Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video TikTok kreator konten asing yang sedang melancong ke Malaysia telah menuai kemarahan warganet. Gelombang protes ini menghantam setelah mereka menunjukkan diri berdiri di pinggir jalan sambil mencoba menumpang kendaraan ke tujuan berikutnya.
Warganet Malaysia mengkritik wisatawan mancanegara itu karena "tidak merencanakan perjalanan dengan baik dan mengandalkan menumpang kendaraan warga lokal (warlok) untuk bepergian." Di klip yang dibagikan pada Senin 22 Juli 2024. terlihat satu dari dua kreator konten perjalanan berdiri di pinggir jalan di lokasi yang tidak disebutkan.
Baca Juga
Itu diyakini berada di Perak, karena si turis asing memegang tanda bertuliskan, "Gerik," sebuah kota di wilayah tersebut. Berdasarkan percakapan keduanya, yang dirangkum World of Buzz, Sabtu, 27 Juli 2024, mereka menuju ke Gerik, yang berjarak sekitar 55 km dari tempat mereka berada.
Advertisement
Orang yang memegang tanda itu kemudian berkata bahwa menumpang kendaraan mudah. Kamera kemudian menyorot jalan dan awan berkumpul di atas mereka, menandakan hujan akan segera turun.
Orang yang merekam kemudian mengatakan bahwa mereka tidak punya tempat menginap di lokasi mereka berada, meski mereka mungkin punya satu pilihan akomodasi yang agak mahal. Menit-menit berlalu, tidak ada kendaraan yang berhenti untuk memberi mereka tumpangan.
Namun dalam video lanjutan, kedua turis asing itu akhirnya mendapat tumpangan ke Gerik. Tidak butuh lama bagi konten ini mengundang komentar warganet Negeri Jiran.
Jawab Sejumlah Kritik Warganet
Seorang pengguna TikTok memberi tahu dua turis asing itu untuk tidak bepergian jika tidak punya uang. Namun mereka menjawab, "Bro, pergilah dan lakukan sesuatu yang menyenangkan. Hidup tidak selalu tentang uang."
Sementara itu, komentator lain mengatakan bahwa mereka menghadapi masalah ini karena bepergian tanpa uang, sementara kreator konten mengatakan bahwa mereka tidak masalah menumpang kendaraan. Pengguna lain mengatakan bahwa ini adalah trik orang asing untuk menghemat uang karena orang Malaysia terlalu baik dan akan selalu membantu.
Komentar lain menyarankan orang asing tersebut untuk menggunakan transportasi umum di Malaysia, dan mereka hanya menjawab bahwa menggunakan transportasi umum itu "membosankan." Pun turis asing tidak menumpang, sebenarnya tidak ada jaminan juga mereka tidak berulah.
Di Indonesia, misalnya, kelakuan tidak terpuji Warga Negara Asing (WNA) di Bali terus jadi sorotan online. Bulan lalu, dua turis asing diduga bertanggung jawab atas kerusakan properti di sebuah hotel mewah di Pulau Dewata.
Â
Advertisement
Ulah Meresahkan WNA
Di video yang dibagikan akun Instagram @hallo.denpasar, 17 Juni 2024, seorang pria asing terlihat berusaha menyelupkan kepalanya ke dalam wadah hiasan berisi air dan kelopak bunga. "Oke celupkan wajahmu ke dalamnya," sebut perekam yang diduga seorang perempuan.
Tekanan tangan WNA itu membuat wadah tidak seimbang, sehingga isinya tumpah berantakan di lantai. "Oh," sahut pengambil gambar tersebut, sementara si pria asing mundur menjauh. Akun Instagram itu menduga insiden itu terjadi di The Apurva Kempinski Bali.
"Apakah bule di Bali sudah separah ini???! Setiap hari melihat berita online tentang bule di Bali selalu hal yg jeleknya aja," tulis seorang pengguna. "5 star hotel … 0 star tourist," sindir yang lain.
Ada pula yang berkomentar sarkas, "😂😂😂.... gpp..... bule is the king." "Bule is a king. Padahal belum tentu punya duit," sahut pengguna berbeda. "Gak apa-apa selama dollar mau sentuh 17 ribu 😂," timpal seorang warganet.
Tidak sedikit pula yang mengimbau adanya ganti rugi yang tegas, supaya hal serupa tidak terjadi di masa depan. "Disangka orang Bali baik-baik kali ya makanya mereka bisa seenaknya," menurut orang pengguna Instagram. "Gak habis pikir banget liat kelakuannya. Kayak ... kok kepikiran gitu sih?"
Masalah di Sektor Pariwisata
Pariwisata, dengan satu atau cara lainnya, sebenarnya tidak selalu berdampak positif. Langkah-langkah menahan jumlah turis yang malah membawa lebih banyak efek negatif terus dilakukan di sejumlah destinasi di dunia.
Awal bulan ini, misalnya, destinasi populer di Seoul, Korea Selatan, Bukchon Hanok Village, akan memberlakukan jam malam bagi turis mulai Maret 2025. Aturan ini dirilis seiring upaya kompleks hanok, sebutan rumah tradisional lokal, berjuang melawan arus wisatawan berlebihan yang telah menyebabkan lebih banyak sampah dan suara berisik.
Melansir Korea Joongang Daily, 4 Juli 2024, Kantor Distrik Jongno mendaftarkan desa seluas 1,128 juta meter persegi itu sebagai "daerah yang dikontrol secara khusus" di bawah Undang-Undang Promosi Pariwisata Korea Selatan pada Senin, 1 Juli 2024. Ini berarti termasuk wilayah Samcheong-dong dan Gahoe-dong.
Distrik Jongno juga berupaya membatasi bus umum di dalam Desa Bukchon Hanok. Pada Januari 2026, pihaknya berencana menghilangkan halte bus di sepanjang 1,5 kilometer bentangan Bukchon-ro, mulai dari Stasiun Anguk hingga pintu masuk Taman Samcheong. Uji coba dijadwalkan pada Juli tahun depan.
Advertisement