Liputan6.com, Jakarta - Paris diperkirakan akan dilanda suhu 35 derajat Celcius dan kelembapan tinggi minggu ini saat kota tersebut jadi tuan rumah Olimpiade 2024. Badan meteorologi Prancis telah mengeluarkan "peringatan kuning" untuk gelombang panas dan badai untuk Selasa (30/7/2024) setelah cuaca panas dimulai pada Minggu, 28 Juli 2024.
Melansir Euro News, Selasa, ini adalah level kedua dari empat level, dengan suhu tinggi diperkirakan akan bertahan hingga Rabu malam, 31 Juli 2024. Meteo-France menyarankan orang-orang untuk "berhati-hati" saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.
Baca Juga
Dengan sebagian besar Olimpiade berlangsung di dalam atau di sekitar kota, suhu panas diminta "jadi perhatian" bagi para atlet yang bertanding di luar ruangan minggu ini. Selama beberapa hari ke depan,pertandingan voli pantai di Menara Eiffel, semifinal rugby sevens putri di Stade de France, dan kualifikasi gaya bebas BMX di Place de Concorde akan berlangsung.
Advertisement
Setelah banyak peserta menderita akibat cuaca panas pada Olimpiade terakhir di Tokyo, para atlet mendesak penyelenggara bersiap menghadapi cuaca ekstrem. Menanggapi itu, Meteo-France terus berkomunikasi dengan penyelenggara Olimpiade, memberi informasi terkini dan peringatan tentang kondisi cuaca.
Bersama Sante Publique France, badan cuaca itu telah meningkatkan peringatan suhu panas dan risiko kesehatan yang datang bersama cuaca tersebut. Disebutkan bahwa ada rencana darurat yang berlaku untuk beberapa cabang olahraga dan tempat, serta batasan khusus yang melarang pertandingan jika suhu mencapai ambang batas.
Bagaimana Persiapan Penyelenggara Olimpiade?
Perlombaan, seperti triatlon dan maraton, dimulai pagi-pagi sekali untuk menghindari waktu terpanas hari itu. Penyelenggara mengaku telah menilai risiko untuk setiap cabang olahraga dan mengatakan bahwa mereka membuat kalender acara dengan mempertimbangkan masalah-masalah khusus ini.
Namun, cuaca panas tidak hanya akan jadi masalah bagi para atlet. Sekitar 300 pancuran air tambahan telah dipasang di seluruh Paris sehingga para penonton dapat mengisi penuh botol air mereka dan terhindar dari dehidrasi. Area beratap juga tersedia bagi pengunjung untuk berteduh dari terik matahari.
Para atlet juga telah bersiap menghadapi cuaca panas, dengan beberapa kondisi, seperti suhu dan kelembapan yang dapat direproduksi selama latihan mereka. Kendati demikian, tim dari berbagai negara menyatakan kekhawatiran tentang Desa Olimpiade setelah terungkap bahwa akomodasi tersebut tidak dilengkapi AC.
Area tersebut dirancang untuk menggunakan sistem geothermal yang mendinginkan suhu dengan air yang diambil dari bawah tanah. Sistem ini menjaga suhu di dalam ruangan setidaknya enam derajat Celcius lebih rendah daripada di luar ruangan, serta diklaim jauh lebih ramah lingkungan daripada AC.
Advertisement
Kompensasi Penyelenggara Olimpiade 2024
Setelah mendapat reaksi keras dari tim sejumlah negara, penyelenggara mengumumkan bahwa mereka akan dapat memperoleh pendingin portabel di kamar mereka. Kompromi ini berarti tim juga dapat memesan unit pendingin udara portabel dengan biaya sendiri yang akan dipasang di kamar atlet mereka selama Olimpiade.
Desa Olimpiade memiliki total sekitar tujuh ribu kamar dan menampung sekitar 10 ribu atlet Olimpiade selama dua minggu ke depan. Pada awal Juli 2024, wakil direktur Desa Olimpiade Augustin Tran Van Chau mengatakan selama kunjungan media bahwa sekitar 2.500 unit pendingin udara telah dipesan.
Tim yang membawa pendingin udara mereka sendiri termasuk Jepang, yang telah memasang sistem pendinginan, kontrol kelembapan, dan pemurnian udara canggih, serta AS, Inggris Raya, Australia, Denmark, Kanada, Yunani, dan Italia. Masih harus dilihat bagaimana peringkat tim-tim ini di tabel medali.
Antisipasi ini bukan tanpa alasan. Olimpiade Tokyo tahun 2021 dikenal sebagai "yang terpanas sepanjang sejarah" dengan suhu mencapai di atas 34 derajat Celcius dan kelembapan yang terkadang mencapai hampir 70 persen. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi para atlet yang bertanding.
Paris Rentan terhadap Suhu Panas Ekstrem
Suhu di Olimpiade Tokyo dianggap fatal bagi manusia jika terpapar selama lebih dari enam jam. Ketika kelembapan mencapai 100 persen, keringat berhenti menguap yang berarti tubuh tidak dapat mendinginkan diri sendiri. Jika seseorang terpapar kondisi ini dalam jangka waktu lama, kondisi ini dapat mematikan.
Di Tokyo, pelari maraton terlihat muntah dan pingsan saat melewati garis finis, sementara pemain tenis Rusia Daniil Medvedev mengajukan pertanyaan tentang siapa yang akan bertanggung jawab jika ia meninggal karena cuaca panas. Yang lainnya harus dibawa keluar dari pertandingan dengan kursi roda.
Menurut sebuah studi dari British Medical Journal, sekitar 1 dari 100 atlet Olimpiade menderita penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas selama Olimpiade. Paris juga menghadapi cuaca panas yang ekstrem dengan dunia yang baru-baru ini mencatat hari terpanasnya setelah berbulan-bulan mengalami suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Para ahli mengatakan, kita sekarang berada di "wilayah yang benar-benar belum dipetakan" karena iklim terus menghangat. Paris disebut sangat rentan terhadap suhu tinggi dan memiliki risiko kematian terkait panas tertinggi di Eropa, menurut sebuah studi tahun 2023.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement