Liputan6.com, Jakarta - Gangguan IT CrowdStrike-Microsoft berdampak pada banyak operasional penerbangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Maskapai Indonesia AirAsia menjadi salah satu korbannya. Pihak maskapai menyatakan seluruh operasional penerbangan kini berangsung normal, tetapi pemulihannya belum 100 persen.
"Sementara ini, proses check-in masih dilakukan secara manual di seluruh bandara hingga seluruh sistem benar-benar pulih kembali dan stabil," kata Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Veranita Yosephine dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 20 Juli 2024, dikutip dari Antara, Minggu (21/7/2024).
Vera menjelaskan bahwa proses tersebut memakan waktu sedikit lebih lama dari yang diperkirakan. Pihak maskapai mengaku telah menempatkan sejumlah staf darat dan petugas keamanan untuk membantu mengatasi situasi dan memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan para penumpang maupun kru penerbangan.
Advertisement
Untuk menghindari ketidaknyamanan saat di bandara keberangkatan, Indonesia AirAsia mengimbau seluruh penumpang datang ke bandara setidaknya tiga jam sebelum waktu keberangkatan terjadwal demi menghindari antrean panjang selama proses check-in manual.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencermati pemberitaan beberapa bandara di luar negeri yang mengalami gangguan sistem IT global, seperti bandara Amerika Serikat (AS), Belanda, Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum Ditjen Hubud Mokhammad Khusnu mengatakan bahwa di Indonesia, gangguan sistem IT terjadi di beberapa sistem check-in milik beberapa maskapai.
Â
Gangguan IT Global Berdampak pada 4 Maskapai di Indonesia
Selain AirAsia, Citilink, Scoot Airlines, dan Indigo juga bermasalah karena sistem tersebut terhubung dengan provider sistem secara global. "Namun hari ini, sistem navatier yang digunakan untuk pelayanan check-in tersebut telah kembali normal. Proses operasional pelayanan check-in sejak flight pertama baik Citilink maupun AirAsia sudah menggunakan sistem dan berjalan lancar," kata Khusnu.
Ia menjelaskan pada saat terjadi gangguan IT, langkah antisipasi dilakukan dengan melakukan pelayanan proses check-in secara manual, membuka lebih banyak check-in counter, serta mengimbau agar para penumpang berangkat lebih awal.
"Beberapa operator penerbangan seperti PT Angkasa Pura Indonesia (PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II) serta AirNav Indonesia tetap menjalankan operasional penerbangan dengan normal dan tidak terdapat gangguan," kata Khusnu.
Kemenhub, kata dia, melalui Ditjen Hubud juga memonitor perkembangan masalah tersebut dan melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi, termasuk memastikan penanganan penumpang dengan memberikan kompensasi keterlambatan (delay management) dan opsi pelayanan terbaik kepada penumpang.
"Selain itu Ditjen Hubud menugaskan para inspektur penerbangan untuk bekerja sama dengan para operator penerbangan, penyelenggara bandara. dan penyelenggara navigasi penerbangan untuk memastikan operasional penerbangan tetap berjalan dengan aman dan selamat," ujarnya.
Advertisement
3.000 Penerbangan di AS Dibatalkan Imbas Gangguan IT
Ribuan penerbangan Amerika Serikat (AS) dihentikan pada Jumat, 19 Juli 2024, karena pemadaman teknologi informasi (TI) karena pembaruan software CrowdStrike. Tak hanya penerbangan, gangguan juga melanda lembaga pemerintah dan bisnis di seluruh dunia sehingga penumpang terdampak, membatalkan prosedur medis, dan menganggu layanan 911.
Perusahaan keamanan siber mengatakan mengatakan bencana itu bukanlah insiden keamanan atau serangan siber. Namun, kegagalan teknis ini melumpuhkan maskapai, bank, lembaga pemerintah, hingga layanan darurat di seluruh dunia, dikutip dari CNN, Sabtu, 20 Juli 2024. Berdasarkan data FlightAware.com, hingga Jumat malam, lebih dari 3.000 penerbangan masuk dan keluar Amerika Serikat telah dibatalkan dan lebih dari 11.000 ditunda.
Bandara Internasional Charlotte Douglas di North Carolina mengimbau penumpang untuk tidak datang ke bandara, kecuali telah mengonfirmasi penerbangannya. Para pelancong kebingungan di bandara tersibuk di dunia di Atlanta, terdampar saat mencoba untuk menghadiri acara-acara mendesak.
Federal Aviation Administration (FAA) memantau dengan cermat masalah teknis yang berdampak pada sistem TI di maskapai Amerika Serikat. "Beberapa maskapai telah meminta bantuan FAA untuk melakukan groundstop hingga masalah ini terselesaikan," kata George Kurtz, CEO CrowdStrike.
Operasional Penerbangan di Bandara Changi Singapura Mulai Pulih
Di Bandara Changi Singapura, sistem check-in telah kembali normal pada hari kemarin untuk semua maskapai penerbangan yang terdampak pemadaman TI pada Jumat, 19 Juli 2024, dan berdampak pada bisnis secara global. Maskapai penerbangan terpaksa menerapkan check-in manual di Changi dan bandara di seluruh dunia setelah pembaruan perangkat lunak oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike melumpuhkan sistem komputer yang menjalankan sistem operasi Microsoft Windows.
Dalam pembaruan pada Sabtu malam, Bandara Changi berterima kasih kepada semua pihak yang terkena dampak atas kesabaran dan pengertian mereka. Josephine Teo, Menteri Pengembangan Digital dan Informasi Singapura, menyebut pemadaman itu "serius dan memprihatinkan".
"Tim saya telah bekerja sepanjang malam untuk mendukung perusahaan-perusahaan di Singapura yang layanannya kepada masyarakat terkena dampak pemadaman IT," kata Teo dalam unggahan Facebook pada Sabtu sore, dikutip dari Chanel News Asia. "Prioritas utama kami adalah membantu mereka pulih, dan saya senang sebagian besar layanan kembali normal."
Komentarnya menyusul pernyataan kementeriannya yang menyatakan sebagian besar perusahaan yang terdampak pemadaman IT telah memulihkan layanan mereka kepada publik mulai pukul 6 pagi, kemarin. "Ini termasuk layanan check-in maskapai penerbangan, surat kabar, radio, dan layanan pos," kata Kementerian Pengembangan Digital dan Informasi.
Advertisement