Sukses

Turis Indonesia Masuk Daftar Pembelanja Terbesar Saat Liburan ke Luar Negeri

Turis Indonesia dan Singapura jadi wakil negara Asia Tenggara yang masuk dalam 10 negara dengan pembelanja terbesar saat bepergian ke luar negeri. Di puncak peringkat, ada wisatawan Australia yang mencatat pengeluaran terbesar.

Liputan6.com, Jakarta - Turis Indonesia dan Singapura jadi wakil negara Asia Tenggara yang masuk dalam 10 negara dengan pembelanja terbesar saat bepergian ke luar negeri. Peringkat ini merujuk pada situs web Inggris Merchant Machine, berdasarkan angka Pariwisata PBB terbaru.

Wisatawan Australia memimpin peringkat global, dengan pengeluaran rata-rata sebesar 3.078 dolar AS (sekitar Rp50,7 juta) per perjalanan, menurut The Independent Singapore, dikutip Kamis, 20 Juni 2024. Kemudian, ada turis Korea Selatan dengan pengeluaran sebesar 3.040 dolar AS (sekitar Rp50 juta), menjadikan mereka pembelanja terbesar di Asia.

Warga Singapura menempati peringkat ketiga global dengan rata-rata pengeluaran sebesar 2.966 dolar AS (sekitar Rp48,8 juta), diikuti wisatawan Islandia yang menghabiskan rata-rata 2.470 dolar AS (sekitar Rp40,7 juta) per liburan, lalu turis Portugal yang menghabiskan rata-rata 2.166 dolar AS (sekitar Rp35,7 juta).

Turis Taiwan menempati peringkat ke-6 secara global, dengan pengeluaran wisatawan rata-rata sebesar 2.073 dolar AS (sekitar Rp34,1 juta) per perjalanan, disusul Norwegia dengan 1.971 dolar AS (sekitar Rp32,5 juta) per perjalanan. Indonesia berada di posisi berikutnya dengan pembelanjaan rata-rata sebesar 1.861 (sekitar Rp30,6 juta).

Peringkat sembilan dalam daftar ditempati wisatawan Brasil dengan pengeluaran 1.719 dolar AS (sekitar Rp28,3 juta) di setiap perjalanan liburan. Turis China menggenapi daftar 10 besar dengan 1.647 dolar AS (sekitar Rp27 juta) per liburan.

Untuk menyusun daftar tersebut, analis Merchant Machine menggunakan data Pariwisata PBB tahun 2022 untuk mengungkap berapa banyak uang yang dikeluarkan rata-rata wisatawan di 94 negara saat berlibur ke luar negeri. Mereka menganalisis total pengeluaran masing-masing negara, membaginya dengan total keberangkatan yang dilaporkan sebagai "pengunjung semalam," menurut VN Express.

2 dari 4 halaman

Wisata Belanja di Indonesia

Kontras dengan itu, wisata belanja di dalam negeri dilaporkan tidak terlalu terdampak bertambahnya jumlan wisatawan, baik lokal maupun internasional, tahun lalu. Dijelaskan bahwa shopping tourism jadi salah satu cara yang dipakai sejumlah negara memulihkan ekonomi mereka usai hantaman pandemi COVID-19.

Namun, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia tidak serta merta mendorong pertumbuhan wisata belanja di dalam negeri, seperti yang terjadi di negara tetangga Indonesia,Thailand dan Singapura. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belania Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, pperjalanan Indonesia untuk bisa menyaingi Thailand maupun Singapura sebagai destinasi wisata belanja masih sangat panjang.

Salah satu hambatannya, menurut Alphonzus, tidak terintergrasinya kawasan wisata dengan pusat belanja, serta faktor pendukung lain di sektor pariwisata, seperti transportasi. "Seluruh faktor di sektor pariwisata itu tidak terintegrasi, itu salah satu kendala kita," ungkapnya di acara Rakernas APPBI 2024 di Jakarta, 31 Januari 2024.

Kendala lain yang dihadapi adalah masih kurangnya titik-titik destinasi belanja. Misalnya, jika wisatawan datang ke Singapura, mereka akan mengunjung Orchard Road. Begitu pula saat wisatawan datang ke Jepana, mereka akan mengunjungi Shibuya.

3 dari 4 halaman

Identifikasi Spot Wisata Belanja di Indonesia

Sedangkan di Indonesia, termasuk Jakarta, spot destinasi belanja kurang begitu dikenal. "Kalau wisatawan dari daerah lain atau turis asing, mereka banyak yang berwisata ke Kota Tua, di sana mereka cari kuliner sekaligus belanja oleh-oleh," sebutnya.

"Padahal, Alphonzus menambahkan, ada banyak tempat belanja yang bisa dijadikan destinasi wisata, seperti Sarinah yang menjual produk-produk lokal dan UMKM. Meski begitu, ia menilai Indonesia sangat bisa mengembangkan wisata belanja di dalam negeri, karena potensinya cukup besar.

Maka itu, perlu kolaborasi dari semua pihak. "Tidak hanya pelaku usaha di sektor pariwisata, tapi juga pemerintah," sebut dia. "Saya kira ini PR bersama. Pemerintah harus pegang perenan utama untuk bisa merangkul semua sektor di pariwisata untuk jadi satu kesatuan (dalam memajukan potensi wisata belanja dalam negeri)."

Di daftar berbeda, Malaysia didapuk sebagai negara paling dicintai turis di Asia. Negeri Jiran mengalahkan tujuan wisata populer lain, seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia. Peringat ini merujuk studi yang dilakukan Insider Monkey, sebuah situs web keuangan berbasis di New Jersey, Amerika Serikat (AS).

4 dari 4 halaman

Negara-Negara Paling Dicintai Turis Asing

Melansir The Sun, 14 Juni 2024, mereka memasukkan 20 negara Asia dalam penelitian untuk melihat negara mana yang jadi destinasi wisata paling disukai. Malaysia menduduki peringkat pertama dengan skor tinggi 0,701, mencatat peringkat tinggi pada seluruh metrik yang ditetapkan dalam penelitian.

Kriterianya, yakni disegani, tingkat kunjungan, keramahan, keanekaragaman, dan demokrasi. Berdasarkan metrik yang diberikan, Malaysia memperoleh skor tinggi, yaitu delapan pada peringkat disegani, sedangkan pada peringkat kunjungan, negara tersebut mendapat skor lima dan dua pada peringkat keramahan.

Malaysia masing-masing mendapat peringkat 14 dan enam dalam peringkat keberagaman dan demokrasi. "Selain itu, ini adalah negara kelima yang paling banyak dikunjungi di Asia, menyambut lebih dari 10 juta wisatawan pada 2022," kata studi tersebut.

Negara yang masuk lima besar adalah Taiwan di peringkat kedua, Singapura di peringkat ketiga, Jepang di peringkat keempat, dan Uni Emirat Arab (UEA) di peringkat kelima. Negara lain yang termasuk dalam penelitian ini adalah Oman (20), India (19), Hong Kong (18), Sri Lanka (17), Bahrain (16), Yordania (15), Nepal (14), Vietnam (13), Indonesia (12), Thailand (11), Arab Saudi (10), Turkiye (9), Israel (8), Filipina (7), dan Korea Selatan (6).