Sukses

Lawan Hiperpigmentasi, Flek Hitam pada Kulit dengan Formulasi Serum Berbahan Aktif Melasyl

La Roche-Posay meluncurkan inovasi terbaru untuk membantu melawan hiperpigmentasi yaitu MELA B3 Serum. Skincare ini mengandung Melasylâ„¢, bahan aktif multi-paten yang dikembangkan selama 18 tahun penelitian.

Liputan6.com, Jakarta - Hiperpigmentasi adalah kondisi ketika area kulit tertentu menjadi lebih gelap daripada warna kulit di sekitarnya. Menurut penelitian, setidaknya satu dari dua orang pasti pernah mengalami hiperpigmentasi.

"Orang awam menyebutnya flek, yaitu apapun di permukaan kulit yang nggak rata seperti bercak kecokelatan. Tapi dalam dunia medis kita tidak mengenak ini (flek), kita menyebutnya hiperpigmentasi," sebut dr. Listya Paramita Sp.DVE, FINSDV dermatologis yang hadir dalam peluncuran La Roche-Posay MELA B3 Serum di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 9 Juli 2024.

Ia menyambung, warna kulit setiap orang akan dipengaruhi oleh pigmen. Secara umum terdapat enam wana kulit dan di Indonesia terbilang memiliki banyak variasi, menurut dr. Listya hal ini tidak masalah namun dalam perjalanannya ada penumpukan pigmen tertentu yang membuat warna kulit jadi lebih gelap.

Hiperpigmentasi menjadi masalah karena kerap membuat orang jadi kurang percaya diri. Lalu bagaimana mencegahnya? dr. Listya menyebut melamin adalah komponen penting dalam kulit yang melindungi sel-sel kulit dari sinar UV yang berbahaya dan memberikan warna alami pada kulit. 

Produksi melamin berlebih, menyebabkan warna kulit jadi tidak merata. Melamin berlebih terkait sangat erat dengan inflamasi. Saat inflamasi terjadi karena paparan terhadap sinar UV, usia, genetika, polusi atau prosedur tertentu, hal ini menstimulasi produksi melanin. 

Stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas juga menyebabkan inflamasi kronis dan pergerakan melanin ke permukaan kulit. Ketika terakumulasi dan menetap, hiperpigmentasi yang terlihat bisa mengganggu warna dan kecerahan kulit.

2 dari 4 halaman

Hiperpigmentasi Bukan Masalah Kulit Biasa

Kondisi kulit hiperpigmentasi bisa dialami oleh semua orang, terutama mereka yang tinggal di daerah tropis dan sering terpapar sinar matahari. Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu produksi melanin berlebih sehingga menghasilkan kondisi hiperpigmentasi, yakni paparan sinar matahari yang dapat mengakibatkan timbulnya bintik hitam pada kulit.

Hiperpigmentasi juga bisa terjadi karena inflamasi pada kulit yang menimbulkan bekas jerawat atau bekas luka. Ada pula faktor genetik serta prosedur terhadap kulit yang dapat menyebabkan warna kulit tidak merata.

"Kondisi kulit hiperpigmentasi seringkali tidak kita sadari, dan bahkan sering juga disepelekan. Banyak orang yang beranggapan bahwa hiperpigmentasi masalah kulit yang biasa-biasa saja, padahal jika tidak ditangani dengan tepat," imbuh dr. Listya.

Dalam jangka panjang kondisi kulit hiperpigmentasi dapat mengganggu kualitas hidup pasien sehari-hari. Oleh karena itu, dr. Listya menekankan pentingnya untuk tidak hanya merawat kondisi hiperpigmentasi, tetapi juga mencegah sebelum hiperpigmentasi muncul di kulit.  

3 dari 4 halaman

Penelitian 18 Tahun Menghasilkan Formula Melasyl

Terkait dengan permasalahan hiperpigmentasi, Marketing Director, L‘Oréal Dermatological Beauty Indonesia, Pandu Brodjonegoro mengatakan, dari hasil penelitian selama 18 tahun pada 100.000 molekul, La Roche-Posay berhasil menemukan sebuah bahan aktif spektrum luas dalam sains pigmentasi. Molekul baru yang kemudian dinamai Melasyl™ ini menjadi sebuah revolusi dalam melawan hiperpigmentasi dengan model aksi yang unik.

Untuk pertama kalinya, bahan aktif tersebut diklaim bisa mencegah kelebihan melanin sebelum meninggalkan bekas pada kulit dengan menangkap prekursor melanin. Formula ini memiliki manfaat anti-pigmentasi terdepan bagi semua warna kulit, dan telah teruji dibandingkan dengan 8 bahan aktif lainnya. 

Dikembangkan bersama para dermatolog dan para pakar hiperpigmentasi dari seluruh dunia, Melasylâ„¢ dihadirkan lewat MELA B3 Serum. Bahan aktifnya dipadukan dengan 10 persen Niacinamide yang juga dikenal sebagai Vitamin B3, serta bahan aktif dermatologis lainnya dalam formula yang sangat komprehensif.

Inovasi dari La Roche-Posay ini diluncurkan sebagai inovasi terbaru untuk membantu melawan hiperpigmentasi. Serum ini menjadi terobosan dalam masalah kulit hiperpigmentasi, seperti bintik hitam, warna kulit tidak merata hingga noda bekas jerawat. 

 

4 dari 4 halaman

Tetap Harus Mencegah Hiperpigmentasi dengan Tabir Surya

Mengenai hiperpigmentasi, Medical Director dari L’Oréal Dermatological Beauty Division Indonesia, Hansen Gandhi mengatakan, formula yang dikembangkan dalam Mela B3 Serum terbaru La Roche-Posay telah mengalami percobaan 100 kali lebih. Kandungan di dalamnya menargetkan langsung faktor-faktor penyebab hiperpigmentasi.

Serum ini diklaim bisa diaplikasikan oleh orang dengan kondisi kulit sensitif, berminyak, maupun normal karena formulasinya terbilang ringan. Namun untuk pengaplikasian di kulit iritasi, disarankan untuk meredakannya terlebih dulu.

Hasilnya berdasarkan penelitian dan sampel yang telah diuji coba, diklaim dapat terlihat dalam satu minggu saja. Sebanyak 85 persen persistance dark spot seperti bekas jerawat bisa teratasi dalam kurun waktu delapan minggu.

"Dan kabar baiknya, dalam penelitian parameter dark spot tidak lagi kambuh," sambungnya.

Untuk itu formulasi yang terdapat dalam Mela B3 Serum bisa menjadi inovasi hiperpigmentasi untuk semua permasalahan kulit, termasuk skin tone. Namun tetap disarankan untuk mencegah faktor eksternal pemicu hiperpigmentasi, karenanya penggunaan sunscreen atau tabir surya secara berulang sangat direkomendasikan.