Liputan6.com, Jakarta - Warung pedagang kaki lima (PKL) yang merupakan tempat makan dan nongkrong di sepanjang Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat, dibongkar dan digusur petuhgas Satpol PP. Kejadian pada pekan lalu itu mengundang ragam komentar publik, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf).
"Kawasan Puncak ini kan termasuk destinasi wisata favorit dan hampir selalu ramai, kalau ada pedagang atau warung di pinggir jalan tentu bisa menganggu. Jadi tentu lebih bagus kalau ditertibkan," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" yang digelar secara hybrid, Senin (1/7/2024).
Baca Juga
"Tinggal bagaimana kita bicara dengan mereka, para pedagang ini tentu perlu tempat juga untuk berjualan, jadi sebaiknya dibicarakan dengan baik supaya mereka mau pindah ke lokasi yang baru," lanjutnya.
Advertisement
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga mendukung relokasi para pedagang ke tempat baru. Namun, ia mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
"Saya sudah lihat foto-fotonya, (kawasan Puncak) sekarang jadi lebih cantik dan tertata dan lebih asri. Tapi, tetap kita harus perhatikan faktor ekonominya, tempat atau relokasi yang baru harus yang ramai juga dan mengundang crowd jadi kegiatan perekonomian tetap berjalan,” kata Sandiaga Uno.
"Perhatikan juga fasilitasnya, mungkin bisa ada spot-spot menarik untuk berfoto. Tempatnya harus bersih terutama toiletnya dan jangan lupakan unsur CHSE," sambungnya.
Harga Makanan dan Minuman di Puncak
Minggu lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menertibkan kawasan Puncak dari bangunan tak berizin dan PKL. Namun, perlawanan datang dari para PKL yang enggan direlokasi.
"Padahal, Pemkab Bogor sudah menyiapkan toko di rest area Puncak bagi PKL yang dipindahkan agar kebersihan dan keindahan kawasan Puncak kembali indah, nyaman dan asri," tulis keterangan unggahan di akun Instagram @mood.jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Video dalam unggahan itu juga menuliskan "POV: Dilematis Selamat Tinggal” dan juga harga makanan dan minuman di berbagai warung pinggir jalan di kawasan Puncak yang sebagian besar dianggap sangat mahal. Ada Pop Mie yang dihargai Rp25 ribu, Nasi Goreng Rp55 ribu, Sop/Soto Rp70 ribu, Kopi Hitam Rp35 ribu, dan Teh Manis Rp25 ribu.
Umggahan tentang pembongkaran dan penggusuran warung PKL itu mendapat banyak komentar dari warganet. Sebagian besar mendukung tindakan tersebut, bahkan ada yang menyebutnya sebagai azab karena selama ini mematok harga sangat tinggi.
"Ngalamin bgt . Beli nasgor 5 trs minta tmbha air teh anget 400rb ngeri bgt tuh puncak," komentar seorang warganet.
"Azab jualan nyari untung berlebihan...,”sahut yang lain.
Advertisement
Relokasi PKL di Rest Area Gunung Mas
Penertiban PKL sebagai instruksi Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu agar ratusan pedagang di kawasan Puncak mengisi kios yang telah disiapkan Pemerintah Kabupaten Bogor, yakni Rest Area Gunung Mas. Asmawa juga hadir memimpin kegiatan penertiban tersebut.
Penertiban juga bertujuan untuk meminimalisir kemacetan dan mencegah sampah liar menumpuk di sembarang tempat sehingga memicu banjir serta pencemaran lingkungan. Setidaknya terdapat 503 lapak PKL yang ditertibkan untuk segera pindah ke Rest Area Gunung Mas.
Namun, PKL di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, yang tak terima direlokasi meluapkan kekesalan dengan membakar ban dan sisa material bangunan hingga melempar sampah ke jalan. Pantauan Liputan6.com sekitar pukul 11.00 WIB di tiga titik lokasi, yakni kawasan Gunung Mas, Riung Gunung, dan Masjid Atta'Awun. Tampak api berkobar di sejumlah titik akibat pembakaran ban dan material bangunan.
Kepala Satpol PP Kabupaten Cecep Iman Nagarasit menyayangkan terjadi penolakan, sebab para pedagang sendiri yang meminta agar pemerintah daerah menyediakan tempat untuk direlokasi, sebelum menertibkan lapak PKL di Puncak.
Penertiban PKL Dibagi Dua Tahap
"Sekarang setelah tempat relokasi sudah disiapkan di Rest Area Gunung Mas, mereka tetap ngambil kunci kios dan lapak dagangannya di pinggir jalan ga mau dibongkar. Ini ironis," ujar Cecep, Senin 24 Juni 2024, mengutip kanal News Liputan6.com, Kamis, 28 Juni 2024.
Tiga petugas Satpol PP Kabupaten Bogor menjadi korban bentrokan dengan sejumlah PKL Puncak Bogor. "Ada tiga anggota kami yang jadi korban, yaitu Rexi, Andre dan Ruli. Rexi yang kena hantaman balok sampai hidungnya berdarah," ujar Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bogor Rhama Kodara.
Rhama mengatakan penertiban PKL dibagi dua tahap. Tahap pertama mulai dari simpang Taman Safari Indonesia sampai dengan Naringgul. "Total ada 501 PKL yang harus direlokasi. Tapi hari ini ada 331 bangunan liar yang kami bongkar. Sisanya menunggu pelimpahan dari DPKPP Kabupaten Bogor yaitu dari Naringgul sampai perbatasan Cianjur," jelas Rhama.
Pasca-pembongkaran, kata dia, petugas gabungan melakukan tugas sesuai aturan, yaitu membersihkan sisa material sekaligus menertibkan jika menemukan bangunan liar yang belum dieksekusi pada Senin kemarin. "Intinya mereka tidak terima lapak dagangannya dibongkar. Dan mereka mempertahankan," tutup Rhama.
Advertisement