Sukses

Wujudkan Asa Anak-anak di Pegunungan Tengah dan Asmat Lewat Donasi Kampung Literasi

Anda bisa berdonasi lewat menu khusus "Berry Hope" yang merupakan hasil kolaborasi antara Wahana Visi Indonesia (WVI) dengan Aguna Group (Kopi di.bawahtangga dan dibawahtangga Aguna). Dari setiap pembelian “Berry Hope” yang terjual, sebagian akan didonasikan untuk peningkatan literasi anak-anak di Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk berbagi dengan orang lain, salah satunya lewat donasi kepada anak-anak yang hidup di daerah terjauh dan tertinggal di Papua. Diketahui sampai saat ini anak-anak Papua masih tergolong rendah tingkat pemahaman literasinya dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Anda bisa berdonasi lewat menu khusus "Berry Hope" yang merupakan hasil kolaborasi antara Wahana Visi Indonesia (WVI) dengan Aguna Group (Kopi di.bawahtangga & dibawahtangga Aguna). Dari setiap "Berry Hope" yang terjual, sebagian akan didonasikan untuk peningkatan literasi anak-anak di Papua. Menu khusus ini tersedia hingga 31 Desember 2024.

Sebagai informasi, peningkatan literasi anak-anak di Papua akan dilakukan oleh WVI melalui pendekatan Kampung Literasi. Ini merupakan model pendekatan yang holistik dengan Rumah Baca sebagai tempat membaca komunal warga desa.

Di Kampung Literasi juga terdapat juga media pembelajaran kontekstual untuk membantu proses belajar anak yang mudah dipahami. Lingkungannya juga disiapkan untuk mendukung kegiatan literasi anak dengan melibatkan pemerintah, tokoh adat, serta tokoh agama.

Untuk mendapatkan gambaran konsep Kampung Literasi yang dijalankan di Tanah Papua, WVI bersama Aguna Group juga menghadirkan pameran "Jelajah Harapan Literasi Papua" di Aguna Coffee & Eatery, Jakarta Selatan. Pameran ini dapat diakses oleh masyarakat umum dan akan berlangsung sampai 18 Agustus 2024, sekaligus dalam rangka Hari Anak Nasional dan Hari Kemerdekaan Indonesia.  

Menurut data WVI, rata-rata siswa kelas 3 SD di Papua baru bisa membaca 31 kata per menit, di mana seharusnya 60-80 kata per menit. Dari lima area program WVI di Papua, anak-anak di Asmat memiliki keterampilan ‘membaca dengan pemahaman’ terendah, yaitu hanya sekitar 11 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semua Orang Bisa Berperan

Disebutkan bahwa rata-rata siswa kelas 3 SD di Asmat hanya bisa membaca 5 kata per menit. Sedangkan di Pegunungan Tengah, kegiatan belajar mengajar di sekolah sering ditiadakan karena isu konflik sosial.

Asteria Aritonang, Resource Development & Communications Director, WVI melalui rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (20/7/2024), mengatakan, "WVI sudah melayani di Papua lebih dari 40 tahun. Melalui kolaborasi ini, kami berharap akan semakin banyak membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga anak-anak di Papua bisa mendapatkan akses literasi yang lebih baik.

Kolaborasi seperti ini menurutnya sangat diperlukan, karena semua orang berperan penting untuk saling menyatukan hati bagi kehidupan anak-anak di masa depan. Bastiaan Rambie, CEO Aguna Group menyampaikan, Aguna Group mulai berdiri tahun 2017 melalui Kopi dibawahtangga, lalu Aguna sendiri lahir menawarkan citar asa yang lebih premium.

"Salah satu misi kami adalah menjadi berguna dan berdampak bagi kehidupan orang lain. Melalui kerjasama dengan WVI kami harap makin banyak pihak tergerak ikut membangun Kampung Literasi untuk mewujudkan harapan dan mimpi anak-anak di Pegunungan Tengah dan Asmat," sebutnya.

Keseluruhan donasi yang didapatkan dari kolaborasi ini akan dipakai untuk mendukung peningkatan kesejahteraan sekitar 1.680 anak terkait akses literasi. Masyarakat umum dapat mengetahui lebih detail dan berdonasi langsung melalui laman bit.ly/berryhope.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini