Sukses

Satgas Citarum Harum Angkat Bicara soal Masalah Menahun Sampah di Sungai Citarum, Mengapa Kotor Terus?

Viralnya video yang dibagikan Pandawara Group terkait Sungai Citarum membuat warganet menyoroti kinerja pemerintah dan kesadaran masyarakat sekitar.

Liputan6.com, Jakarta - Grup pegiat lingkungan Pandawara Group sempat mengunggah video kondisi Sungai Citarum penuh sampah, sebagaimana terlihat dari Jembatan BBS, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, di akun media sosial mereka, dan jadi viral. Kelimanya sempat mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah turut serta dalam kegiatan pembersihan sungai.

Setelah itu, Pandawara Group dan masyarakat sekitar benar-benar turun membersihkan Sungai Citarum sehingga kondisinya jauh lebih bersih. Namun baru tiga hari berlalu, kondisi sungai tersebut kembali dipenuhi sampah. "Dibersihkan oleh Pandawara, dibuat kembali (sampahnya) oleh warga setempat," kata seorang warganet.

Melihat tanggapan itu, warga dan petugas Sungai Citarum angkat bicara. "Nuhun, Pandawara, Anda sudah jadi trigger. Tapi saya koreksi juga, saya ingatkan bahwa ada narasi-narasi yang memang kurang lengkap dari Anda," sebut petugas OP BBWS Citarum Dian Nurdyana di video yang diunggah akun Tiktok @asetia.19, Minggu, 23 Juni 2024.

Dian menambahkan, kegiatan pembersihan sungai sudah dilakukan secara rutin oleh satuan tugas (satgas) Citarum sektor 9 dan para komunitas di wilayah Batujajar. Sementara, Pasi Ops Satgas Citarum Harum Suryana Wijaya mengatakan, upaya pembersihan Sungai Citarum sudah dilakukan sejak empat tahun ke belakang.

"Jadi setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun, ini dibersihkan. Satgas Citarum terbentuk 2018, dan sejak itu, (Sungai Citarum) sudah dibersihkan setiap hari," ia mengatakan. Jadi, mengapa Sungai Citarum terus-terusan penuh sampah?

2 dari 4 halaman

Mengapa Sungai Citarum Penuh Sampah?

Dian menjelaskan, Sungai Citarum merupakan "terminal." Jadi, sampah-sampah dari luar akan terbawa arus dan berakhir di sungai ini. "Karena memang kontur wilayahnya kayak cekungan, jadi semua sampah dari tengah, anak Sungai Citarum, wilayah tengah Kota/Kabupaten Cimahi yang masih belum terjaring ataupun masih belum terolah di wilayahnya, larinya ke sini," jelasnya.

"Sampah terpusat di sini karena ini akhir dari Citarum yang mau masuk ke (Bendungan) Saguling. Bayangkan saja, kalau ini masuk ke Saguling, ke bendungan, atau ke turbin, (turbin) bisa mati dan kerugiannya bisa berapa," Suryana menambahkan.

Suryana mengatakan, sampah-sampah tersebut sengaja disekat maupun dijaring yang kemudian diangkut alat berat dan dilokalisir agar sampah tersebut tidak masuk ke turbin. "Karena di Citarum ini ada tiga bendungan: Jatiluhur, Cirata, dan Saguling, yang mana bendungan itu ada turbinnya," sebut Dian.

Ia menyambung, "Kebayang kalau turbin itu tercemar dan ada sampah, terus mati dan rusak, ada energi listrik yang padam. Perlu diketahui juga bahwa bendungan ini bisa menerangi Jawa-Bali."

3 dari 4 halaman

Klarifikasi Pandawara Group

Pandawara juga turut menjelaskan masalah ini di salah satu video TikTok-nya yang dibagikan Minggu, 16 Juni 2024. Mereka mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah membuat narasi yang menyudutkan siapa pun.

"Di video kami sebelumnya, kami tidak pernah mengucapkan narasi yang menyudutkan pihak manapun dan mutlak kerusakan sungai tersebut diakibatkan seluruh oknum di Bandung Raya yang masih tega mengotori dan mencemari sungai di daerah mereka masing-masing," ucap mereka dalam video.

Pandawara juga meminta maaf karena kunjungan mereka ke wilayah Sungai Citarum telah menyebabkan kegaduhan dan dianggap kurang tepat. "Pertanyaan kami singkat saja, jika memang apa yang kami lakukan selama ini salah, berikan kami saran bagaimana caranya bisa membangkitkan jiwa sosial ratusan kelompok yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan sukarela, bagaimana caranya membuat orang fomo terhadap isu lingkungan, dan bagaimana caranya membuat gerakan lingkungan besar-besaran dan menarik banyak pihak untuk ikut tanggung jawab?" tanya kelompok itu.

 

4 dari 4 halaman

Maksimalkan Waktu 1,5 Tahun untuk Penanganan

Penanganan kerusakan lingkungan di DAS Citarum yang selama ini ditangani Satgas Citarum Harum dengan 23 Komandan Sektor akan dipindahtugaskan seiring berakhirnya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 pada Desember 2025. Ditemui usai meninjau titik nol kilometer Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Herman Suryatman mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan waktu kurang lebih 1,5 tahun untuk penanganan beberapa titik DAS Citarum dan penyiapan masa transisi tugas.

"Kami sedang mempersiapkan masa transisi dari satgas ke masyarakat. Jadi nanti DAS Citarum dikelola masyarakat," ujar Herman, dikutip dari Antara, 9 Juni 2024.

Tidak hanya masyarakat, lanjut Herman, unsur pemerintah di kewilayahan juga akan terlibat, seperti kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga ke tingkat pemerintah provinsi sebagai pengawas.

"Tentu dikontrolnya secara langsung oleh kepala desa, lurah, dan di dalamnya ada Babinsa, Bhabinkamtibmas, terus sampai tingkat kecamatan dan kabupaten kota, serta kami juga di provinsi (jadi) bagian di dalamnya," jelas Herman.

Adapun sistem pengelolaannya akan mengadopsi yang saat ini dilakukan Satgas Citarum Harum, salah satunya dengan kolaborasi Pentahelix.