Liputan6.com, Jakarta - Gunung Jailolo merupakan sebuah gunung berapi yang terletak di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Melansir data PVMBG melalui laman resmi MAGMA Indonesia, Jumat (4/7/2024), Gunung Jailolo tidak termasuk dalam gunung api Tipe A, B, maupun C.
Gunung ini memiliki ketinggian 1.030 mdpl, kategorinya terbilang tidak terlalu tinggi. Di sebelah barat kerucut Gunung Jailolo atau juga disebut Kerucut Bobanehene terdapat sebuah kaldera yang adalah sisa Gunung Jailolo tua yang sekarang dikenal dengan Kaldera Idamdehe.
Masih banyak hal mengenai Gunung Jailolo selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Jailolo yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
Advertisement
1. Riwayat Letusan Gunung Jailolo
Lumpur panas dilaporkan berasal dari Gunung Jailolo sesaat sebelum tahun 1883, tapi tidak ada letusan yang diketahui selama waktu tersebut. Dalam sejarah letusan disebutkan bahwa sekitar Gunung Jailolo kerap dilanda ribuan kali gempa bumi seperti pada tahun 2015 dan 2017.
Beberapa ahli menyebutkan gempa bumi tersebut berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Jailolo. Aktivitas terjadi di kompleks vulkanik Jailolo, hingga membentuk semenanjung di sebelah barat Teluk Jailolo di pesisir barat daya Pulau Halmahera.
Stratovolcano Jailolo di tengah kompleks memiliki aliran lava muda di sisi timurnya. Kaldera kecil terletak di sebelah barat dan barat daya Jailolo. Kaldera paling barat, Idamdehe, memotong gunung berapi kembar tua Jailolo.
2. Terdapat Sumber Air Panas
Gunung ini sangat unik dan layak untuk didaki jika ada waktu di akhir perjalanan ke Halmahera barat sebelum kembali ke Ternate. Sumber air panas terdapat di sepanjang pantai barat laut kaldera.
Kerucut Kailupa membentuk pulau vulkanik kecil di lepas pantai selatan semenanjung. Semburan lumpur panas dilaporkan terjadi di gunung berapi Jailolo sesaat sebelum tahun 1883, namun tidak ada letusan yang diketahui sepanjang sejarah (Smithsonian Global Volcanism Program).
3. Puncaknya Membentuk Kerucut Sempurna
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Jumat (4/7/2024), Gunung Jailolo terletak tepat di luar kotapraja Jailolo menghadap ke pelabuhan dan menyeberang ke Ternate dan Tidore. Puncaknya berbentuk kerucut yang hampir sempurna kecuali sisi barat dayanya.
Setelah melewati perkebunan di dasarnya, ia naik dengan kemiringan yang hampir konstan dan curam sekitar 30 derajat dari sekitar 500 mdpl hingga puncak gunungnya. Pengalaman menariknya adalah melihat sinar matahari menembus hutan di kedua sisi lintasan saat mendekati puncak.
Advertisement
4. Jalur Pendakian
Satu jalur menuju puncak (sekitar 10 km) bisa dilewati melalui kotapraja Jailolo. Treknya sudah usang, namun tidak sulit untuk diikuti setelah memasuki hutan.
Namun, pemandu sangat penting untuk menemukan jalan keluar kota, dan melewati perkebunan kelapa, pala dan cengkeh, yang sangat luas (sekitar 3 km) dan indah, sebelum mencapai jalur hutan menuju puncak. Jalur lain yang jarang digunakan dimulai dari Desa Lolori di sisi utara namun rute yang paling populer sepertinya berasal dari Desa Adamdehe.
Di sini, perkebunannya kurang luas sehingga jarak menuju puncak jauh lebih pendek (sekitar 6 km). Pemandu juga diperlukan jika mendaki dari sisi ini. Pendakian melalui jalur perkampungan Jailolo memakan waktu 4--5 jam dan turun sekitar tiga jam.
5. Dulunya Jailolo Kerajaan Kuno
Jailolo yang merupakan sebuah kota, dulunya adalah kerajaan dan sempat menjadi salah satu dari empat kerajaan yang sering disebut Moluku Kie Raha. Kerajaan lainnya adalah Ternate, Tidore, dan Bacan. Kerajaan Jailolo berada di Halmahera Barat dengan selat Jailolo memisahkan Pulau Halmahera dengan Pulau Gebe.
6. Terdapat Kuburan Kuno
Puncaknya merupakan area berumput terbuka dengan diameter sekitar 20 meter dan tidak ada kawah. Sebuah kuburan terletak di tengah, dengan tempat orang memberikan persembahan kecil berupa uang.
Menariknya, kuburan ini tidak mengarah ke Mekah dan oleh karena itu, itu sebabnya dipastikan bukan kuburan Muslim. Kemungkinan kuburan leluhur dari masa sebelum kedatangan Islam pada abad ke-15.
Pemandangan 360 derajat Gunung Gamalama, Kiematubu, Gamkonora, Ibu, dan lain-lain dapat terlihat jika tidak tertutup awan saat cuaca sedang bagus, meskipun pepohonan di sekitar puncak merupakan penghalang.
Ada banyak penerbangan ke pulau Ternate dari Jakarta (biasanya melalui Manado dan/atau Makassar). Dari Ternate, naik speed boat dari terminal perahu Dufa-Dufa di utara bandara, ke Jailolo di daratan Halmahera.
Pada 2013 biayanya sekitar Rp50.000 sekali jalan dan hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Perahu yang lebih lambat harganya akan lebih murah.
Advertisement