Liputan6.com, Jakarta - Delapan kebaya legendaris koleksi mantan ibu negara Tien Soeharto akan menyemarakkan peringatan perdana Hari Kebaya Nasional (HKN) 2024 yang akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024. Hal itu disampaikan Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo.
"Kowani melakukan audiensi dengan salah seorang anak Ibu Tien Soeharto, yakni Ibu Titiek Soeharto. Beliau sangat mengapresiasi pelaksanaan Hari Kebaya Nasional yang akan diselenggarakan untuk pertama kalinya ini," ujar Giwo, dalam keterangan tertulis pada Lifestyle Liputan6.com, Senin (22/7/2024).
Baca Juga
Menurut Giwo, perempuan bernama lengkap Raden Ayu Siti Hartinah itu dikenal sebagai perempuan Indonesia yang mencintai kebaya. Istri Presiden ke-2 RI Soeharto itu juga konsisten mengenakan kebaya, baik pada acara resmi kenegaraan maupun event lain.
Advertisement
"Ibu Tien Soeharto merupakan salah seorang pahlawan nasional perempuan, dari total 16 perempuan yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional di Indonesia," ujar aktivis perlindungan perempuan dan anak itu.
Delapan kebaya yang akan ditampilkan tersebut merupakan kebaya model kutu baru yang dipasangkan dengan kain wiron. Kain wiron merupakan kain batik yang salah satu ujungnya dilipat-lipat seperti kipas. Koleksi itu akan dipasang di manekin, sehingga pengunjung dapat berfoto berlatar busana nasional tersebut.Â
Pelaksanaan HKN 2024 berdasarkan Kepres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional. Peringatan itu juga upaya sinergitas perempuan Indonesia dan Asia Tenggara dalam mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda melalui joint nomination ke UNESCO.
Tema Utama Hari Kebaya Nasional 2024
Penyelenggaraan HKN bertujuan memperkenalkan dan menggaungkan kembali kebaya sebagai bagian dan sejarah perjuangan para perempuan Indonesia, meningkatkan wujud cinta, bangga pada identitas bangsa dan Tanah Air, melestarikan warisan budaya dengan menjadikan kebaya sebagai salah satu wadah kreativitas tanpa menghilangkan nilai pakem dari kebaya, serta menjadikan kebaya sebagai busana wanita yang dipakai dalam berbagai acara.
Pelaksanaan HKN 2024 mengusung tema "Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya." Acara puncak digelar bekerja sama antara Kowani, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, komunitas kebaya, media massa, dan berbagai mitra.
Sementara itu, Tim Nasional Kebaya Indonesia menggelar Parade Kebaya Nusantara bertema "Parade Kebaya Nusantara Ekspresi Ceria Aku dan Ibu" pada Minggu, 21 Juli 2024, mulai pukul 06.30 WIB, di samping Mal FX Senayan, Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ketua Timnas Kebaya Indonesia Lana T. Koentjoro mengatakan bahwa Parade Kebaya Nusantara dilaksanakan serentak di delapan kota besar di Indonesia. "Kami dari Timnas Kebaya Nasional ingin mengadakan Parade Kebaya Nusantara yang juga diselenggarakan di 8 kota besar di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024.Â
Advertisement
Luncurkan Buku soal Kebaya
Perayaan perdana Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada Rabu, 24 Juli 2024, juga disambut sekelompok pegiat dan jurnalis yang berkolaborasi menulis buku Kebaya Kaya Gaya: Selaras Mengikuti Jaman. Buku setebal 200 halaman itu ditulis Atie Nitiasmoro, Indiah Marsaban, Rini Kusumawati, Tingka Adiati, dan Elvy Yusanti. Sebagai penggagas, Atie menyatakan buku kebaya tersebut sebagai wujud kegembiraan ditetapkannya Hari Kebaya Nasional oleh Presiden Jokowi melalui Keppres No 19 Tahun 2023.
Buku itu juga untuk mendokumentasikan kisah panjang perjuangan ratusan perempuan yang tergabung dalam berbagai komunitas mengampanyekan kebaya kembali menjadi pakaian sehari-hari perempuan Indonesia. "Ditetapkannya Hari Kebaya Nasional bermula dari harapan para pegiat kebaya yang tak kenal lelah mengampayekan kebaya menjadi pakaian sehari-hari perempuan Indonesia sekaligus jadi perekat persatuan nasional," ujar Atie dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 19 Juli 2024.
Atie yang juga anggota Timnas Pengajuan Hari Kebaya Nasional mengungkapkan, gerakan berkebaya yang digaungkan lebih dari 10 tahun ini, tidak hanya mengingatkan untuk melestarikan budaya bangsa tapi juga sekaligus memberi multiplier effect bagi perekonomian Indonesia.
"Permintaan akan kebaya meningkat pesat pada desainer dan UMKM yang sebagian besar pelakunya adalah perempuan," katanya. Selain itu, pelengkap kebaya, seperti batik, tenun, dan aksesori, juga turut terdongkrak penjualannya.
Tetap Berakar pada Pakem
Sementara itu, desainer kebaya Lenny Agustin dengan mantap menyatakan tidak perlu meredefinisi kebaya. Kebaya punya pakem, dan itulah akar yang dipegangnya saat merancang kebaya.
"Mulai 90an, kebaya terdeviasi dengan kata-kata sakti 'kebaya modern'. Maka, melegalkan segala perubahan yang cukup besar pada konstruksi pola kebaya sebelum era kemerdekaan. Indikasinya dari kuatnya pemakaian bahan tulle yang melekat di badan, ditempeli bahan french lace sehingga pengembangan selanjutnya, hal tersebut dipahami oleh generasi muda sebagai ciri-ciri utama kebaya," ujarnya secara tertulis kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 19 Juli 2024.
"Padahal, bahan kebaya bukanlah ciri utama. Ciri utama tetap pada konstruksi pola kebaya," ia menegaskan.
Kegelisahannya akan 'melencengnya kebaya modern' dan minimnya akan pemahaman generasi muda atau pola kebaya klasik mendorongnya menciptakan komunitas bernama Funky Kebaya. Itu menjadi salah satu wadahnya untuk kembali memperkenalkan 'akar kebaya'.
Meski berpegang pada pakem, bukan berarti ia menolak pengembangan. Menurut Lenny, kebaya boleh dikembangkan dari sisi pemakaian bahan, detail, padu padan, dan sedikit perubahan konstruksi panjang pendeknya kebaya dan lengan.
Advertisement