Liputan6.com, Jakarta - Serial House of the Dragon Season 2 resmi mengudara dengan membawa banyak naga dan drama keluarga Targaryen. Sebagaimana diketahui, tayangan ini didasari buku Fire & Blood karya George R.R. Martin, namun di episode awalnya, tercatat ada perubahan dari sumber aslinya.
Melansir Mashable, Senin (17/6/2024), beberapa perubahannya merupakan kelanjutan dari perubahan di musim pertama serial tersebut. Perubahan terbesar di antaranya adalah fakta sederhana bahwa House of the Dragon merupakan acara TV naratif, sedangkan Fire & Blood disajikan sebagai kisah sejarah.
Perbedaan ini membuat cerita dalam buku beroperasi dalam skala waktu lebih besar, selama berabad-abad. Sementara itu, House of the Dragon dapat menyelami lebih dalam adegan dan momen karakter tertentu atau menyempurnakan ambiguitas "historis."
Advertisement
Contoh dari penyempurnaan itu adalah hubungan penuh dinamika Rhaenyra Targaryen (diperankan Emma D'Arcy) dan Alicent Hightower (diperankan Olivia Cooke). Serial ini memperlihatkan mereka tumbuh bersama sebelum jadi musuh bebuyutan.
Pilihan yang kuat ini adalah salah satu dari banyak adaptasi yang dibawa ke House of the Dragon Season 2. Tapi, ada banyak penyimpangan baru dari Fire & Blood yang akan segera hadir.Â
House of the Dragon 2 dibuka dengan cuplikan hutan bersalju dan suara akrab dari tema Ramin Djawadi Winterfell. Ini hanya berarti satu hal, terutam bagi penggemar House Stark, yakni pesan, "Kami sudah kembali."
Kembali ke Utara
Setelah menghabiskan sebagian besar musim pertama di dalam, serta sekitar Dragonstone dan King's Landing, mengunjungi kembali wilayah paling utara Westeros tentu jadi sentuhan segar. Putra tertua Rhaenyra, Jacaerys (diperankan Harry Collett) terbang ke sana di final musim pertama untuk berobat dengan Lord Cregan Stark dari Winterfell (diperankan Tom Taylor).
Di tayangan awal musim kedua, mereka tampak sudah jadi teman baik. Keduanya pergi ke The Wall , bercanda tentang momen Torrhen Stark bertekuk lutut pada Aegon Sang Penakluk, dan berdiskusi bagaimana The North dapat membantu Rhaenyra dalam upaya perangnya.
House of the Dragon disebut melewatkan cukup banyak materi untuk mencapai persekutuan Jace dan Cregan. Dalam gaya klasik Fire & Blood, ada beberapa kisah yang saling bertentangan tentang masa Jace di Winterfell. Dari sekian banyak "sumber" sejarahnya, Grand Maester Munkun menulis dalam bukunya True Telling bahwa keduanya jadi tidak terpisahkan dan bersumpah darah sebagai saudara.
Advertisement
Meringkas Cerita dalam Buku
Sementara, Septon Eustace mengklaim bahwa Jace mendesak Cregan berpindah keyakinan ke Faith of the Seven. Dengan hanya delapan episode di musim ini, House of the Dragon sepertinya tidak punya waktu untuk membahas semua potensi drama di utara Westeros.
Perselingkuhan Ratu Alicent dan Panglima Pengawal Raja Criston Cole (diperankan Fabien Frankel) jadi alur yang dinilai tidak tertebak dan jelas tidak ada di buku. Berdasarkan pernyataan Alicent bahwa mereka tidak boleh berhubungan lagi, penonton dapat berasumsi bahwa perselingkuhan ini telah berlangsung cukup lama.
Kemudian, ada salah satu adegan paling gelap yang pernah ditampilkan dalam House of the Dragon dan Game of Thrones. Yang dimaksud, yakni saat dua pembunuh, yang dikenal sebagai Blood (diperankan Sam C. Wilson) dan Cheese (diperankan Mark Stobbart), menyelinap ke Red Keep untuk membunuh bayi laki-laki Aegon dan Helaena (diperankan Phia Saban), Jaehaerys.
Tindakan mengerikan ini terjadi atas perintah Daemon (diperankan Matt Smith). Pasalnya, ia percaya nyawa "seorang anak harus ditebus dengan kehidupan anak lain" sebagai pembalasan atas kematian Lucerys (diperankan Elliot Grihault).
Hati-Hati Ada Spoiler Cerita
Di buku, Blood and Cheese memaksa Helaena memilih putra mana yang ia ingin mereka bunuh. Ketika menawarkan dirinya tidak berhasil, ia memilih bungsunya, Maelor, karena Jaehaerys adalah pewaris Iron Throne. Dalam keadaan yang buruk, Blood and Cheese malah membunuh Jaehaerys, dan memberi tahu Maelor bahwa ibunya ingin dia mati.
Situasinya sedikit berbeda di House of the Dragon, meskip hasil akhirnya sama: Jaehaerys meninggal, dan Helaena mengalami trauma seumur hidup. Pertama, target asli Blood and Cheese adalah Aemond. Perubahan itu semakin memperumit kesalahan atas kematian Jaehaerys.
Ini membuat Daemon agak lolos, sama seperti tindakan Vhagar yang tidak sah di final musim pertama yang berarti Aemond secara teknis tidak membunuh Lucerys. Alih-alih menemukan Aemond, Blood and Cheese malah bertemu Helaena dan si kembar Jaehaerys dan Jaehaera.
Maelor sama sekali tidak disertakan dalam pertunjukan. Mereka segera menilai bahwa salah satu putra Targaryen sama baiknya dengan yang lain dan membuat Helaena memberi tahu mereka anak mana yang merupakan Jaehaerys.Â
Advertisement