Sukses

Berawal dari Bali, Get Plastic Mendaur Ulang Sampah Plastik Jadi BBM di Yogyakarta

Mesin tersebut bisa mengolah satu kilogram sampah plastik menjadi satu liter BBM. Bahkan, BBM tersebut langsung bisa digunakan ke kendaraan bermotor tanpa tambahan proses lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Cupuwatu 2, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta menerima satu unit mesin pengolah sampah plastik yang dapat mengubah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Mesin tersebut dibuat Yayasan Get Plastic Indonesia untuk mengolah sampah Kelompok Bank Sampah Go Green warga Cupuwatu II.

Dikutip dari akun Instagram @getplastic_id dan Antara, 5 Juni 2024, mesin ini mengolah sampah dapur khususnya anorganik menjadi BBM jenis solar dan bensin setara Pertamax. Menurut Ketua Yayasan Get Plastic Indonesia, Dimas Bagus Wijanarko, sebelum dibawa ke Sleman mesin tersebut juga telah diedarkan di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya Sumbawa, Wakatobi, dan Papua karena wilayah tersebut langka BBM.

Mesin yang sering disebut mesin pirolisis tersebut dengan memasukkan jenis sampah plastik ke dalam mesin yang berkapasitas 20-40 Kilogram. Sampah tersebut diprioritaskan berupa plastik kering seperti sampah minuman dan makanan sachet.

Setelah dimasukan selama beberapa jam, alat tersebut nantinya akan menghasilkan BBM yang langsung bisa dipanen lewat keran. "Mesin itu dari tenaga gas karena bahan bakar yang paling ramah lingkungan adalah gas," ungkap Dimas.

Mesin daur ulang tersebut juga masih menghasilkan residu berupa black carbon atau abu hitam. Namun, abu hitam tersebut bisa dimanfaatkan kembali dengan dibuat menjadi kerajinan tangan seperti asbak dan hiasan lain.

Mesin tersebut bisa mengolah satu kilogram sampah plastik menjadi satu liter BBM. Bahkan, BBM tersebut langsung bisa digunakan ke kendaraan bermotor tanpa tambahan proses lagi. Pihak Get Plastic yang berbasis di Bali ini sudah observasi ke kendaraan bermotor termasuk mobil selama tiga tahun. "Hasilnya mesin tetap aman tidak ada kerusakan," kata Dimas.

Kepala Dusun Cupuwatu 2 Kuncoro Eko Wibowo mengatakan kedatangan mesin tersebut diharapkan dapat membantu permasalahan sampah di wilayahnya.  Di Cupuwatu 2 dalam seminggu dapat memproduksi sampah sekitar satu ton.

 

2 dari 4 halaman

Permasalahan Sampah Plastik

Ditambah lagi biaya pembuangan sampah yang naik menjadikan warga resah perihal masalah sampah. "Kami berharap proyek ini dapat respons yang bagus. Untuk sementara ini BBM bisa digunakan untuk mesin pertanian sebelum nantinya dipakai untuk kendaraan bermotor," ucapnya.

Menurut jenisnya, secara umum sampah dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik termasuk sampah yang mudah terurai karena sampah jenis ini dihasilkan langsung oleh alam, sehingga akan mudah terurai di alam.

Sementara itu, sampah jenis kedua merupakan sampah anorganik, sampah ini termasuk yang lebih sulit diurai tanah karena kandungan yang ada di dalamnya. Sampah anorganik atau yang biasa dikenal dengan sebutan sampah plastik menjadi permasalahan krusial yang kita hadapi hari-hari ini.

Di sisi lain, upaya untuk mengelola sampah juga marak dikampanyekan oleh beberapa Non Government Organization (NGO) yang ada di Bali, berbagai latar belakang NGO bergerak untuk menuntaskan permasalahan lingkungan terutama sampah yang ada di Bali. Salah satu NGO yang berfokus pada permasalahan sampah plastik adalah Get Plastic Foundation.

3 dari 4 halaman

Pengolahan Sampah Plastik Jadi BBM

Sejak 2017 Get Plastic Foundation resmi berbadan hukum dan menginisiasi gerakan tarik plastik atau yang kemudian disingkat dengan sebutan Get Plastic.  Berbasis di Desa Sibangkaja, Abiansemal, Badung Bali, organisasi non-profit ini tumbuh dan melakukan kerja-kerja terkait pengelolaan dan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Dilansir dari laman resminya, Minggu (16/6/2024), Get Plastic memiliki visi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah plastik menjadi BBM dengan alat yang mereka kembangkan secara mandiri.

Kerja-kerja yang mereka lakukan ditunjukkan melalui kegiatan pendampingan pada desa-desa di Indonesia termasuk Bali dan Jawa. Di Bali sendiri pendampingan dilakukan di daerah Singaraja dan Abiansemal.

Sementara di Jawa pendampingan dilakukan pada desa di Banyuwangi dan Pulau Pramuka, Jakarta. Pendampingan dan edukasi pada desa-desa dilakukan dengan tujuan awal mereka menarik sampah plastik mulai dari skala terkecil yaitu desa. Hal ini dilakukan karena penyelesaian masalah sampah plastik akan teratasi jika masyarakat dapat secara sadar memahami pengolahan sampah mereka sejak awal secara mandiri.

4 dari 4 halaman

Metode Pengolahan dari Jepang

Get Plastic sendiri menginisiasi sebuah alat pengolahan sampah plastik yang mereka kembangkan secara mandiri, metode yang digunakan dalam pengolahan sampah plastik ini adalah metode pirolisis. Metode pirolisis pertama kali ditemukan di Jepang dan dijadikan metode untuk melakukan pengolahan sampah plastik yang sulit terurai.

Pirolisis adalah metode dekomposisi bahan organik yang terdapat pada sampah plastik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen dan pereaksi kimia lainnya. Proses dekomposisi tersebut yang nantinya akan menghasilkan output berupa bahan bakar solar dan bensin.

Get Plastic sendiri mengembangkan alat yang sebelumnya dirangkai memakai bahan bekas, namun untuk mewujudkan misi yang lebih luas alat kemudian dikembangkan dengan menggunakan bahan stainless steel untuk mendukung daya alat yang lebih kuat dan tahan lama.

Sampai saat ini, Get Plastic masih terus memberi informasi dan membangun kesadaran kepada khalayak luas bahwa sampah plastik masih dapat diolah menjadi energi baru seperti BBM tersebut. Get Plastic juga menitip harapan terkait penyelesaian permasalahan sampah plastik sesegera mungkin, karena permasalahan sampah yang tak ada ujungnya hanya akan mewariskan beban dan dampak buruk ekologi bagi generasi mendatang.

Â