Liputan6.com, Jakarta Ulah iseng seorang mahasiswa di Taoyuan, Taiwan bisa berujung hukuman penjara. Mahasiswa yang tidak disebutkan namanya itu awalnya memotret hewan peliharaannya yaitu seekor tokek di piring sushi.
Ia mengambil foto tersebut saat berada di jaringan restoran sushi ternama di Taiawan dan kemudian membagikannya di akiun Instagram miliknya pada 20 Juni 2024. Menurut The Sytar yang melansir dari EToday, Selasa, 25 Juni 2024, diberi keterangan ‘sushi fatty bin’.
Baca Juga
Foto tersebut langsung viral di akun media sosial Taiwan, Dcard dan mengundang reaksi dari warganet mengenai masalah kebersihan di restoran tersebut. Departemen Kesehatan Masyarkat di Taoyuan langsung melakukan penyelidikan terhadap restoran tersebut. Menurut Mirror Media, mereka mempertanyakan kualitas kebersihan di restoran sushi itu.
Advertisement
Dampaknya, pihak Sushiro bisa terkena denda senilai lebih dari 2,500 dolar Singapura atau sekitar Rp30 juta dan bisa ditutup sementara waktu jika terbukti tidak memenuhi standar kebersihan yang sudah ditetapkan pemerintah setempat.
Pihak restoran tak tinggal diam. Manajemen restoran Sushiro menuliskan di akun Facebook mereka pada Senin, 24 Juni sedang mempertimbangkan untuk menuntut mahasiswa yang kuliah di Yuan Ze University di Taoyuan itu.
Pihak Sushiro mengatakan, mahasiswa tersebut telah membawa hewan peliharaan ke dalam restoran tanpa meminta izin atau menginformasikannya lebih dulu pada staf restoran dan melakukan perbuatan tidak pantas terhadap makanan di Sushiro.
"Kami berencana melakukan langkah hukum dan ganti rugi karena tindakan (mahasiswa) itu telah mencoreng nama baik kami dan menyebabkan berbagai kerugian lainnya. Kami menuntut pertanggungjawaban," tulis mereka dalam sebuah pernyataan.
Pelaku Bakal Diberi Sanksi
Mereka menambahkan, sejak kehebohan itu semua cabang mereka di Taiwan menjalani prosedur kebersihan yang lebih ketat termasuk penggunaan disenfeksi untuk peralatan makan.TYE News melaporkan pada 24 Juni 2024, pihak Yuan Ze akan memberi sanksi sesuai dengan peraturan kampus.
"Yuan Ze University sangat mementingkan moral mahasiswa kami, sama pentingnya dengan pendidikan kesehatan dan keselamatan," tulis mereka dalam sebuah pernyataan. "Jika mendapat pengaduan atau laporan dari publik tentang mahasiswa kami, maka kami akan menanganinya dengan hati-hati dan sesuai dengan prinsip keadilan dan kesetaraan.
Pada Februari lalu, seorang pria di Osaka, Jepang harus mendekam di penjara karena membuat prank seputar makanan. Pria itu memnbuat pernyataan palsu mengenai makanan di jaringan restoran Yoshinoya yang disebutnya tidak higienus hanya untuk menarik perhatian pengikutnya di media sosial. Pria itu menyantap makanan dengan sumpit bekas miliknya dan diklaim disajikan oleh restoran tersebut.
Pada 2023 lalu, sebuah video yang menunjukkan seorang pelanggan di restoran sushi di Jepang menjilat bagian atas botol kecap yang terbuka, viral beredar hingga mengumpulkan jutaan penayangan online.
Advertisement
Jumlah Pelanggan Menurun
Tidak hanya itu, pelanggan tersebut yang merupakan siswa sekolah menengah, juga melakukan hal-hal menjijikkan lainnya yang memicu banyak kontroversi. Beberapa hari kemudian dikabarkan oleh CNN, Minggu, 11 Juni 2023, restoran tempat video itu direkam menggugat siswa tersebut sebesar 67 juta yen atau sekitar Rp7 miliar setelah rekaman media sosial menunjukkan dia menjilati jarinya lalu menyentuh sepiring sushi saat melewatinya di ban berjalan.
Rekaman siswa juga menunjukkan dia menjilati botol kecap dan cangkir yang kemudian dia letakkan kembali ke tumpukan komunal. Akindo Sushiro Co, yang menjalankan jaringan restoran Sushiro, mengaku mengalami penurunan tajam dalam jumlah pelanggan setelah rekaman aksii siswa di gerai Sushiro cabang kota Gifu menjadi viral.
Klip pendek itu dibagikan secara luas di Jepang setelah diunggah pada bulan Januari dan merupakan salah satu dari sejumlah video serupa – termasuk beberapa yang direkam di pesaing Sushiro – yang membantu memunculkan istilah “terorisme sushi”.
Istilah Terorisme Sushi
Melansir kanal Global Liputan6.com, i11 Juni 2023, stilah “terorisme sushi” merujuk pada tindakan tidak higienis di restoran kereta sushi Jepang, di mana pelanggan mengambil hidangan dari ban berjalan. Berdasarkan informasi NHK, Akindo Sushiro Co mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Osaka mengikuti kerugian sekitar 16 miliar yen (sekitar Rp1,7 triliun) setelah rilis video tersebut karena penurunan tajam pelanggan dan penurunan saham perusahaan induknya.
Akindo Sushiro Co mengatakan dalam siaran pers bahwa biasanya pelanggan akan diminta untuk memesan makanan di panel layar sentuh. Kemudian mereka bisa langsung mengambil makanan siap saji di piring yang lewat di ban berjalan dan melewati banyak pengunjung.
Tetapi setelah video itu viral, pihak restoran mempertimbangkan kembali sistemnya. Menanggapi istilah "terorisme sushi", restoran Sushiro akhirnya memasang papan akrilik di antara kursi dan ban berjalan untuk mencegah kontak yang tidak perlu antara sushi dan pelanggan.
Adapun jika pelanggan merasa tidak nyaman menggunakan cangkir teh dan bumbu yang disediakan di meja mereka, restoran akan menggantinya dengan yang berbeda saat diminta.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement