Sukses

Kafe Hidden Gem di Madinah, Bisa Lihat Pemandangan Indah Masjid Nabawi dari Atas

Pemandangan orang yang lalu-lalang di sekitar Masjid Nabawi ini memanjakan mata dari sebuah kafe di dekatnya. Cukup dengan memesan makanan dan minuman yang tidak terlalu mahal Anda akan bisa mendapatkan pemandangan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Selain pemandangan Masjidil Haram yang begitu dinanti-nantikan umat Muslim untuk bisa berkunjung, Masjid Nabawi di Madinah juga tak kalah indahnya. Pemandangan orang yang lalu-lalang di sekitar Masjid Nabawi ini memanjakan mata dari sebuah kafe di dekatnya.

Hal itu terungkap dari sebuah akun biro haji dan umrah di TikTok yang memberitahu kafe yang bisa menjadi tempat melihat pemandangan tersebut. "Hidden gem di kota Madinah. Sahabat ada yang sudah pergi ke sini?" Tanyanya di keterangan video yang diunggah akun @pt.jannahfirdaus pada 20 Maret 2024.

Lokasinya berpatokan dengan gate 338 di Madinah yang tak jauh dari Gedung Golden Tulip tempat kafe tersebut berada. Di sana terdapat Tulip Kafe, yang pintu masuknya berupa kaca dan terdapat lift untuk naik ke atas.

Anda diarahkan untuk naik lift ke lantai 1, setelah sampai berjalan belok kiri hingga terlihat kafenya. "Tempatnya cozy banget," kata akun tersebut.

Di kafe tersebut terdapat sebuah kaca besar berbentuk setengah lingkaran yang di luarnya ada pemandangan Masjid Nabawi. Pengunjung bisa berfoto saat duduk sambil meminum teh, maupun menyantap makanan yang dipesan di kafe tersebut.

Disebutkan bahwa harga makanan dan minuman di kafe itu tidak terlalu mahal. Rata-rata harganya kisaran mulai dari 1 Riyal hingga 35 riyal atau setara Rp4.400--Rp154.000. Tapi kafe tersebut memang tidak memiliki begitu banyak pilihan menu.

2 dari 4 halaman

Menu Makanan dan Minuman

Anda bisa memesan air mineral yang harganya hanya 1 Riyal atau setara Rp4.400. Untuk soft drink ukuran kecil hanya 10 Riyal atau setara Rp44.000, begitu juga untuk kopi Turki dan teh harganya 10 Riyal.

Di kafe tersebut juga ada mocktail seperti strawberry dream dan manggo madness seharga 15 Riyal atau setara Rp66.000. Ada pula menu mojitos hingga tropical red bull seharga 20 Riyal atau Rp88.000. 

Untuk makanannya kebanyakan memang menu ala Barat, pilihannya cenderung menu sharing seperti pizza dengan salami dan blue cheese seharga 30 Riyal atau setara Rp132.000. Sementara menu seperti chicken shawema harganya 20 Riyal atau setara Rp88.000 dan beef burger harganya 30 Riyal atau Rp132.000. 

Konten yang disukai oleh lebih dari 14,8 ribu pengunjung itu pun menuai beragam reaksi warganet. "Ooh itu kafe toh, tak kira restorannya hotel," warganet mengaku baru tahu.

"Whaa tempat menginap kemarin Februari.. next InsyaAllah ke situ lagi," tulis yang lain.

"Alhamdulilah kemarin dapat hotel nya di sini," yang lain menambahkan.

"Gate waktu umroh jalanan yang tiap hari dilalui hotel di Dallah Taibah," kata warganet lainnya. 

3 dari 4 halaman

Sejarah Kubah Hijau Masjid Nabawi di Madinah

Kubah hijau Masjid Nabawi ternyata punya sejarah yang panjang dan penting dalam Islam. Mengutip dari Tim Islami Liputan6.com, 21 Juni 2023, bagian ini pertama kali dibangun pada 1279 M, dan dari waktu ke waktu terus diperbarui.

Kubah tersebut mulai dicat hijau pada 1837 M, seperti yang dicatat dalam buku Architectural Conservation in Islam: Case Study of the Prophet's Mosque oleh Syed Ahmad Iskandar Syed Ariffin. Ini merupakan masjid kedua yang dibangun di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah yang saat itu dikenal sebagai Yathrib.

Pembangunan masjid kubah hijau dimulai pada tahun pertama setelah hijrah sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan komunitas Muslim yang berkembang pesat. Kubah hijau Masjid Nabawi ini terletak di sisi tenggara masjid, di tempat makam Nabi Muhammad SAW yang dulunya merupakan kamar Aisyah, salah satu istri Nabi. 

4 dari 4 halaman

Masjid Ke-2 yang Dibangun Nabi

Masjid Nabawi sendiri memiliki sejarah yang sangat berharga. Ini adalah masjid kedua yang dibangun di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah yang ketika itu dikenal sebagai Yathrib. Pembangunan masjid kubah hijau dimulai pada tahun pertama usai hijrah sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan komunitas Muslim yang berkembang pesat.

Pada mulanya, masjid ini ukurannya relatif kecil karena berada di sebelah rumah Rasulullah SAW. Menurut penulis Zafar Bangash dalam bukunya berjudul Sejarah Masjid Nabawi dan Kubah Hijau, luas masjid awalnya hanya sekitar 30x35 meter.

Tapi seiring berjalannya waktu, masjid kubah hijau mengalami perluasan secara signifikan untuk mengakomodasi jumlah jemaah yang semakin bertambah. Perluasan dan pengembangan Masjid Nabawi kubah hijau terus berlanjut hingga saat ini. Profesor Dr. Spahic Omer, dalam makalahnya yang berjudul Nabi Muhammad SAW dan Urbanisasi Madinah, mengungkapkan masjid ini telah mengalami perluasan berkali-kali.

Sekarang ini, ukurannya telah menjadi sekitar 100 kali lebih besar dari ukuran aslinya dan meliputi hampir semua kawasan kota tua Madinah. Pada tahun 2012, Raja Abdullah memerintahkan perluasan masjid yang dapat menampung sekitar dua juta jemaah, menjadikannya salah satu masjid terbesar di dunia.