Sukses

Model Asal Hong Kong Dibunuh di Bangkok, Pasangannya Jadi Tersangka

Kepada polisi, pasangan model asal Hong Kong berpaspor Swiss itu bunuh diri di apartemennya di Bangkok, Thailand.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang model Hong Kong diduga dibunuh oleh pasangannya di Thailand. Gwendoline Cretton, perempuan berusia 24 tahun pemegang paspor Swiss, dibunuh di kediamannya di sebuah apartemen yang berlokasi di Distrik Prawet, Bangkok, pada Kamis malam, 18 Juli 2024.

Mengutip Bangkok Post, Rabu (24/7/2024), ia dilaporkan ditusuk sembilan kali hingga tewas. Tiga pria, yakni pasangan Gwen yang bermarga Wai dan dua tetanggaranya, mencoba menolong lelaki itu yang berteriak meminta tolong dengan membawa tubuhnya ke mobil.

Media lokal melaporkan pria itu mencoba membawa Gwendoline ke rumah sakit. Kepada polisi, ia mengklaim pasangannya berusaha bunuh diri. Namun, polisi mencurigai aksi pria itu semata untuk menutupi pembunuhan.

Agensi model CalCarries International Management sebelumnya mengatakan kepada South China Morning Post bahwa perempuan yang tewas ciri-cirinya mirip dengan model mereka yang kontraknya berakhir pada tahun ini. Perusahaan itu mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak bisa mengontak sang model untuk mengonfirmasinya mengingat ia tak lagi bekerja untuk mereka.

CalCarries International menaungi banyak model terkenal, termasuk Gaile Lok, Danielle Graham, dan Kathy Chow Man-kei. Pemotretan terbaru Cretton dengan agensi tersebut adalah iklan untuk merek fesyen Italia. Fotonya diunggah di halaman media sosial pada akhir Januari.

Unggahan media sosial juga menunjukkan bahwa Cretton secara aktif bekerja dengan berbagai penata rias untuk pemotretan. Beberapa foto modelingnya berasal dari 2018.

 

2 dari 4 halaman

Menambah Panjang Daftar Kasus Pembunuhan Warga Asing di Bangkok

Cretton juga memiliki saluran YouTube, yang konon digunakan untuk mengunggah video modelingnya. Namun, saluran tersebut tidak memiliki konten apa pun, menurut pemeriksaan SCMP pada hari ini. Saluran tersebut juga menampilkan nama lain Cretton, 'Gwen Sun'.

Profil dan fotonya juga terlihat di East West Models, sebuah agensi yang berbasis di Frankfurt, Jerman. SCMP telah menghubungi kedutaan Swiss di Bangkok dan konsulat di Hong Kong untuk memberikan komentar. Departemen Imigrasi Hong Kong menyatakan belum menerima permintaan bantuan apa pun terkait kasus ini.

Pembunuhan itu menambah panjang daftar kasus kriminal yang terjadi di Bangkok, Thailand. Beberapa hari sebelumnya, enam turis Vietnam ditemukan tewas di hotel bintang lima di Bangkok, Thailand. Mengutip The Thaiger, Rabu, 17 Juli 2024, para korban diduga meminum teh dan kopi yang dicampur racun sebelum meninggal.

Kematian keenam warga asing itu dilaporkan pertama kali kepada Biro Polisi Metropolitan Bangkok pada Selasa, 16 Juli 2024, sekitar pukul 19.30, waktu setempat. Mereka dilaporkan sudah tak bernyawa di dalam kamar yang sama di lantai 6 hotel mewah dekat perempatan Ratchaprasong. Sejumlah kantor berita menyebutkan hotel dimaksud adalah Grand Hyatt Erawan.

3 dari 4 halaman

Temuan Racun Sianida

Komandan Divisi Investigasi Biro Kepolisian Metropolitan, Teeradate Thammasutee, tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 20.30, Selasa malam. Ia menyatakan semua korban meninggal adalah warga negara Vietnam, dengan dua di antaranya juga memegang paspor Amerika.

Mereka diidentifikasi Sherine Chong (56), Hung Dang Van (55), Thi Nguyen Phuong Lan (47), Hong Pham Thanh (49), Dinh Tran Phu (37), dan Thi Nguyen Phuong (46). Jasad para korban selanjutnya akan dibawa ke RS Umum Polri untuk diautopsi secara menyeluruh.

Selang sehari, polisi Thailand mengaku menemukan racun di gelas dalam kamar tempat jasad para korban ditemukan. "Kami menemukan sianida di dalam cangkir teh, keenam cangkir kami menemukan sianida," Trirong Phiwpan, komandan kantor bukti polisi Thailand, mengatakan pada konferensi pers, menurut Reuters.

Dalam koper mereka yang digeledah, polisi tidak menemukan barang ilegal apa pun, tetapi menemukan dokumen litigasi pertanahan yang berasal dari 2022 di antara barang-barang Chong. Polisi meyakini motifnya adalah ketidakmampuan membayar kembali uang investasi.

4 dari 4 halaman

TikToker China Dibunuh di Thailand

Sebelumnya, seorang TikToker China bernama Yan Ruimin menghilang selama dua pekan sebelum potongan tubuhnya ditemukan polisi. Yan Ruimin melakukan perjalanan ke Thailand dari Malaysia pada 26 Juni 2024. Ia sempat menelepon temannya, Cai Boxuan, dan mengabari rencananya untuk pergi ke Phuket pada 2 Juli 2024. Setelah itu, ia tidak dapat dihubungi sehingga Cai mengajukan laporan orang hilang di Kantor Polisi Bang Rak di Bangkok, Jumat, 12 Juli 2024, lapor National Thailand.

Polisi Thailand lalu melancarkan penyelidikan untuk mencari Yan. Sehari setelah laporan diterima, tim pencari menemukan mayat yang membusuk dan terpotong-potong di daerah sepi dekat kawasan perumahan di Bang Phra, Chachoengsao, yang berjarak 50 km sebelah timur Bangkok.

Tes DNA sedang dilakukan untuk memastikan identitas jenazah dan hasil otopsi diperkirakan akan keluar dalam waktu seminggu. Tapi,  jejak operasi plastik di tubuhnya tampaknya cocok dengan catatan operasi Yan, menurut Bangkok Post.

Terkait kasus pembunuhan itu, polisi menetapkan Ma Qingyan yang tiba di Thailand dari Singapura pada 30 Juni 2024 sebagai tersangka. Pria asal China itu diyakini bertemu Yan pada 1 Juli 2024, hari yang sama ketika dia kemungkinan besar dibunuh, di Bangkok.

Â