Sukses

Sambut Ultah ke-50, Sarirasa Group Bakal Buka 5 Restoran Indonesia di Belanda

Meski sudah berpengalaman bertahun-tahun di Indonesia, Sarirasa Group yang salah satunya menaungi brand Sate Khas Senayan itu baru berani membuka restoran Indonesia di luar negeri pada tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Mengelola bisnis kuliner hingga berusia puluhan tahun tak mudah, tapi Sarirasa Group mampu melakukannya. Pada Agustus 2024, bisnis kuliner yang salah satunya menaungi brand Sate Khas Senayan itu akan genap berusia 50 tahun.

Sepanjang perjalanan, mereka fokus mengembangkan bisnis di dalam negeri dengan 70 cabang di berbagai kota dan sekitar enam brand restoran Indonesia. Kini, bisnis yang dirintis pada 1974 itu berencana mengembangkan sayap ke luar negeri.

Benny Hadisurjo, CEO Sarirasa Group yang merupakan generasi ketiga, mengumumkan bahwa Sate Khas Senayan akan dibuka di Belanda. "Kami mau go international. Sebelumnya kami enggak punya orang (yang mengerti) sehingga baru sekarang," ujar Benny dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.

Menurut Benny, tantangan utama membuka cabang di luar negeri adalah mendapatkan mitra lokal yang tepat. Berdasarkan kesepakatan, mereka berencana membuka lima restoran di Belanda.

Restoran itu nantinya dikelola oleh unit bisnis yang dinamai Sarirasa International. Belanda dipilih sebagai destinasi pertama lantaran warga setempat sudah familiar dengan makanan Indonesia. "Netherland ada di Eropa. Kami buka di Netherland, seluruh Uni Eropa akan lebih mudah dikerjakan," kata Benny.

Di sisi lain, ia ingin kehadiran Sate Khas Senayan di Belanda akan membuat pondasi untuk standar cita rasa makanan Indonesia. Menurut dia, sejauh ini belum ada restoran asli Indonesia yang dibuka di sana meski banyak yang mengaku sebagai restoran Indonesia.

2 dari 4 halaman

Dukung Diplomasi Kuliner Indonesia

Benny menyebut kedekatan hubungan antara Belanda dan Indonesia membuat kedua negara saling memengaruhi kekayaan kuliner. Bahkan, Belanda punya tradisi makan makanan Indonesia setiap Selasa. 

Namun, makanan Indonesia yang dimaksud, sambung dia, dibuat berdasarkan resep modifikasi yang diwariskan leluhur mereka. Cita rasanya pun tak lagi seperti Indonesia.

"Yang bisa masak makanan Indonesia sedikit sekali. Akhirnya, koki yang biasa masak makanan Chinese diminta masak makanan Indonesia dengan pemahaman mereka sendiri. Sate, misalnya, disederhanakan hanya sebagai bumbu kacang. Apapun yang pakai bumbu kacang adalah sate," tutur Benny.

Karena itu, sebagai restoran Indonesia pertama yang akan buka di Belanda, ia berharap hidangan yang disajikan bisa menjadi standar autentik makanan Indonesia yang diapresiasi orang lokal. "Kami berusaha masuk ke suatu negara, menargetkan orang banyak, bukan orang Indonesia yang berkunjung tapi menargetkan orang lokal," ucapnya.

Di samping, Sarirasa Group akan mendukung diplomasi kuliner yang digalakkan Indonesia untuk memperluas jangkauan. "Food diplomacy itu sangat urgent untuk Indonesia. Sudah dilaksanakan di berbagai negara, tapi belum berhasil sampai sekarang. Kami butuh bantuan, tidak bisa melakukan ini sendiri," ucap Benny.

 

3 dari 4 halaman

Luncurkan 2 Unit Bisnis Baru

Dalam kesempatan itu, Benny juga meluncurkan dua unit bisnis baru Sarirasa Group untuk merayakan hari jadi ke-50 tahun, yakni Sarirasa Origin dan Sarirasa Tanahmula. Sarirasa Tanahmula merupakan cerminan komitmen Sarirasa Group terhadap upaya keberlanjutan lingkungan.

Upaya dimulai dengan merancang pengelolaan sampah mandiri pada 2018 karena menyadari sebagai pelaku bisnis restoran, mereka tidak hanya menjual produk, tapi juga menciptakan sampah. Pada Januari 2019, Sarirasa Group mulai mengelola saampah secara bertahap dimulai dari outlet yang ada.

Saat ini, mereka mengaku sudah bisa mengelola 80 ton sampah per bulan secara independen. Selain tidak menambah beban Bantar Gebang sebagai TPA utama Daerah Khusus Jakarta, pihaknya juga tidak lagi membayar retribusi sampah, bahkan mendapat pemasukan tambahan dari pengelolaan sampah.

Sementara, Sarirasa Origin merupakan inisiatif Sarirasa Group dalam upaya pelestarian budaya tradisional Indonesia. Dimulai pada 2019 dengan proyek desain kecil, mereka memanfaatkan tenun Indonesia untuk mendekorasi restoran. Kini, upaya pelestarian merambah pada wayang China Jawa yang sudah hampir punas dan reversed glass painting.

4 dari 4 halaman

Gelar Pementasan Budaya

Sebagai bagian dari rangkaian perayaan, Sarirasa Group juga akan mengadakan pameran Gemah Ripah di Atrium Senayan City pada 9--11 Agustus 2024, bekerja sama dengan Swara Gembira. Mereka juga akan menggelar pementasan bertajuk Pagelaran Semesta Rasa di Fountain Plaza Indonesia pada Minggu, 21 Juli 2024.

Pementasan itu disebutkan akan melibatkan 500 penampil. "Pementasannya akan berlangsung sangat masif tapi hanya berjalan 1,5 jam," kata Oi, pendiri Swara Gembira yang digandeng dalam pementasan tersebut.

Selain itu, Sarirasa Group juga menyajikan menu-menu khusus yang telah menjadi ciri khas sejak berdiri pada 1974. Menu-menu tersebut dipilih secara khusus untuk merepresentasikan perjalanan Sarirasa Group menuju ulang tahun emas ini.

Di antaranya ragam varian menu sate yang merupakan hidangan ikonis Sarirasa Group. Soerjanti Djojosantoso, Product Development Sarirasa Group, menyebut resep bumbu kacang yang lembut mereka tidak pernah berubah sejak diturunkan dari nenek Benny kepada anak cucunya. Begitu pula dengan potongan sate yang besar dan empuk

"Menu sate adalah menu pertama sejak 1974. Sejak diperkenalkan, potongan sate tetap sama, satu tusuk satu potong daging. Perubahan hanya dari cari pengolahan yang awalnya sangat sederhana, sekarang kita pakai teknik yang lebih modern sehingga sate sangat juicy," ucapnya. Diperkenalkan pula Nasi Berkat Ulang Tahun, yang merupakan menu spesial ulang tahun yang terinspirasi dari nasi tumpeng.