Sukses

Pangeran Harry Ungkap Penyebab Utama Keretakan Hubungannya dengan Keluarga Kerajaan Inggris

Ini diungkap Pangeran Harry saat pertama kali berbicara kali tentang tuntutan hukumnya melawan tabloid-tabloid Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan Pangeran Harry melawan tabloid-tabloid Inggris menghasilkan "kemenangan monumental" di pengadilan, katanya dalam sebuah wawancara TV yang ditayangkan Kamis, 25 Juli 2024. Tapi, itu sayangnya adalah "bagian utama" penyebab keretakan pahit antara dirinya dan anggota keluarga Kerajaan Inggris lain.

Melansir NY Times, Jumat, 26 Juli 2024, ini merupakan kali pertama suami Meghan Markle itu membahas kemenangan tuntutan ganti rugi miliaran rupiah dari Mirror Group Newspapers. Duke of Sussex menuduh grup publikasi itu "menyerang privasinya dengan keliru."

Bangsawan berusia 39 tahun tahun ini mengatakan bahwa ia mendapat keadilan berkat putusan hakim, bahkan jika "harga yang harus dibayar" adalah hubungan dengan keluarganya. "Saya telah menegaskan dengan sangat jelas bahwa ini adalah sesuatu yang perlu dilakukan," kata Harry dalam kutipan yang dirilis ITV News dari dokumenter berdurasi satu jam tentang skandal penyadapan telepon.

Ia menambahkan, "Namun alangkah baiknya jika kami, Anda tahu, melakukannya sebagai sebuah keluarga."

Putra bungsu Raja Charles III ini tidak menjelaskan secara pasti bagaimana pertempuran hukumnya telah semakin merusak hubungan dengan ayahnya atau kakaknya, Pangeran William. Dalam memoarnya, Spare, ia menghubungkan keretakan tersebut dengan berbagai penyebab, termasuk perlakuan keluarganya terhadap istrinya.

Namun, tekad Harry menggugat tabloid tersebut menempatkan keluarga Kerajaan Inggris dalam posisi yang sulit. Dalam gugatannya terhadap News Group Newspapers milik Rupert Murdoch, Harry mengungkap, Pangeran William telah "membereskan" masalah penerbit tersebut yang meretas ponselnya.

2 dari 4 halaman

Dibayar Harry dengan Harga Mahal

Penyelesaian itu, kata Harry, muncul dari sebuah "perjanjian rahasia." Keluarga kerajaan disebut menunda tuntutan hukum terhadap penerbit untuk menghindari keharusan bersaksi tentang rincian memalukan dari pesan suara mereka yang disadap.

Ketika ditanya pewawancara ITV, Rebecca Barry, apakah keputusannya melanjutkan litigasi berkontribusi pada keretakan hubungan, ia mengatakan bahwa itu adalah "bagian utama" dari masalah tersebut. Duke menambahkan, "Itu pertanyaan yang sulit dijawab karena apapun yang saya katakan tentang keluarga saya, (itu) akan menghasilkan banyak cercaan dari pers."

"Saya percaya bahwa, sekali lagi, dari sudut pandang layanan dan ketika Anda berada dalam peran publik, ini adalah hal-hal yang seharusnya kita lakukan untuk kebaikan lebih besar," kata Harry. "Tapi, Anda tahu, saya melakukan ini karena alasan saya sendiri."

Ketika Barry bertanya seputar keputusan keluarganya menangani perselisihan dengan tabloid secara pribadi, Harry tidak meragukan keputusannya, bahkan ketika ada "harga" dari pendekatannya yang lebih terbuka. "Bagi saya, misi ini terus berlanjut. Itu menyebabkan, seperti yang Anda katakan, sebagian dari keretakan (hubungan dengan Kerajaan Inggris)."

3 dari 4 halaman

Bahas Putri Diana

Harry juga menanggapi klaim bahwa ibunya, Diana, telah jadi paranoid karena gangguan pers tabloid yang tidak henti-hentinya. Diana meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Paris pada 1997 setelah dikejar dengan kecepatan tinggi oleh para fotografer.

"Sampai saat ini," kata Harry, "Pers tabloid sangat senang menggambarkannya sebagai orang yang paranoid. Tapi, ia tidak paranoid, ia sepenuhnya benar tentang apa yang terjadi padanya, dan ia tidak ada saat ini untuk menjelaskan kebenarannya."

Pada 2021, setelah BBC mengeluarkan permintaan maaf atas wawancara sensasional tahun 1995 dengan Diana yang telah diatur dengan "ketentuan menipu," William menuduh karyawan BBC membuat "klaim yang mengerikan dan salah tentang keluarga kerajaan, yang mempermainkan ketakutannya dan memicu paranoid."

Lebih dari dua dekade setelah pengungkapan mengejutkan bahwa tabloid secara rutin meretas ponsel selebritas dan tokoh masyarakat lain, Harry telah jadi salah satu orang terakhir yang masih melawan penerbit di pengadilan. Ia dan penggugat lain baru-baru ini kalah dalam upaya menyeret Murdoch ke dalam gugatan peretasan terhadap perusahaannya, News Group Newspapers.

4 dari 4 halaman

Pangeran Harry Terima Ganti Rugi

Hakim Timothy Fancourt mengamati bahwa ia memahami penggugat ingin "menembak sasaran 'utama,'" tapi menyimpulkan bahwa Murdoch tidak relevan dengan klaim mereka. Namun, hakim mencatat bahwa persidangan telah mendengar tuduhan tentang upaya menutup-nutupi oleh "orang kepercayaan" Murdoch, termasuk putranya James; Rebekah Brooks, kepala eksekutif News U.K.; dan Will Lewis, mantan eksekutif News yang sekarang jadi penerbit Washington Post.

Sebagai catatan, ketiganya membantah tuduhan tersebut. Dalam kasus terhadap Mirror Group Newspapers, Hakim Fancourt memutuskan bahwa Harry telah jadi korban "peretasan yang meluas dan berulang" oleh perusahaan tersebut dan memberinya ganti rugi sebesar 140.600 pound sterling (hampir Rp3 miliar).

Dalam penyelesaian selanjutnya atas sisa klaimnya, Harry memenangkan sedikitnya 400 ribu pound sterling (sekitar Rp8,4 miliar) sebagai ganti rugi tambahan. Kasus tersebut menampilkan kesaksian dramatis dari Harry, yang mengatakan pada pengadilan bahwa para editor dan jurnalis "berlumuran darah" karena upaya mereka mencari berita tentang dia dan keluarganya.