Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Kendeng di Banten, Kini Jadi Desa Wisata dan Salah Satu Tempat Tinggal Suku Badui

Di kawasan hutan Gunung Kendeng, terdapat sungai-sungai yang mengalir seperti Ciujung, Cisimeut, dan Ciberang. Gunung Kendeng juga merupakan salah satu wilayah yang dihuni oleh suku Badui.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Kendeng atau Pegunungan Kendeng merupakan sebuah gunung yang terletak di desa Citorek Timur, kecamatan Cibeber, kabupaten Lebak, Banten. Di kawasan hutan gunung tersebut, terdapat sungai-sungai yang mengalir seperti Ciujung, Cisimeut, dan Ciberang.

Ketinggian Gunung Kendeng tidak diketahui, tak ada situs yang menyertakannya. Tapi banyak yang menulis bahwa kawasan di gunung tersebut merupakan tempat ritual masyarakat sekitar.

Masih banyak hal mengenai Gunung Kendeng selain lokasinya. Berikut enam fakta menarik Gunung Kendeng yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (31/6/2024).

1. Tempat Tinggal Suku Badui

Mengutip dari laman Askara, salah seorang warga yang pernah ke Gunung Kendeng mengatakan bahwa gunung ini adalah salah satu wilayah yang dihuni oleh Suku Badui. Suku Badui yang disebut juga Urang Kanekes, merupakan kelompok masyarakat adat etnis Sunda. 

2. Dijadikan Desa Wisata

Menurut laman Jadesta, kawasan Gunung Kendeng akhirnya dijadikan desa wisata. Objek wisata Gunung Kendeng Terdapat di Desa Citorek Timur Kecamatan Cibeber yang menyuguhkan wisata bernuansa alam, pertanian, adat dan budaya dan agromina wisata Ikan Mas Si Nyonya.

Wisata Gunung Kendeng sangat strategis, lokasinya mulai dari kaki Gunung Kendeng sampai puncak Gunung Kendeng. Wisata Alam Gunung Kendeng juga di topang langsung oleh Kasepuhan Adat Citorek, sehingga sangat kental dengan adat dan budaya lokal yang masih dijaga dan dijadikan salah satu aturan dalam kehidupan bermasyarakat. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Asal-usul Nama Kendeng

Mengutip dari laman resmi Desa Wates, asal-usul dari nama Gunung Kendeng adalah karena dari kejauhan gunung ini terlihat "kemendeng". Arti kemendeng yaitu seperti tertutup kabut yang diakibatkan sekumpulan asap atau kabut yang menutupinya. 

4. Bisa Belajar Budaya dan Adat

Pengunung Gunung Kendeng dapat belajar adat dan budaya sekitar yang menarik diikuti seperti Festival Ngarengkong, Dogdog Lojor, Goong Gede, dan melihat Leuit Gede rumah penyimpanan pada tradisional.

Dan meski tempatnya terpencil, karena sudah jadi desa wisata terdapat fasilitas yang disiapkan untuk para pengunjung. Sudah ada area parkir, spot foto, camping ground, penginapan, toilet umum, jungle tracking, warung makan dan minum, dan musala. 

Biaya masuk ke Gunung Kendeng terbilang terjangkau, yaitu Rp10.000 per orang. Harga tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pengelola wisata. Gunung Kendeng jaraknya sekitar 116 kilometer dari Kota Serang, dapat ditempuh sekitar dua jam 54 menit. 

 

3 dari 4 halaman

5. Ada Makam Keramat

Di Gunung Kendeng ditempati beberapa makam salah satu makam yang dikeramatkan merupakan makam dari keturunan Keraton Yogyakarta dalam masa peperangan Pangeran Diponegoro yang bernama Yudhokusumo. Warsidi atau yang akrab disapa Mbah Jayus yang merupakan juru kunci generasi ke empat daru juru kunci makam Gunung kendeng.

Puluhan tahun Warisidi mengabdi membersihkan makam, menemani para peziarah berkunjung dan memimpin ritual-ritual yang diadakan pada saat hari tertentu. Salah satunya di hari Ba’da Mulud banyak warga berkunjung dengan niat berdoa supaya mendapatkan keberkahan atau membacakan yasin untuk para leluhur Makam Gunung Kendeng. Bila anda juga ingin berziarah menapaki tilas pejuang di jaman penjajahan anda bisa datang ke desa Wates.

Umur makam tersebut bisa dilihat keranda yang berbahan balok kayu dengan ukiran bermotif zaman dahulu. Sayang kini kayu tersebut ada beberapa yang sudah keropos.

Dalam lingkungan tersebut, tak hanya makam Yudhokusumo juga terdapat beberapa makam lainnya yang terletak di sebelah kiri jalan sebelum anda menapaki makam Yudhokusumo. Warga setempat menyebutnya dengan makam ki Demang dan keturunannya.

4 dari 4 halaman

6. Gunung Kendeng Lainnya di Jawa Tengah

Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, 23 Novemebr 2023, terdapat Gunung Kendeng lainnya di utara Jawa Tengah yang lebih dikenal dengan nama Pegunungan Kendeng. Pegunungan ini terbentang cukup panjang, yakni 250 km dan mencakup delapan kabupaten dan dua provinsi di Jawa.

Di Jawa Tengah, pegunungan ini mencakup wilayah Blora, Grobogan, Sragen, Semarang, dan Salatiga. Sementara di Jawa Timur, Pegunungan Kendeng mencakup Bojonegoro, Madiun, sampai Nganjuk.

Terbentuknya Pegunungan Kendeng dimulai pada jutaan tahun silam. Pegunungan karst yang terdiri atas batuan kapur ini terbentuk akibat pergeseran lempeng yang berlangsung jutaan kali.

Sebagian wilayah yang kini menjadi Gunung Kendeng kemungkinan adalah lautan. "Bisa jadi dulu lautan kalau bicara kajian situs purba prasejarah di Sangiran, kemudian di Bumiayu yang ada daerah di Jawa Tengah. Dulunya bagian dari lautan. Kemudian ada pergeseran lempeng terus mengalami perubahan," ungkap Arkeolog asal Semarang, Tri Subekso.

Dijelaskan bahwa wilayah Pegunungan Kendeng sudah dihuni manusia sebelum kerajaan Hindu-Budda di Jawa. Lebih tua lagi, sejak zaman prasejarah. "Masyarakat sejak lama sebelum Hindu-Buddha sebelum prasejarah sudah tinggal di Kendeng," kata Bekso. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini