Sukses

Turis Singapura Trauma, Terjebak Macet 2,5 Jam di Terminal Feri Batam

Seorang wanita asal Singapura yang melakukan perjalanan ke Batam, pulang lagi ke rumah beberapa jam setelahnya karena antrean panjang di Terminal Feri Batam Center.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita turis asing asal Singapura menceritakan dalam unggahan Lemon8 (aplikasi media sosial) pada Minggu,16 Juni 2024, bahwa dia menghabiskan 2,5 jam terjebak dalam antrean di Terminal Feri Batam Center, Kepulauan Riau. Mengutip Asiaone pada Rabu, 19 Juni 2024, dia ingin melakukan perjalanan singkat ke Batam untuk menikmati akhir pekan yang panjang, namun akhirnya dia pulang lagi ke rumah beberapa jam setelahnya.

Wanita berusia 40 tahun, yang hanya ingin dikenal sebagai Slacker Auntie, mengatakan kepada AsiaOne bahwa dia telah memesan tiket menit-menit terakhir ke Batam bersama dengan teman-temannya dan dengan lancar menaiki feri pada Sabtu, 15 Juni 2024. Namun, tiba-tiba masalah muncul begitu mereka sampai di tempat tujuan.

"Feri berhasil mencapai Batam dan kemudian… kami tidak bisa turun," tulisnya dalam unggahannya. "Sudah dua jam dan saya masih terjebak di kapal feri ini," sambungnya.

Dia kemudian menyadari bahwa antrean tersebut semakin parah bahkan sampai meluas ke luar kawasan pabean. Karena tidak mau buang-buang waktu dan rugi banyak, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Singapura. Untungnya, wanita tersebut telah membeli tiket pulang pergi pada pukul 15.30 di hari itu.

Ia kemudian juga mengetahui bahwa antrean panjang menjadi masalah yang berulang di Terminal Feri Batam Center. Teman-temannya juga memberitahunya bahwa bea cukai di tempat  itu "selalu berantakan".

"Saya akan tetap berada di Malaysia untuk perjalanan singkat," kata Slacker Auntie.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sempat Terjebak di Laut

Dalam unggahannya, ia juga membagikan foto kunjungan terakhirnya ke Batam. Ia menceritakan bahwa foto tersebut diambil 14 tahun yang lalu.

"Saya pikir saya akan tetap seperti ini untuk saat ini, sampai saya bisa melupakan trauma kemarin," tulisnya.

Slacker Auntie mengatakan kepada AsiaOne bahwa sebelumnya dia membaca sebuah ulasan lama yang mengatakan bahwa Batan akan lebih sepi dibandingkan Johor Baru selama masa akhir pekan yang panjang. Tanpa berpikir lama, dia pun langsung memutuskan melakukan perjalanan dadakan menuju Batam.

Dia naik feri pada pukul 11.30 waktu setempat hari itu dan tiba di sekitar Batam sekitar satu jam kemudian. Namun, kapal feri tersebut berhenti dan "terjebak di laut" agak jauh dari pelabuhan, sehingga menimbulkan keluhan dari penumpang lain, kata wanita tersebut.

"30 menit kemudian, kapten memberi tahu kami bahwa ada beberapa masalah dengan bea cukai Batam," katanya. "Kemudian saya terjebak di kapal feri sampai jam 3 sore."

3 dari 4 halaman

Terminal Feri Batam Dianggap Sebagai Mimpi Buruk

Dia kemudian disuruh turun. Slacker Auntie berjalan sebentar di sekitar terminal feri yang padat tanpa melewati bea cukai, dan memutuskan untuk kembali ke Singapura. Wanita itu mengatakan dia tidak melihat orang lain melakukan hal yang sama.

"Saya rasa saya tidak akan mengunjungi Batam lagi sampai liburan sekolah selesai. Meskipun demikian, saya akan mencoba terminal feri lain, Harbour Bay, seperti yang direkomendasikan oleh teman-teman saya."

Ini bukan pertama kalinya wisatawan menganggap Terminal Feri Batam Center sebagai "mimpi buruk" untuk dilalui. Saat Tahun Baru Imlek, beberapa warga Singapura terjebak dalam antrean berjam-jam saat menunggu giliran untuk pulang naik feri.

"Orang-orang berdiri bahu-membahu sambil bernapas satu sama lain," kata seorang pensiunan berusia 60 tahun, Lim Keng Guan, kepada AsiaOne pada saat itu.

Dia juga mencatat bahwa tindakan pengendalian massa di terminal feri tidak memadai. "Saya melihat orang-orang lanjut usia menangis dan anak-anak kecil terjebak dalam himpitan manusia ini." Sekitar 200 ribu wisatawan dari berbagai negara melakukan perjalanan dari Singapura ke Batam setiap bulannya, The Straits Times melaporkan pada bulan Juni.

4 dari 4 halaman

Syarat Mengunjungi Batam dan Bintan dari Singapura

Batam dan Bintan menjadi salah satu tempat wisata yang diincar oleh wisatawan mancanegara (wisman) setelah dua tahun Covid-19 melanda. Salah satunya yaitu warga dari Singapura yang sudah mulai masuk berdatangan ke Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dari Rabu, 23 Februari 2022.

Mengutip Kanal Lifestyle Liputan6.com pada Rabu, 19 Juni 2024, pemerintah Singapura mengumumkan kebijakan Vaccinated Travel Lane Arrangement via Sea atau VTL Sea yang berlaku untuk pergerakan orang di kedua negara lewat jalur laut mulai Jumat, 25 Februari 2022. Kebijakan ini berbeda dengan skema travel bubble atau gelembung perjalanan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia pada 24 Januari 2022.

Dilansir dari Asiaone, Sabtu, 26 Februari 2022, warga Indonesia dan Singapura tidak perlu melakukan karantina jika sudah divaksin lengkap. Nantinya, warga Batam dan Bintan dapat masuk ke Singapura melalui Terminal Feri Tanah Merah Singapura.

Kebijakan VTL Sea ini mempengaruhi pelaksanaan skema travel bubble Batam dan Bintan - Singapura. Perjalanan ke Batam atau Bintan dapat ditempuh dengan cepat dan mudah selama 45 menit dari Singapura.

Dilansir dari laman mpa.gov.sg, program VTL Sea ini merupakan bagian dari upaya memulihkan jalur transportasi secara bertahap antara Singapura dan Kepulauan Riau. Skema VTL Sea memungkinkan hingga 350 wisatawan setiap minggu dari Batam dan 350 wisatawan setiap minggu dari Bintan ke Singapura.

"Pendaftaran VTL buka mulai 22 Februari 2022 pukul 10.00 waktu Singapura," tulis pernyataan resmi otoritas Singapura.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.