Sukses

Ada Nama Pangeran Philip di Dokumen Rahasia FBI tentang Skandal Seks Profumo

J Edgar Hoover secara sensasional menyatakan Pangeran Philip mungkin "terlibat" dengan dua perempuan yang jadi inti skandal seks Profumo.

Liputan6.com, Jakarta - J Edgar Hoover secara sensasional menyatakan Pangeran Philip mungkin "terlibat" dengan dua perempuan yang jadi inti skandal seks Profumo. Hoover, yang saat itu menjabat sebagai kepala FBI, mengirimkan telegram ke kedutaan AS di London yang mengklaim ia telah diberitahu bahwa Pangeran memiliki hubungan dengan Christine Keeler dan Mandy Rice-Davies.

Melansir Telegraph, Rabu, 24 Juli 2024, pesan tersebut, yang dikirim lebih dari 60 tahun lalu dan sejak itu disimpan di arsip Departemen Kehakiman AS, bisa dilihat setelah adanya permintaan Kebebasan Informasi. Isinya adalah klaim yang dibuat Thomas Corbally, seorang pengusaha Amerika yang bekerja di sektor spionase industri dan berteman dengan Stephen Ward, pemecah masalah di jantung skandal tersebut.

Ward, yang merupakan ahli osteopati, telah memperkenalkan Keeler, seorang model berusia 19 tahun, pada John Profumo, sekretaris negara bagian perang. Profumo kemudian terpaksa mengundurkan diri karena perselingkuhan itu, dan skandal tersebut mengancam akan menjatuhkan pemerintahan Harold Macmillan.

Dalam pesan tersebut, yang diperoleh Mail on Sunday, Hoover menulis, "Corally juga menyatakan ada rumor bahwa Pangeran Philip mungkin terlibat dengan kedua gadis ini." Pesan yang dikirimkan Hoover pada 20 Juni 1963 ini telah memicu spekulasi dipicu The Crown, serial Netflix kontroversial yang merinci pemerintahan Ratu Elizabeth II.

Di tayangan tersebut, Anthony Blunt, yang kemudian diketahui sebagai mata-mata Soviet, memperingatkan Duke of Edinburgh bahwa ia akan membeberkan hubungannya dengan Ward. Ini merupakan  tanggapan atas ancaman Duke untuk mengungkap pengkhianatan Blunt.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Salah Satu Orang Paling Berkuasa di AS

Serial ini dianggap dibuat-buat, namun terbukti sangat populer. Dugaan bahwa Hoover bahkan menghubungkan Pangeran Philip dengan Keeler dan Rice-Davies, "menimbulkan ketidaknyamanan di kedua sisi Atlantik," menurut Telegraph.

Selama beberapa dekade, Hoover adalah salah satu orang paling berkuasa di AS, menjalankan FBI dan pendahulunya selama hampir 50 tahun hingga ia meninggal pada 1972. Ia melakukan kampanye melawan tersangka subversif dan radikal.

Setelah kematiannya, Hoover dituduh menyalahgunakan kekuasaan, mengumpulkan bukti-bukti yang memberatkan tokoh-tokoh berpengaruh melalui pengawasan ilegal dan penyadapan telepon. Kemungkinan Pangeran Philip, yang meninggal di usia 99 tahun pada 2021,secara tidak langsung terjebak di salah satu operasi Hoover.

Sebelumnya dilaporkan bahwa ia adalah kenalan Ward, di tengah klaim mereka berdua adalah anggota klub London. Blunt, yang merupakan Surveyor Lukisan Ratu, diklaim terlibat dalam pembelian setiap sketsa amatir anggota keluarga Kerajaan Inggris buatan Ward.

Ward ditangkap dan didakwa hidup dari pendapatan prostitusi. Ia meminum pil tidur secara overdosis selama persidangannya, divonis bersalah secara in absentia, dan meninggal sebelum dijatuhi hukuman.

3 dari 4 halaman

Kasus Lainnya dari Anggota Keluarga Kerajaan Inggris

Keeler, yang diperkenalkan ke Profumo oleh Ward di sebuah pesta di perkebunan Cliveden pada 1961, juga berselingkuh dengan Yevgeny Ivanov, mata-mata Soviet dan atase angkatan laut di kedutaan Soviet di London. Karier Profumo tidak dapat bertahan dari pengungkapan luar biasa yang melanda pemerintahan konservatif saat itu.

Masih dari anggota keluarga Kerajaan Inggris, kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Pangeran Andrew sebelumnya telah berada di tengah lampu sorot atensi publik. Pasalnya, Deadline melaporkan, film berjudul Scoop tentang hubungan Pangeran Andrew dengan terpidana pedofil Jeffrey Epstein sedang dalam proses pengerjaan, melansir Vanity Fair, 19 Juli 2022.

Scoop akan menceritakan wawancara Newsnight BBC tahun 2019 yang eksplosif antara Pangeran Andrew dengan Emily Maitlis. Jalan ceritanya akan didasari buku Scoops: Behind the Scenes of the BBC's Most Shocking Interviews karya mantan produser Newsnight, Sam McAlister.

Peter Moffat, penulis skenario terkenal di balik Your Honor, dilaporkan sedang menulis skenario untuk Scoop, mengutip Fox News. Hugh Grant disebut sebagai salah satu nama yang diprediksi akan memerankan karakter Duke of York. Namun, aktor Inggris itu membantah dirinya sedang dalam pembicaraan untuk memerankan Andrew.

4 dari 4 halaman

Pangeran Andrew Dicemooh

Pangeran Andrew sebelumnya mengungkap bahwa ia bertanya pada ibunya, Ratu Elizabeth II, apakah ia bisa "mundur" dari tugas publiknya. Banyak media dengan cepat mencemooh Andrew karena tidak hanya membela persahabatannya dengan Epstein, tapi juga gagal menunjukkan empati pada korban pelaku pelecehan seksual.

Virginia Roberts, sekarang Virginia Giuffre, mengatakan Epstein memaksanya berhubungan seks dengan Andrew pada 2001 ketika ia berusia 17 tahun. Ia mengklaim Epstein menerbangkannya ke seluruh dunia dengan pesawat pribadi untuk berhubungan seks dengan "pria berpengaruh," dan bahwa ia melakukan hubungan seksual dengan Andrew di London, New York, dan Kepulauan Virgin AS.

"Itu tidak terjadi. Saya benar-benar dapat memberi tahu Anda bahwa itu tidak pernah terjadi. Saya tidak ingat pernah bertemu wanita ini, tidak sama sekali," kata Duke of York dalam wawancaranya.

Saat itu, Giuffre menantang Kerajaan Inggris untuk berbicara, mengatakan pada wartawan di New York "ia tahu persis apa yang ia lakukan." "Jawabannya tidak ada (kejadian yang dituduhkan)," kata Andrew pada BBC.

"Saya tinggal bersamanya (Epstein) dan itu (sesuatu) yang saya sesali setiap hari karena bukan sesuatu yang (seharusnya dilakuka) anggota keluarga kerajaan dan kami mencoba dan menegakkan standar dan praktik tertinggi dan saya mengecewakan mereka, sesederhana itu," kata putra kedua Ratu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.