Sukses

Korea Selatan Perketat Aturan Grup Turis Asal China, Imbas Keluhan Wisatawan yang Dipaksa Belanja

Tur murah yang diadakan perusahaan lokal China mendapat keluhan wisatawan karena memasukkan aktivitas belanja tanpa henti, untuk mendapatkan komisi dari vendor di sepanjang perjalanan.

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan akan menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk mengurangi tur kelompok besar asal China, yang juga dikenal sebagai "tur dumping". Hal ini lantaran grup turis dengan harga murah tersebut telah diidentifikasi sebagai penyebab utama keluhan wisatawan, menurut Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, Minggu.

Mengutip dari laman The Korean Times, Senin (1/7/2024), tur semacam itu mengacu pada praktik di mana agen perjalanan menarik wisatawan dengan harga dan keuntungan yang terlalu rendah dengan memasukkan aktivitas belanja tanpa henti, sehingga mendapatkan komisi dari vendor di sepanjang perjalanan.

Kementerian pun merevisi pedoman bagi agen perjalanan, yang dirancang untuk menarik wisatawan kelompok Tiongkok. Hal ini untuk mengambil tindakan administratif terhadap mereka yang melanggar peraturan guna menghilangkan paket wisata berbiaya rendah yang mencakup belanja, mulai Juli ini.

Secara khusus, kementerian akan mengambil tindakan terhadap mereka yang memaksa wisatawan berkelompok untuk berbelanja dan tidak membayar biaya yang sah saat melakukan tur. Kementerian akan meninjau dan memeriksa struktur keuntungan yang dilaporkan oleh agen perjalanan untuk melihat apakah mereka terlalu bergantung pada biaya belanja untuk mendapatkan keuntungan.

Selain itu, Asosiasi Agen Perjalanan Korea, Asosiasi Toko Bebas Bea Korea, dan toko bebas bea akan bekerja sama dengan kementerian untuk memeriksa apakah agen perjalanan mengikuti peraturan di situs belanja. Hal ini disinyalir bisa meminimalisir apa yang selama ini dikeluhkan wisatawan.

 

2 dari 4 halaman

Kunjungan Turis China ke Korea Meningkat

Tahun ini, jumlah turis China ke Korea diperkirakan melampaui jumlah tahun lalu sebesar dua juta antara bulan Januari dan Juni saja. Angka ini mewakili 30 persen dari seluruh wisatawan yang masuk ke Korea selama periode tersebut.

Secara khusus, proporsi wisatawan Tiongkok yang memasuki negara tersebut dengan visa tur kelompok telah melampaui 10 persen dan mendekati 12 persen. Angka tersebut sebanding dengan angka sebelum pandemi pada 2019.

Peraturan mengenai tur berbiaya rendah bertujuan untuk mengatasi keluhan wisatawan mengenai praktik belanja paksa, terutama di tengah cepatnya pemulihan pariwisata dari Tiongkok, kata kementerian tersebut.

Awal tahun 2024 ini, kementerian tersebut, untuk pertama kalinya, menangguhkan bisnis agen tur yang menarik wisatawan kelompok Tiongkok. Mereka memberi harga yang terlalu rendah atau hanya mengandalkan biaya belanja untuk mendapatkan keuntungan.

Sementara itu, untuk mengenjot pariwisata pihak Kementerian juga membuat banyak kebijakan lainnya. Seperti memberi visa budaya bagi Warga Negara Asing (WNA). 

3 dari 4 halaman

Visa Budaya bagi WNA di Korea Selatan

Mengutip Tim Global Liputan6.com, Korea Selatan akan mengeluarkan visa pelatihan kebudayaan (K-culture) bagi warga negara asing dalam uji coba tahun ini dan mempertimbangkan untuk memperkenalkan visa kerja baru. Tujuannya agar menarik lebih banyak wisatawan dari luar negeri.

Dilansir Korea Times, Selasa, 17 Juni 2024, hal ini diketahui adalah bagian dari langkah-langkah komprehensif yang disampaikan oleh pemerintah, yang pun menyerukan penyederhanaan prosedur masuk serta merancang berbagai program wisata agar dapat bisa memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kenyamanan mereka.

Rencananya, pemerintah bakal meluncurkan apa yang disebut visa pelatihan K-culture bagi orang asing sebagai uji coba mulai tahun ini, yang akan tersedia bagi warga asing yang ingin mengunjungi Negeri Ginseng agar mengikuti program pelatihan K-pop, koreografi serta sektor budaya lainnya. Pemerintah juga bakal mempertimbangkan perluasan visa digital nomad, yang memungkinkan orang asing bekerja jarak jauh saat bepergian ke Korea Selatan.

 

4 dari 4 halaman

Uji Coba Visa Kerja

Operasi uji coba visa kerja selama satu tahun telah dilaksanakan sejak bulan Januari, dan pemerintah sedang mempertimbangkan opsi untuk mendiversifikasi persyaratannya bekerja sama dengan pemerintah daerah sehingga dapat memberikan lebih banyak insentif kepada orang asing dan berbagai pilihan mengenai masa tinggal mereka, baik untuk bekerja maupun wisata di negara tersebut.

Pemerintah juga akan memperluas infrastruktur penerbitan visa dan prosedur masuk lainnya untuk meningkatkan kenyamanan turis asing. Hal ini akan memudahkan peraturan mengenai permohonan K-ETA atau otorisasi perjalanan elektronik yang harus diperoleh pengunjung asing bebas visa sebelum memasuki negara tersebut. 

Di samping itu, Korea Selatan pun akan memasang lebih banyak pos pemeriksaan imigrasi tak berawak di pelabuhan-pelabuhan utama untuk mempersingkat waktu yang diperlukan bagi pengunjung untuk kenyamanan mereka.

Seoul pun akan membuka rute penerbangan baru yang menghubungkan kota pelabuhan Busan dan Jakarta di selatan Korea, serta kota Cheongju dan Bali di Korea tengah. Lebih banyak penerbangan juga bakal ditambahkan ke rute Daegu-Ulaanbaatar tahun ini.