Liputan6.com, Jakarta - Kebaya selama ini masih identik dengan kesan tua dan kuno. Seringnya kebaya hanya dipakai saat kondangan atau peringatan hari besar saja.
Gerakan mempopulerkan kebaya bahkan lebih banyak disuarakan oleh komunitas ibu-ibu. Apakah benar demikian?
Baca Juga
Pegiat Wastra Monique Handoko menyebut secara umum popularitas kebaya sudah lebih baik. Hal ini dilihat dari munculnya komunitas gerakan anak muda yang mengarah ke pelestarian kebaya dan mematahkan paradigma bahwa memakai kebaya itu kuno.
Advertisement
"Mulai dari yang sederhana padu padan kebaya kain, sampai bikin fashion show, bahkan bikin pasar vintage pasar prelove itu juga salah satu fenomena yang cukup baik," kata Monique saat wawancara dengan Tim Lifetsyle Liputan6.com pada Jumat, 19 Juli 2024.
Jika melihat perkembangan sekarang, banyak juga fashion designer atau desainer muda yang mulai membuat kebaya jadi yang lebih funky. "Bahkan ada komunitas funky kebaya yang digagas mbak Lenny Agustin (fashion designer), itu menjadi salah satu media agar anak muda semakin senang dengan kebaya," sambungnya.
Menurutnya mempopulerkan kebaya harus dengan menjadikannya sebagai gaya hidup, sama halnya mempopulerkan batik, kain, maupun tenun. Namun khususnya kebaya, harus ada pemahaman soal pakem dan bagaimana pakemnya agar anak muda tetap dalam koridor yang aman saat padu-padannya.
Ia menyambung bahwa kebaya memiliki format-format standar pakemnya. "Tapi secara pemilihan kain, motif akhirnya dibikin lebih bervariasi, akhirnya nggak dari katun sifon biasa, jadi bisa dari denim, berbagai shape, tanpa menghilangkan pakem," terang Monique.
Anak Muda Jangan Takut Bereksplorasi dengan Kebaya
Meski bisa memakai kebaya dengan cara funky, Monique menyebut anak muda memang harus memiliki pemahaman sejarah kebaya agar bisa mengenal pakem-pakemnya. Namun pakem kebaya tidaklah sulit dipelajari, karena kebaya pun akhirnya dimodifikasi dari banyak pengaruh kebudayaan lain.
Monique pun bercerita tentang sejarah kebaya yang mulanya dipakai wanita kebaya lingkungan keraton. Saat itu kebaya dipakai menggunakan stagen, kain kemben. Lalu kebaya berevolusi dan berkembang dengan pengaruh dari luar, terutama dari Belanda wanita Eropa.
"Yang awalnya katun biasa, saat ada pengaruh itu bahannya naik kasta," tukas Monique.
Lalu kebaya pun ditambahkan sulaman warna-warni. Jenis-jenis kebaya di Tanah Air pun beragam, mulai dari Jawa, kebaya panjang dengan bahan sutera dan beludru yang bentuknya seperti kebaya Kartini. Lalu ada kebaya janggan dengan berleher tinggi yang sempat populer lagi berkat serial Gadis Kretek.
Begitu juga kebaya kutu baru yang potongannya memiliki bentuk kotak pada bagian tengahnya. Ada pula kebaya dengan pengaruh kebudayaan Tiongkok yaitu kebaya encim yang biasanya dipakaikan bersama kemben, sekarang juga sering bentuknya yang dinamis itu dijadikan outer.
"Kita bisa membuat kebaya modern, makanya saya bikin tutorial dan sharing menggabungkannya agar lebih funky dengan motif, cutting, warna yang lucu-lucu," kata Monique sambil menyebut bahwa pemakaian kebaya harus kembali dijadikan pakaian sehari-hari seperti halnya batik.
Advertisement
Anak Muda Bangga Saat Pakai Kebaya
"Aku suka dan cinta banget sih sama kebaya. Kalau pakai kebaya tuh rasanya beda dengan pakai baju lain. Rasanya pembawaan diri aku langsung jadi jauh lebih anggun, berwibawa, feminin," ungkap Dyra Daniera mahasiswa Universitas Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) saat wawancara tertulis dengan Liputan6.com, Jumat, 19 Juli 2024.
Secara pribadi ia mengaku sebagai pecinta budaya Indonesia dan senang dengan hal-hal yang berbau tradisional. Inilah yang membuat dirinya sebagai anak muda selalu senang dan tertarik pakai kebaya.
"Menurutku kita harus bangga dengan kekayaan wastra Nusantara karena mencerminkan kreativitas suku-suku bangsa kita sejak dulu," sambungnya lagi sebagai perwakilan dari anak muda.
Dari sekian banyak variasi kebaya, Dyra pun paling menyukai jenis kebaya Bali karena di bagian pinggangnya dipakaikan kain yang membuatnya terlihat ramping. Ia juga suka model kebaya Jawa model kutubaru, juga kebaya encim karena warna-warnanya mencolok dan coraknya biasanya bunga-bunga jadi cantik terlihatnya.
"Sebetulnya aku melihat kebaya dan berkain tuh semakin trending di kalangan anak muda sekitar 4 tahun terakhir ini," terang Dyra.
Ia menyambung bahwa mula-mula trend-nya muncul dari komunitas Remaja Nusantara. "Mereka bikin movement #berkaingembira di Instagram. Jadi konten Instagram mereka tuh isinya inspirasi kebaya dan berkain yang casual tapi juga modis sehingga pas untuk digunakan sehari-hari," kata Dyra yang saat ini menjabat sebagai Duta Bahasa.
Gerakan Kebaya Bisa Membawa Antusiasme Anak Muda
Gerakan itu menurutnya berhasil mengajak anak muda untuk gak hanya pakai kebaya dan kain di acara formal atau tertentu saja, tapi digencarkan narasi bahwa kebaya juga bisa dipakai sehari-hari. Dan karena trend ini, ia merasa jadi sangat menyukai kebaya untuk dipakai sehari-hari.
"Misalnya kebaya encim aku padu padankan dengan celana bahan, kulot, jeans aja, lalu pakai sepatu sneakers gitu. Dan bener aja, aku pernah pakai kebaya di mall tuh orang-orang langsung nengok gitu, karena kebaya tuh cantik dan menarik perhatian orang," jelasnya lagi.
Tapi yang tak kalah penting untuk membuat kebaya semakin populer di kalangan anak muda adalah dengan mengunggah momen saat memakai kebaya dan menyebarkannya lewat media sosial. Karena anak muda menurutnya biasanya FOMO atau tak mau ketinggalan tren sehingga akhirnya ikut melestarikannya.
"Selain itu, perlu banyak mengapresiasi desainer atau fashion stylist kebaya. Salah satu fashion stylist yang aku suka kalo soal kebaya tuh Hagai Pakan. Dia yang bikin kebaya Jeng Yah di serial Gadis Kretek, dan banyak memodifikasi kebaya untuk aktor-aktor Indonesia," jelasnya lagi.
Ia juga mengaku suka dengan kebaya Eva Celia dan Arawinda saat FFI tahun 2021, yang fashion stylist-nya adalah Jonathan Andy Tan. "Lalu aku suka banget kostum-kostum Yura Yunita kalau lagi manggung karena dia selalu pakai kebaya yang mencolok dan menawan. Hal-hal ini yang membuat kebaya jadi keren di mata anak muda sehingga pengen ikutan pakai kebaya," katanya.
Anak muda, menurutnya juga perlu juga mendukung program pemerintah untuk memajukan kebaya. Seperti saat tahun ada perhelatan Istana Berkebaya di Istana Merdeka, Jakarta, yang dihadiri presiden. Dan sekarang kebaya juga lagi diperjuangkan untuk menjadi warisan budaya takbenda UNESCO (Kebaya Goes to UNESCO). Sebagai anak muda, Dyra sangat mendukung itu.
Advertisement