Sukses

Jakpro Gandeng Artotel Kelola Wisma Seni Taman Ismail Marzuki, Bakal Beroperasi pada Kuartal III 2024

Semula, Wisma Seni Taman Ismail Marzuki akan dikelola dengan konsep asrama yang ditujukan bagi para seniman. Dengan menggandeng Artotel, konsep tersebut jelas berubah total.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) bakal semakin semarak dengan rencana pengoperasian Wisma Seni. Manajemen TIM, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), menggandeng Artotel Group untuk mengelola penginapan tersebut.

Penandatangan nota kesepahaman kerja sama antara Jakpro dan Artotel Group dilakukanoleh Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Iwan Takwin, dan Chief Operating Officer Artotel Group Eduard Rudolf Pangkerego, Rabu, 22 Mei 2024. Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu, Artotel dipilih Jakpro karena dianggap sebagai mitra yang tepat untuk mengelola properti tersebut.

Pihak Jakpro menyebut, Artotel Group dapat mendukung visi Jakpro mengembangkan TIM sebagai pusat kesenian dan kebudayaan Indonesia bertaraf internasional melalui pengelolaan wisma seni dengan standar hotel berbintang. "Melalui kerja sama ini, Wisma Seni TIM diharapkan dapat mendukung kegiatan seni dan budaya di Taman Ismail Marzuki. Dalam hal pengelolaan, Wisma Seni diharapkan dapat terstandarisasi dan beroperasi secara profesional," kata Iwan.

Wisma Seni dilengkapi 139 kamar berukuran mulai dari 28 hingga 52 meter persegi, ruang pertemuan, kolam renang, area komunal, dan restoran. Keberadaannya nanti melengkapi sejumlah fasilitas yang tersedia di TIM, seperti Perpustakaan Jakarta dan Gedung Teater Besar TIM. Sementara, Planetarium Jakarta hingga saat ini masih belum jelas kapan akan kembali dibuka untuk umum.

"Visi dan misi perusahaan kami semakin kuat mendukung dan berkolaborasi dengan para seniman Indonesia, baik dalam menyediakan ruang bagi mereka untuk berkarya dan menampilkan karya mereka pada masyarakat melalui ruang seni yang tersedia di setiap brand hotel Artotel, maupun dalam memberi akomodasi yang nyaman," ujar Eduard.

Ia menambahkan, Wisma Seni nantinya akan menerima tamu umum, baik untuk kebutuhan bisnis maupun rekreasi. "Kami berencana mulai menerima tamu di Wisma Seni pada kuartal ketiga tahun 2024."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ubah Konsep Awal

Wisma Seni TIM itu berada di Gedung Panjang. Dijuluki demikian lantaran fisiknya memanjang di lahan yang dulu jadi pusat kuliner TIM. Dari kejauhan. bagian gedung 14 lantai itu berundak-undah, tidak rata seperti bangunan tinggi konvensional.

Sesuai nama nomenklaturnya, Gedung Panjang berfungsi sebagai perpustakaan dan wisma untuk seniman. Pada September 2021, Project Director Revitalisasi TIM PT Jakpro Luky Ismayanti menerangkan, wisma akan mengadopsi konsep asrama yang 80 persennya diisi bunk bed.

"Jadi, seniman yang mau menggelar pameran atau pertunjukan di TIM, bisa menginap di sini. Istirahatnya bisa sambil guyub," kata Luky.

Namun dengan menggandeng Artotel, konsep yang direncanakan di awal jelas berubah total. Para tamu yang akan menginap di Wisma Seni akan diperlakukan seperti tamu hotel kebanyakan.

Sementara, Perpustaan Jakarta sudah beroperasi lebih dulu. Desainnya yang estetis berhasil menarik perhatian dan mengubah wajah perpustakaan yang membosankan jadi destinasi wisata yang Instagramable di Jakarta.

 

3 dari 4 halaman

Fasilitas Perpustakaan Jakarta

Fenty Afriyeni, pustakawan di Perpustakaan Jakarta, menjelaskan perubahan itu merupakan bagian proyek peremajaan Kawasan TIM dan telah direncanakan sejak 2017--2018. Tim arsitek Andra Matin keluar sebagai pemenang sayembara desain yang kemudian merancang kawasan yang berfungsi sebagai pusat seni, budaya, dan pendidikan.

"Sebagaimana fungsinya dahulu sejak awal didirikan pada 1968," kata Fenty pada Liputan6.com secara tertulis, 13 Juli 2022.

Perpustakaan Jakarta direvitalisasi sejak 2018 lalu. "Proses desain Kawasan telah dimulai sejak 2017, dan pelaksanaan revitalisasi Kawasan dimulai tahun 2018 oleh PT Jakarta Propertindo," sambung Fenty.

Bangunan itu kini memiliki lima lantai yang terletak di lantai 3--7 di Gedung Panjang Kawasan Taman Ismail Marzuki. Fasilitasnya diperluas, mulai dari ruang baca terbuka, ruang privasi, bilik bermain anak, ruang membaca disabilitas, area multimedia, ruang podcast, ruang komunitas, dan area koleksi.

Tak hanya fisik, layanannya diperbaiki agar kesan masyarakat terhadap perpustakaan, khususnya di DKI Jakarta, jadi lebih baik dan diharapkan dapat meningkatkan kegemaran membaca warga. Menurut Fenty, perpustakaan ingin jadi ruang ketiga untuk semua kalangan masyarakat belajar dan beraktivitas.

"Sesuai tujuannya, Perpustakaan Jakarta mempunyai tagline, 'Belajar, Berkarya, Bertumbuh,'" kata Fenty.

4 dari 4 halaman

Ada Lirik Rayuan Pulau Kelapa di Gedung Panjang TIM

Di kesempatan berbeda, sang arsitek, Andra Matin, menjelaskan konsep bangunan baru di TIM tersebut. "Ini buat simbol. Bangunan hub ini memang cocoknya hanya di TIM. Inspirasinya dari lagu ciptaan Ismail Marzuki, ditransfer ke bentuk tinggi rendah not balok," tutur Andra dalam bincang-bincang di sela Media Heritage Walk yang diselenggarakan Jakarta Experience Board, 15 September 2021.

Ia mendetailkan lagu yang dimaksud adalah Rayuan Pulau Kelapa. Ada tiga bait yang diambil, yakni "Tanah airku Indonesia. Negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia, yang kupuja sepanjang masa. Tanah airku aman dan makmur, pulau kelapa yang amat subur."

"(Liriknya) benar-benar kerasa bahwa kita harus mencintai negara kita. Tiga not digabung jadi satu fasad. Fasadnya disusun secara acak," sambung Andra.

Selain lirik lagu ciptaan Ismail Marzuki, bangunan gedung juga memasukkan elemen motif tumpal dari batik Betawi. Selain untuk estetika, hal itu bermaksud mereduksi sinar matahari ke area perpustakaan sehingga jadi lebih sejuk.

Andra melanjutkan, bentuk Gedung Panjang juga terinspirasi dari bentuk bangunan khas Indonesia, yakni rumah panggung. Maka, bagian bawah gedung dibuat terangkat dari tanah.

Lebih jauh, bangunan tersebut berfungsi mengikat kawasan TIM secara keseluruhan. Ia juga ingin menciptakan inklusivitas antara TIM dengan kampung tetangganya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini