Sukses

Bantal di Kereta Cepat Whoosh Diambil Penumpang, Kemenparekraf Sebut Itu Perbuatan Tidak Terpuji

Sandiaga Salahuddin Uno mempertanyakan apakah pelaku punya kecenderungan kleptomania atas hilangnya enam buah bantal kursi kereta cepat Whoosh.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat sampai Juli 2024, sudah ada enam kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta cepat Whoosh. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyayangkan perilaku penumpang kereta cepat Whoosh yang tidak menjaga fasilitas di transportasi itu.

"Sangat menyedihkan, ini soal perilaku," ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam jumpa pers mingguan The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 29 Juli 2024.

Nia menilai, penumpang yang sengaja melepas bantal dari sandaran kursi Whoosh itu berlaku tidak terpuji. Pihaknya menyerukan kepada seluruh masyarakat agar senantiasa menjaga fasilitas umum demi kenyamanan bersama.

Senada dengan Nia, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno turut menyayangkan kejadian yang menyebabkan hilangnya enam buah bantal kursi kereta Whoosh. "Sepakat banget. Ini nggak tahu apa karena klepto atau tindakan kriminal apa bukan, yang jelas kita sangat sesalkan ini terjadi. Bantalnya itu menempel di bangkunya, itu kan perlu effort buat mengambilnya," ujar Sandiaga Uno.

PT KCIC mengaku telah mengantongi data pelaku lewat 44 CCTV di kereta, menyusul enam kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta cepat Whoosh. Pihak KCIC menyayangkan perilaku penumpang yang tidak menjaga fasilitas bantal pada sandaran kursi kereta kelas premium ekonomi di rangkaian kereta cepat Whoosh yang resmi beroperasi pada 17 Oktober 2023.

2 dari 4 halaman

Penelusuran CCTV Kereta Whoosh

Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengimbau seluruh penumpang agar tidak melepas atau mengambil bantal pada sandaran kursi kereta. "Sampai dengan Juli 2024, sudah terjadi enam kejadian hilangnya bantal dari kursi kereta Whoosh. Keseluruhan kasus tersebut dapat ditelusuri melalui 44 CCTV yang tersedia pada setiap rangkaian kereta," kata Eva, di Jakarta, Sabtu, 27 Juli 2024, dikutip dari Antara.

Pada kejadian terakhir di Juli 2024, saat Whoosh nomor G1247 rute Halim-Tegalluar keberangkatan 11 Juli 2024 berhenti di stasiun akhir, petugas pelayanan di atas kereta memeriksa kebersihan dan barang yang tertinggal. Didapati satu buah kursi premium Economy di kereta nomor 6 tidak dilengkapi bantal kepala.

KCIC langsung menindaklanjuti dengan memeriksa CCTV dan penelusuran data penumpang. Saat ini, data penumpang sudah didapatkan dan akan ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku.

"Tindakan melepas atau mengambil bantal pada kursi kereta berakibat pada rusaknya fasilitas serta berkurangnya kenyamanan penumpang yang dapat membuat penumpang lain tidak bisa menikmati fasilitas ini," terang Eva.

"Jika bantal pada kursi kereta hilang maka KCIC perlu melakukan pengadaan dan penggantian bantal yang hilang sehingga terjadi pengeluaran biaya operasional tambahan bagi KCIC, yang seharusnya bisa digunakan untuk peningkatan layanan lainnya," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Merugikan Perusahaan dan Penumpang Lainnya

Bantal kereta Whoosh didesain dengan spesifikasi khusus yang memiliki teknologi tinggi. Bantal serta kursi penumpang memliki bahan yang tahan api sehingga dalam keadaan darurat, berbagai potensi bahaya dapat diminimalisir. Meskipun kecil, kejadian ini cukup merugikan perusahaan dan penumpang lainnya.

Saat ini seluruh area Stasiun, rangkaian kereta dan jalur trase telah dilengkapi CCTV. Total terdapat 1.390 CCTV yang terpasang dalam kondisi baik serta terpantau secara khusus.

"Adapun imbauan untuk menjaga fasilitas juga selalu diperdengarkan kepada penumpang saat perjalanan dilakukan. KCIC juga akan terus melakukan edukasi kepada penumpang untuk senantiasa menjaga dan merawat kereta api cepat pertama di Asia Tenggara ini," kata Eva.

KCIC mengajak seluruh penumpang untuk bersama-sama menjaga fasilitas yang disediakan demi kenyamanan bersama serta mewujudkan perjalanan yang aman, nyaman, dan menyenangkan dengan menjaga fasilitas umum yang ada.

"Kasus pengambilan bantal di kereta Whoosh sangat memprihatinkan untuk transportasi umum, fasilitas ini disediakan untuk kenyamanan seluruh penumpang dan KCIC berharap seluruh penumpang dapat menjaga dan menghargai fasilitas yang ada," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Masinis Indonesia Mengoperasikan Kereta Whoosh

Di sisi lain, masinis asal Indonesia akhirnya bisa mengemudikan Kereta Cepat Whoosh dengan kecepatan maksimal 350 km/jam. Ini jadi bukti transfer teknologi berjalan antara China dan Indonesia.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat, sebelumnya masinis asal Indonesia hanya mendampingi pengemudi Whoosh. Kini, mereka sepenuhnya mengoperasikan kereta cepat Whoosh pada kondisi perjalanan tanpa penumpang dan dengan pendampingan dari para pengajar.

Eva mengatakan, hal itu merupakan tonggak penting yang menandai kesiapan Indonesia dalam mengelola dan mengoperasikan teknologi kereta cepat secara mandiri.

"Momen ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan SDM Indonesia di bidang perkeretaapian. Milestone ini merupakan bukti berjalannya proses alih pengetahuan dari tenaga profesional tiongkok kepada para SDM Indonesia berjalan dengan baik dan lancar," ujarnya, Senin, 29 Juli 2024, mengutip kanal Bisnis Liputan6.com.

Selain pencapaian para masinis Indonesia, kini 40 dari 78 petugas perawatan Whoosh juga telah mulai melakukan on job training tahap 3. Proses tahap 1 melakukan observasi dan tahap 2 membantu proses perawatan pada sarana Whoosh setiap harinya.

 

Video Terkini