Liputan6.com, Jakarta - Liburan sekolah bukan berarti sepenuhnya berhenti belajar, justru ini saat yang tepat untuk menambah ilmu dengan cara seru. Salah satunya belajar membatik di Museum Batik Indonesia.
Museum yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu menggelar workshop membatik bertema pembuatan canting cap kertas. Peserta yang bisa berpartisipasi sebenarnya bisa siapa pun, tetapi anak-anak berusia di bawah 10 tahun wajib didampingi orangtua.
Dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 28 Juni 2024, kegiatan workshop akan berlangsung pada Minggu, 30 Juni 2024, pada pukul 09.00--14.00 WIB. Para peserta akan belajar langsung proses pembuatan batik yang dimulai dari membuat pola, mencanting, mewarnai, hingga melorod kain.
Advertisement
"Ini merupakan bentuk pelestarian budaya batik Indonesia yang telah diakui sebagai salah satu warisan budaya takbenda yang tercatat dalam daftar Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO sejak 2009," kata Archangela Y. Aprianingrum, penanggung jawab unit Museum Batik Indonesia.
Para peserta workshop bisa membawa pulang hasil membatik dan juga canting yang telah dibuat secara mandiri. Workshop tersebut terselenggara gratis. Peserta tak perlu membayar tapi kuotanya terbatas sehingga harus mendaftar terlebih dulu.Â
"Kegiatan Workshop Membatik ini tentunya bukan yang pertama dilaksanakan, kegiatan workshop membuat batik tulis selalu mendapat respon yang sangat positif dari seluruh peserta karena mendapatkan pengalaman praktik langsung di pusat pelestarian batik Indonesia, yaitu Museum Batik Indonesia," kata Archangela.
Â
Diajak Eksplorasi Museum Batik
Kegiatan workshop membatik akan dipandu oleh Junaidi dari Komunitas Spectrum Milenial dan Kartika Rini dari Komunitas Sebiru Langit. Mereka juga akan menjadi narasumber untuk menjelaskan soal membatik.
Dalam kegiatan itu, para peserta akan diajak untuk mengikuti Eksplorasi Museum atau tur ruang pamer bersama narasumber dan pemandu. Seusai pemaparan, peserta diarahkan ke ruang workshop untuk memulai kegiatan pembuatan batik cap hingga tahap pewarnaan.
"Kegiatan workshop membatik akan terus kami selenggarakan ke depannya, tentunya dengan model kegiatan dan tema yang menarik. Kami berharap ke depannya semakin banyak generasi muda Indonesia yang memiliki semangat untuk melestarikan batik Indonesia, entah dengan menggunakan batik sebagai pakaian yang nyaman sehari-hari, menghadiri kegiatan pelestarian batik, dan juga ikut serta mempromosikan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang berharga di mata dunia," ujar Archangela.
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, link pendaftaran ternyata sudah tidak bisa diakses yang menandakan kuota sudah terpenuhi. Sejumlah warganet pun berharap kuota workshop ditambah.
"Baru liat dah penuh yaaa😢 lebihin min," komentar warganet.
Â
Advertisement
Isi Museum Batik Indonesia
Sementara, Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency (IHA), mengungkapkan penyelenggaraan workshop membatik di Museum Batik Indonesia merupakan salah satu bentuk upaya mewujudkan komitmen Indonesian Heritage Agency sebagai pengelola 18 Museum dan 34 Cagar Budaya dalam menghadirkan museum yang inspiratif dan edukatif di Indonesia.
"Kami berharap kegiatan workshop membatik ini terus diselenggarakan sebagai bentuk inovasi program museum yang menarik dan juga mendukung lahirnya generasi muda sadar budaya di masa depan," kata dia.
Museum Batik Indonesia mulai dibangun pada 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan selesai dibangun pada 2018. Mengutip laman museumbatik.kemdikbud.go.id, bentuk denah bangunan museum itu secara arsitektural menyerupai lipatan kain.Â
Pada bagian depan bangunan museum dihias dengan beberapa motif batik, salah satunya adalah motif Kawung. Ruang pameran tetap Museum Batik Indonesia terbagi menjadi tujuh, yaitu Ruang Sejarah Batik Nusantara, Ruang Khazanah Batik Nusantara, Ruang Teknik Pembuatan Batik, Ruang Penggunaan Batik secara Tradisional, Ruang Perkembangan Batik, Galeri Kemasyuran, dan Ruang Kesimpulan.
Bayar Tiket Masuk TMII
Replika sertifikat penetapan Batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya takbenda UNESCO dipamerkan di ruang pertama. Ditampilkan pula dua replika arca yang digambarkan mengenakan kain bermotif sebagai representasi kehadiran motif batik di masa Hindu-Buddha, yaitu Arca Prajnaparamita dan Arca Durga Mahisasuramardini.
Di ruang kedua, pengunjung diajak untuk mengenali berbagai jenis koleksi batik yang mewakili daerah-daerah penghasil batik dan perkembangan batik yang berakulturasi dengan budaya asing. Pameran ini dimulai dengan ditampilkannya kain tradisional yang tekniknya serupa dengan batik, yaitu kain Sarita dan Ma’a dari Toraja, serta Simbut dari Banten.
Selanjutnya dipamerkan kain batik yang berasal dari enam wilayah awal perkembangan batik di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Madura. Ada juga koleksi batik dari berbagai daerah lain dan batik hasil akulturasi beberapa budaya, yaitu Batik Basurek, Batik motif Kilin Menari, Batik Jawa Hokokai, dan Batik Belanda.
Anda yang tertarik mengunjungi Museum Batik Indonesia hanya perlu membayar tiket masuk ke TMII senilai Rp25 ribu per orang. Museum tersebut buka setiap Selasa hingga Minggu, pada pukul 09.00-15.00 WIB.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement