yang disampaikan, pameran ini disambut antusias pihak Grand Indonesia. Senior Manager Marketing Communication mal itu, Kanina Hanindita, berkata, "Kami turut bangga dapat bermitra dengan SMM dalam meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan."
"Terlebih, pengunjung dapat menikmati pameran menarik ini selama periode libur sekolah," imbuhnya. Hani menyambung, pihaknya pun punya berbagai insiatif berkelanjutan, termasuk pengolahan minyak jelantah jadi diesel dan daur ulang botol plastik.
Kendati, ia tidak menyebutkan data lebih lanjut terkait daur ulang botol plastik tersebut. "Sejak 2018, kami sudah mendorong seluruh tenant berhenti pakai kantong belanja plastik. Kami harap, semakin banyak brand yang sejalan dengan inisiatif ini," ungkapnya.
Advertisement