Sukses

Tanggapan Kemenparekraf Soal KPK Selidiki Dugaan Pungli di Kawasan Wisata Raja Ampat

Saat ini dugaan pungli di Raja Ampat menurut Kemenparekraf sedang ditangani staf ahli menteri dan akan segera memaparkan kemajuannya jika prosesnya sudah selesai nanti.

Liputan6.com, Jakarta - Pada pekan lalu, diberitakan ada dugaan pungutan liar atau pungli yang terjadi di kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat Daya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut merespons dugaan pungli tersebut.

Menurut Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Kemenparekraf, Nia Niscaya mengatakan pengetatan pengawasan dan digitalisasi jadi solusi. Ia memaparkan lemahnya pengawasan dan masih belum memadainya infrastruktur digital, membuat pungutan liar bisa terjadi. “Jika sudah digital, ketika dibayarkan jelas, kepada siapa, besarannya berapa,” kata Nia dalam The Weekly Brief yang dkgelar secara daring, Senin, 15 Juli 2024.

Untuk mewujudkan digitalisasi di sektor wisata, ia mengatakan ketersediaan infrastruktur juga harus memadai. Pengetatan pengawasan menurut dia juga diperlukan ke depannya. Saat ini dugaan pungli menurut Nia sedang ditangani staf ahli menteri dan akan segera memaparkan kemajuannya jika prosesnya sudah selesai nanti.

“Kita tunggu saja, ini masih dugaan, karena masalah pungli ini belum tentu terbukti, ini yang akan kami pantau terus,” terangnya. Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengendus adanya pungli yang dilakukan oknum masyarakat kepada wisatawan hotel di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, dengan nilai miliaran per tahun.

Kepala Satgas Korsup Wilayah V KPK, Dian Patria di Sorong, Senin, menjelaskan KPK telah menerima laporan dari pelaku usaha tentang beberapa permasalahan di lapangan, meliputi pungutan liar oleh oknum masyarakat kepada wisatawan hotel.

"Tiap kali kapal wisatawan menuju lokasi diving, oknum masyarakat meminta Rp100 ribu sampai Rp1 juta per kapal. Di wilayah Wayak sendiri, minimal ada 50 kapal yang datang, sehingga potensi pendapatan dari pungutan liar ini bisa mencapai Rp50 juta per hari dan Rp18,25 miliar per tahun," terang Dian, dilansir dari Antara, Senin, 8 Juli 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Koordinasi KPK dan Pemkab Raja Ampat

Menurut Dian, pungli berupa pembayaran tanah yang ditagih oknum masyarakat kepada hotel yang berdiri di pulau-pulau, serta ketidakjelasan regulasi terkait pengelolaan sampah hotel. Mengenai hal itu, KPK terus mendorong Pemkab Raja Ampat untuk segera menyelesaikan permasalahan ini dengan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan masyarakat setempat.

"Supaya aktivitas pungli ini segera ditertibkan dan tidak merugikan potensi pariwisata yang ada serta citra daerah," harap Dian. Berita ini viral dan banyak beredar di media sosial, salah satunya di akun Instagram @asumsico.

"Pungutan liar (di Raja Ampat) juga menimpa pengelola hotel, yakni berupa pembayaran yang ditagih oknum masyarakat kepada hotel yang berdiri di pulau-pulau di sana," tulis akun tersebut dalam unggahan pada Selasa, 9 Juli 2024.

Raja A,mpat sendiri sering disebut sebagai Salah satu bukti indahnya alam di Indonesia, bahkan sampai dijuluki sebagai surga bawah laut terbesar di dunia. Raja Ampat berada di ujung barat Pulau Papua dan menjadi destinasi impian bagi para pecinta alam serta sosok yang gemar berpetualang.

3 dari 4 halaman

Surganya Para Penyelam

Raja Ampat menyajikan pesona alam yang indah dengan pengalaman yang tak terlupakan. Melansir dari laman Wonderful Indonesia Kepulauan Raja Ampat membentang di area seluas kurang lebih 4,6 juta hektare. Diketahui Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Batanta, Salawati, hingga Misool.

Selain itu di Raja Ampat terdapat sekitar 1.847 pulau-pulau kecil lainnya yang menjadikan tempat ini kaya akan pesona alamnya. Asal usul nama Raja Ampat pun diyakini berasal dari legenda masyarakat setempat.Konon mereka percaya bahwa zaman dahulu terdapat seorang wanita yang menemukan tujuh telur. \

Kemudian empat telur tersebut menetas menjadi raja-raja yang berkuasa di empat pulau utama tersebut. Sementara sisa tiga telur lainnya menetas dengan berbeda-beda ada yang menjadi batu, menjadi wanita, dan menjadi makhluk gaib atau hantu.

Terlepas dari cerita rakyatnya Raja Ampat telah dikenal sebagai surganya para penyelam dan petualang. Pasalnya Raja Ampat merupakan destinasi diving terbaik di dunia dan diakui oleh organisasi sosial lingkungan internasional bernama The Nature Conservancy and Conservation International.

4 dari 4 halaman

Aktivitas Menarik di Raja Ampat

Organisasi ini melaporkan bahwa Raja Ampat memiliki sekitar 75% spesies karang di dunia yang hidup di kepulauan tersebut. Bahkan keunikan spesiesnya ditemukan sekitar 1.318 jenis ikan, 699 jenis moluska (hewan lunak), hingga 537 jenis terumbu karang.

Melansir kana;l Regional Liputan6.com, 7 Februari 2024, ada sejumlah aktivitas menarik di Raja Ampat. Salah satunua ada;ah menyelam atau diving. Raja Ampat menjadi salah satu surga bagi para penyelam karena punya pemandangan bawah laut yang indah. Salah satu spot menarik di Raja Ampat untuk melakukan aktivitas diving ada di kawasan Batu Lima.

Selain itu kawasan ini para penyelam bisa melihat terumbu karang cantik dan sejumlah makhluk laut yang menarik. Selain menikmati aktivitas diving kita juga bisa melakukan aktivitas snorkeling untuk melihat biota laut yang indah di Raja Ampat. Aktivitas snorkeling tersebut bisa dilakukan di perairan yang dangkal.

Wisatawan juga bisa melihat dengan jelas keindahan biota lautnya meski dari perairan dangkal karena perairan di Raja Ampat memiliki air yang jernih. Ketika berkunjung ke Raja Ampat kita bisa melakukan aktivitas memberi makan hiu di Piaynemo.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini