Liputan6.com, Jakarta - Seragam kontingen negara partisipan Olimpiade selalu jadi salah satu faktor menarik jelang penyelenggaraan acara multiolahraga internasional empat tahunan tersebut. Dengan Paris jadi tuan rumah tahun ini, raksasa fesyen mewah LVMH bertindak sebagai sponsor utama.
Merek-merek, mulai dari Ralph Lauren hingga Berluci, pun melengkapi penampilan para atlet. Seragam setiap tim yang bertanding dibuat dengan cermat untuk mencerminkan negara asal mereka, termasuk hiasan ansambel pada upacara pembukaan hingga pakaian atletik taktis.
Publikasi fesyen Amerika Serikat (AS), Vogue, merangkum sederet seragam terbaik untuk Olimpiade Paris 2024. Sayangnya, Indonesia, yang visual seragamnya telah dipuji warganet, tidak masuk dalam daftar. Jadi, mana saja negara berseragam terbaik menurut Vogue? Berikut ulasannya, seperti dikutip Rabu (17/7/2024).
Advertisement
1. Michel & Amazonka untuk Tim Mongolia
Seragam untuk tim Olimpiade Mongolia rancangan label fesyen yang berbasis di Ulaanbaatar, Michel & Amazonka, membuat TikTok heboh ketika diumumkan, awal bulan ini. Seragam yang akan dikenakan para atlet dan pembawa bendera selama upacara penutupan dan pembukaan Olimpiade ini menampilkan serangkaian detail rumit yang menarik perhatian.
Menurut Komite Olimpiade Nasional Mongolia, setiap seragam membutuhkan waktu rata-rata 20 jam untuk diselesaikan. Dengan siluet yang terinspirasi deel tradisional Mongolia, seragam ini menampilkan kerah, manset, dan rompi bersulam merah tua, biru tua, dan emas, serta rok lipit dan jubah berbalut kain putih tipis.
Visualnya menyertakan banyak aksesori, yakni tas kantong bersulam, ikat pinggang, anting-anting menjuntai, topi buryat runcing, dan sepatu bot gutal. Setiap seragam juga memuat berbagai simbol dan motif terkait Olimpiade Paris dan Mongolia, seperti Menara Eiffel, cincin Olimpiade, api Olimpiade, dan simbol Soyombo pada bendera Mongolia.
Â
2. Ralph Lauren untuk Tim AS
Ralph Lauren telah berada di belakang penampilan Tim Olimpiade AS sejak 2008. Tampilan tahun ini mengacu pada jahitan klasik Amerika. Upacara pembukaan menampilkan para atlet mengenakan blazer tradisional dengan kemeja bergaris dan dasi, serta celana denim tipis.
Sementara itu, pakaian upacara penutupan lebih condong ke jantung desain Negeri Paman Sam daripada Ivy League. Rangkaiannya menampilkan jaket moto yang dihiasi tambalan dan jeans putih.
"Pakaian ikonis ini berfungsi sebagai simbol persatuan dan inspirasi bagi tim kami dan jutaan penggemar yang akan mendukung mereka," kata Sarah Hirshland, CEO Komite Olimpiade & Paralimpiade AS tentang koleksi tersebut.
3. J.Lindeberg untuk Tim Olimpiade Golf AS
Merek asal Swedia ini telah memperbarui gaya golf klasik, yakni kemeja polo berkerah dan rok a-line dengan bahan berteknologi tinggi, siluet ramping, bahkan beberapa potongan inovatif. Cardigan blok warna dan pakaian santai yang longgar jadi pernyataan gaya baru.
4. Puma untuk Tim Jamaika
Bendera Jamaika terdiri dari kombinasi warna yang sangat mencolok: hitam, emas, dan hijau, dan dijadikan inti seragam rancangan Puma. CEO Puma Arne Freundt menjelaskan bahwa desain ini menggabungkan kecepatan dan mode.
"Garis potongan ditempatkan secara strategis untuk menonjolkan fisik para atlet sekaligus memberi visual memukau yang menekankan keindahan seorang atlet yang sedang bergerak. Tentu saja, ketika merancang busana untuk kompetisi yang ketat seperti Olimpiade, bahan jadi perhatian khusus. Untuk itu, Puma menggunakan kain jacquard yang dirancang mengurangi panas dan mendorong sirkulasi udara, dengan teknologi thermoadapt yang mengatur suhu tubuh untuk memungkinkan kinerja optimal," jelas Freundt.
Advertisement
5. The New Originals untuk Tim Belanda
Tahun ini, breakdancing secara resmi masuk dalam daftar olahraga Olimpiade dan tim Belanda bersiap tampil cukup menarik. Seragam futuristik mereka memberi penghormatan pada bendera negara itu dan warna oranye cerah tim sepak bola nasional. Baju olahraga yang longgar, namun sarat pernyataan gaya ini merupakan hasil pemikiran merek The New Originals yang berbasis di Amsterdam.
6. ASICSÂ untuk Tim Australia
Sekilas, rancangan ASICS untuk Tim Olimpiade Australia mungkin terlihat cukup sederhana, dengan warna hijau dan emas sebagai anggukan pada warna nasional negara tersebut. Tapi saat dilihat lebih dekat, setiap seragam menampilkan cetakan "Pribumi."
Menurut Vogue Australia, desain yang ditampilkan sebagian disumbangkan seniman Pribumi dan petinju Olimpiade, Paul Fleming, yang karyanya berjudul "Walking Together" terinspirasi gagasan bahwa Olimpiade adalah tempat bertemunya orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya.
7. Stephane Ashpool X Le Coq Sportif untuk Tim Prancis
Stephane Ashpool, yang terkenal dengan merek streetwear Pigalle, harus berjuang agar busana rancangannya dibuat secara lokal di Prancis. Ia mendapatkan persetujuan dari regulator Judo Jepang agar tim Judo Prancis dapat mengenakan kimono yang terbuat dari kain buatan Prancis.
Perhatian terhadap detail ini menghasilkan koleksi menakjubkan yang dibuat bersama Le Coq Sportif. Sebagai direktur artistik tim Olimpiade dan Paralimpiade Prancis, Ashpool memulai proses idenya dengan mendatangi para atlet yang mengaku ingin terlihat "segar" dan "menarik."
8. Lululemon untuk Tim Kanada
Cetakan merah terang dalam seragam tim Olimpiade Kanada tidak hanya mencolok secara visual, namun menandai pergerakan nyata menuju aksesibilitas dan kemampuan beradaptasi dalam dunia mode olahraga. Rangkaian ini dirancang untuk mendukung tubuh yang berbeda dengan berbagai kemampuan.
Kit ini bahkan menampilkan dua gaya adaptif, yakni Seated-Fit Carpenter Pant dan Seated-Fit Packable Rain Poncho. Ini sengaja dirancang untuk menghadirkan fungsionalitas dan kenyamanan dalam posisi duduk.
9. Ben Sherman untuk Tim Inggris Raya
Merek warisan Inggris Ben Sherman ditunjuk untuk tiga kali berturut-turut dalam merancang seragam untuk Tim Olimpiade Inggris Raya, serta koleksi kapsul yang menyertainya. Motif empat bunga, yakni mawar, thistle, daffodil, dan shamrock yang melambangkan identitas dan sejarah negara itu terlihat di seluruh bagiannya.
Advertisement